Antalogi Rasa Review
Poster film Antalogi Rasa

Bertepatan dengan hari Valentine, dirilis film bergenre romantis berjudul Antalogi Rasa. Film buatan Rizal Mantovani ini telah lama menjadi buah bibir masyarakat, terutama para penggemar novel, karena film ini di adaptasi dari novel dengan judul sama karangan Ika Natassa. Pengangkatan novel ini ke film juga disambut antusias oleh para penggemarnya itu terbukti dengan trailernya yang sudah ditonton sebanyak hampir 1 juta kali dalam waktu kurang dari 1 bulan.

Antalogi Rasa bercerita mengenai persahabatan 4 orang karyawan kantor, yaitu Keara(Carissa Perusset), Harris(Herjunot Ali), Ruly(Refal Hady), dan Deanise(Atikah Suhaime). Mereka berempat telah menjalin persahabatan selama 5 tahun lamanya. Persahabatan mereka terasa sempurna karena mereka dapat menjadi teman yang saling mengerti satu sama lain. Disaat hubungan mereka semakin erat sebagai sahabat ternyata diam diam mereka saling mencintai satu sama lain. Hal tersebut menciptakan konflik batin diantara mereka lalu bagaimana persahabatan ini dapat melalui badai masalah tersebut?

Antalogi Rasa Review
Antalogi Rasa – Scene

Review Antalogi Rasa

Film romantis baru ditawarkan oleh Soraya Intercine Film. Pemilihan timing Perilisan yang tepat diambil soraya, bagaimana tidak ini bertepatan dengan hari valentine. Soraya juga menggandeng sutradara berpengalaman Rizal Mantovani untuk mengarap projek besarnya ini, yang merupakan langkah yang cerdas. Rizal Mantovani tentu akan memberikan pengalamannya di dunia film, untuk dapat mengambil hati penonton dengan film ini. Rizal Mantovani memang terkenal dalam memenangkan hati penonton dengan menghadirkan happy ending dibanyak filmnya.

Antalogi Rasa memiliki rasa yang berbeda dalam wujud film, itu yang saya rasakan ketika menonton ini. Dalam wujud film Antalogi Rasa diceritakan jauh lebih ceria dibandingkan di novel. Mulai dari Alur cerita yang berubah, Banyak karakter yang hilang, sampai ending yang berubah juga. Hal tersebut membuat saya pribadi kecewa sebagai pembaca novelnya.  Melihat Antalogi Rasa dalam wujud film menjadi pengalaman yang berbeda dengan novelnya. Di satu sisi hal – hal tadi membuat saya kecewa namun sebenarnya film ini cukup menarik, apabila dinilai sebagai film secara utuh. Menurut saya film ini cocok ditonton bagi kalian yang belum membaca novelnya, namun siap siap lah kecewa apabila kalian merupakan salah satu pembaca novelnya dan mengaharapkan imajinasi kalian ketika membaca novel dapat divisualisasikan seluruhnya.