rollerdrome

Review RollerDrome The Lazy Monday – Pernah gak sih kalian mainin game susah tapi ternyata nagih dan gak bisa lepas dari game itu?

Kalimat ini adalah hal yang gue tanyakan ke diri gue pribadi sewaktu memainkan game satu ini. Game yang fokusnya lebih ke freestyle layaknya Tony Hawk, tapi dicampur dengan game Matrix yang mengharuskan kalian menghindar dan menembak musuh.

Unik kan? Ini dia game Rollerdrome Garapan dari Roll7 dan publishernya Privatedivition, yang sebelumnya ngebuat game skate juga, tapi bukan Tony Hawk melainkan OliOli World, dan gue David dari The Lazy Monday, langsung aja kita ke review-nya.

rollerdrome

 

Awalnya, kita sebagai karakter utama yaitu Kara Hassan yang dimana si Kara ceritanya lagi ikut pertandingan dan ingin menjadi champions di RollerDrome. Mengambil timeline di 2030 dengan latar sebuah dome atau dunia yang terbilang cukup industrial dan semi futuristik.

Ceritanya menurut gue simpel banget dan emang gak ada cerita yang deep atau gimana sih, dikarenakan point dari game ini ya just having fun. Having fun buat freestyle, having fun buat ngehindari peluru ala Matrix, dan having fun ngebunuh musuh dengan playstyle kalian sendiri.

Hadir dengan Visual Unik, Tapi Minim Kustomisasi

Berhubung developernya cukup sama dengan OliOli World, gue ngerasa dari tone warna dari RollerDrome mirip2 dengan OliOli, hanya aja emang Rollerdrome dibuat jauh lebih realistis dari desain karakter, sound design, dan juga map-nya.

Di awal kalian akan menjalani mode Campaign, dimana kalian akan diceritakan sedikit tentang Kara Hassan, dari siapa itu dia dan backstory-nya gimana, bahkan kalian di section tertentu bakal bisa nemuin backstory dari kompetitor kalian di loker sebuah stadium pertandingan.

rollerdrome
Art style RollerDrome yang menarik

Selain konsep yang unik, art style di game ini juga bisa dibilang menarik,  di mana RollerDrome memanfaatkan cel shading dengan warna yang soft, sehingga gak menusuk di mata.

Desain karakter yang dihadirkan menurut gue udah oke lah yah. Tapi berhubung gue yang review game ini dan gue lebih suka customize karakter, gue sih gak mendapatkan pilihan untuk kustomisasi, baik dari karakter maupun senjata. Jadi, bisa dibilang ini adalah salah satu kekurangan dari game ini.

Tawarkan Gameplay Fast-Paced yang Butuh Kemahiran Kontrol

Gameplay yang dihadirkan di game satu ini menurut gue udah fast-paced banget. Menurut gue pribadi, gameplay-nya cukup identik sama game Borderland dan Doom, tentunya tetap punya perbedaan di sana-sini. Di mana kalau di game Borderland atau Doom, kalian harus nge-loot atau ngebunuh musuh buat dapetin amunisi senjata. Tapi disini itu kalian harus freestyle dan menghindar dari musuh. Cukup unik dan fresh sih menurut gue pribadi.

rollerdrome
Menghindar dari serangan untuk mendapatkan ammo tambahan

Selain itu disini ada yang namanya Super Reflex yang sangat ngebantu kalian dalam mendapatkan amunisi dan nambahin damage senjata kalian ke musuh. Bahkan di beberapa musuh, super reflex ini bisa membantai musuh dengan satu peluru aja di senjata tertentu. Mekanismenya cukup simpel, dimana setelah ngehindar serangan musuh, kalian bisa langsung scoping untuk nembak musuh.

Super Reflex ini menurut gue paling wajib buat dilakukan, karena di game ini kalian harus pinter-pinter mengatur amunisi yang kalian gunakan untuk ngebunuh musuh. Oiya, saat kalian scoping, sekitar kalian akan berjalan secara slow motion. Jadi, kalian bisa menembak dengan lebih leluasa. Fitur yang tepat guna, mengingat di game yang fast-paced gini, pastinya agak susah buat menembak target sambil bergerak.

Lalu dari ammo yang kalian dapetin, kalian bisa eksekusi musuh dan juga menyelesaikan Challenges yang cukup banyak buat dapetin bonus point tambahan. Tapi tenang aja semua Challenges atau misi di game ini gak harus diselesaiin saat itu juga, karena bisa dicicil seiring kalian memainkan game ini. Tips dari gue, cepet-cepet lah bunuh seluruh musuh yang ada supaya kill combo kalian tetap berlipat ganda. Sehingga skor kalian di akhir bakal makin gede. di setiap babaknya.

Pilih Kontroler atau Keyboard + Mouse?

Mungkin dari beberapa dari kalian tanya ke gue, “Ribet gak sih buat freestyle dan nembak musuh gitu pake kontroler atau pakek keyboard mouse?” Dari dev-nya sendiri merekomendasikan kontroler, tapi sebagian besar gue ngehabisin waktu gue buat review ini game pake keyboard dan juga mouse.

Perbedaan yang signifikan dari ke 2 device ini lebih kepada tingkat kesusahannya, yaitu kalau kontroler lebih mengarahkan angle kamera sewaktu freestyle ke musuh dan milih musuh mana yang harus gue tembak.

Sedangkan keyboard sama mouse, lebih kepada beberapa command frestyle yang harus gue pencet aja. Tapi ini semua pendapat dari gue, mungkin aja beberapa dari kalian ada yang jauh lebih suka pake kontroler ya gak masalah sama sekali.

Senjata dan Tema Stage Dalam Game

Untuk mengeksekusi musuh kalian akan dikasih empat senjata yang berbeda, yaitu dari dual pistol, shotgun, grenade launcher, hingga Z-11 atau bisa dibilang senjata sniper.

Sedangkan buat cara membunuh musuh itu balik lagi terserah kalian, karena game satu ini hanya mengajarkan hal-hal basic dari ngebunuh seluruh musuh yang ada di gamenya. Tetapi untuk menemukan cara yang lebih efisien buat ngebunuh musuhnya, ya balik lagi dari eksperimen kalian dengan seluruh senjata yang ada.

rollerdrome
Grenade Launcher, salah satu senjata yang ada di RollerDrome

Dunia dan level design yang dihadirkan itu udah cukup bervariasi meski temanya hanya ada sekitar 4-5 buah aja, dari dunia bersalju, dome stadium, open space gurun batu, dan juga di mall.

Meski sedikit, tapi menurut gue udah bervariasi banget, karena dari 11 stage + 2 final boss yang dihadirkan bener-bener mempunyai level design yang berbeda. Bahkan dari setiap gundukan atau level buat kalian pijak dengan roller skate  itu semua bentuknya beda-beda. Jadi, untuk ngelewatin setiap stage-nya gue saranin kalian harus hafal map juga. Karena kalo gak ya bakal sering jatuh ke jurang, atau bahkan kalian bakal terpojok dan lebih gampang kena serangan musuh.

Tipe monster yang dihadirkan menurut gw cukup sedikit, hanya ada 7 infantry dan 1 jenis bos dengan beberapa variasi serangan. Tetapi meski sedikit, ini infantry-nya pada ngeselin. Karena setiap serangannya itu sakit banget, lalu beberapa musuh ada yang bisa mengeluarkan laser biru atau kamehameha ala Goku yang cukup susah untuk dihindari, khususnya ketika kita lagi freestyle di udara.

Terakhir dengan banyaknya jumlah musuh di satu map, kita bakal sering mati khususnya di mode “Out of Blood” yang bisa kalian buka setelah menamatkan mode Campaign. Dengan susahnya infantry-infantry yang ada, justru Boss yang gw harapkan jauh lebih susah ternyata gampang gitu.

Saran dari gue sih mungkin bisa ditambahkan mini games atau tempat khusus freestyle doang, buat kita orang bisa istirahat dari capeknya bunuh-bunuh musuh buat mendapatkan skor ataupun menyelesaikan misi.

Kesimpulan dari Game RollerDrome

Dengan total playtime kurang lebih 18 jam, gue menyimpulkan bahwa sebenarnya masih ada beberapa kekurangan di game ini khususnya di beberapa mode yang dihadirkan. Seharusnya game ini gak cuma menghadirkan mode Campaign dan Out of Blood aja, setidaknya ada mini game atau apa pun yang bisa kita nikmatin tanpa stress atau intens.

Lalu dari segi karakter, seharusnya ada kustomisasi karakter maupun senjata. Tapi gue acungin jempol buat mekanik game yang fresh banget, dari segi cara dapetin amunisi hingga eksekusi musuh dengan slow motion yang feels-nya itu Matrix banget.

Terus dunia dan level design-nya udah challenging lah untuk diselesaikan, bahkan tingkat kesusahannya ini yang bikin playtime-nya game jadi lama banget. Tapi di satu sisi, kalau kalian main terus tanpa pandang skor, ya semestinya bisa diselesaikan di waktu 10 jam di kedua mode. Tapi masa kalian cuma pengen dapet skor C atau D doang? Pastinya kalian bakal fight buat dapet skor A kan?

Untuk masalah worth it apa gak, balik lagi ke apakah kalian gak suka tipe game-game yang face-paced, susah, dan brutal, mungkin ini bukan lah game yang cocok untuk kalian. Tapi kalo ketiga kategori di atas adalah game favorit kalian, mungkin saja game satu ini adalah game yang fresh selagi nungguin game-game besar lainnya yang akan rilis di 2022 ini.

Dari segi harga emang agak pricey menurut gw diangka Rp 300rb-an, tapi setau gue di Steam dan bagi member PlayStation Plus kalian bisa dapetin diskon Rp 100rb-an deh. Jadi, kalian bisa beli gamenya sekitar Rp 200rb-an.

So itu aja kesimpulan dari gue, bagi kalian yang punya Steam Wallet lebih, monggo bisa dicoba dulu untuk 2 jam awal di Steam semisal tertarik gitu kan. Dan kalo misalnya gak cocok, bisa kalian refund aja gitu.

Kalian bisa nonton review ini versi video di channel kita atau video di bawah ini:

Gimana menurut kalian soal game satu ini? Bisa tulis aja pendapat kalian di kolom komentar, ya!