Jakarta, 20 Januari — Tales of Graces f Remastered akhirnya keluar dari belenggu konsol generasi lawas dan hadir untuk platform generasi terkini. Gimana pendapat saya tentang gim Action JRPG dari seri Tales ini? Simak ulasan selengkapnya di bawah!
Diulas oleh Teo Ariesda
Untuk platform PS 5
Balik lagi bareng Teo yang kali ini bakal bawain review gim JRPG dari seri Tales yang mendapatkan versi Remastered-nya, yaitu Tales of Graces f Remastered. FYI, gim ini adalah versi Remastered dari Tales of Graces yang dulu rilis di Nintendo Wii dan Tales of Graces f di PS3. Gim ini menjadi salah satu seri Tales yang masuk dalam Remastered Project Bandai Namco. Jadi, nantinya bakal lebih banyak judul-judul Tales yang mendapatkan Remastered ke platform generasi terkini.
Meskipun cuma Remastered, untuk review kali ini aku bakal tetap mengulasnya sebagai gim baru karena belum pernah main seri ini sebelumnya. Aku juga membatasi pembahasan hanya untuk base game-nya saja tanpa memasukkan DLC Lineage and Legacies yang sudah di-bundle bersama gim ini.
Walaupun bukan menjadi seri Tales favorit saya, Tales of Graces f Remastered tetap memberikan pengalaman bermain yang menarik untuk sebuah gim Action JRPG. Khususnya dari segi combat-nya yang menurut saya lebih baik daripada Tales of Zestiria atau Berseria.
Tales of Graces f Remastered Hadir dengan Intrik Politik dan Fantasi yang Tidak Disangka-sangka
Cerita dari Tales of Graces f Remastered dibedakan menjadi dua linimasa, yakni pas masih bocil dan sudah agak dewasa dengan jarak tujuh tahun. Kisahnya menceritakan tentang Asbel Lhant, seorang anak dari bangsawan Lhant, Hubert sebagai adiknya, dan Cheria Barnes yang dipertemukan dengan sosok cewek amnesia bernama Sophie. Pertemuan ini diwarnai dengan berbagai ketegangan politik tipis, ditambah belokan cukup tajam dari berbagai kejadian fantasi yang membuat gim ini menjadi sebuah gim JRPG menarik.
Ya, saya cuma bilang menarik di bagian fantasinya. Soalnya, untuk intrik politiknya, aku pribadi merasa ada beberapa bagian yang kurang dari segi penyampaian cerita. Salah satunya adalah konflik antarsaudara, yakni Asbel dan Hubert yang dipisahkan orang tuanya. Mereka ingin Asbel jadi penerus tahta pemimpin di Lhant. Orang tuanya nggak segan-segan memberikan Hubert ke negara tetangga supaya rencana mereka berjalan dengan lancar. Jujur, praktik ini baru aku temukan di gim ini dan menimbulkan kesan “menggelikan.” Terlebih, Hubert juga ikut kesal sama Asbel karena absen selama tujuh tahun demi memilih jadi Royal Knight. Padahal seharusnya kebenciannya ditujukan ke orang tuanya aja kalau menurut saya. Bahkan Cheria Barnes, yang bisa dibilang love interest dari Asbel, bersikap dingin pada karakter utama kita itu.
Baru-baru ini saya ketahui dari salah satu komentar di video review saya yang menyebutkan bahwa praktik ini lazim digunakan dalam cerita-cerita anime/manga dengan tema kerajaan. Jadi, sepertinya pendapat di atas jadi tidak benar-benar valid.
Intinya, bagian awal dari gim ini bisa dibilang sebagai gerbang untuk menentukan lanjut atau nggak. Untungnya, skenario ini perlahan mulai membaik sejak diperkenalkannya The Big Bad atau villain utama, yang membuat gim ini beralih ke arah fantasi selazimnya gim JRPG pada umumnya. Asal muasal Sophie juga disampaikan secara menarik dengan latar yang nggak aku duga-duga karena melibatkan elemen yang tentunya nggak bisa aku jelaskan karena pasti spoiler.
Dinamika antar karakter juga semakin menarik seiring perkembangan cerita. Semuanya mengisi peran masing-masing di tim. Aku pribadi suka sama karakternya Pascal yang happy-go-lucky dan seringkali membuat suasana jadi lebih hidup. Jadi, setidaknya masih ada satu rahasia yang patut kalian tunggu untuk lanjut main.
Overall, cerita memang bukan elemen paling menarik dari gim Tales of Graces f Remastered. Tapi setelah memainkan gim ini sampai tamat dengan playtime sekitar 20-30 jam—waktu yang sebenarnya sangat singkat untuk sebuah gim JRPG—Tales of Graces f Remastered tetap bisa memberikan pengalaman main gim JRPG yang memuaskan.
Berbagai Peningkatan dari Segi Grafis hingga Quality of Life
Namanya juga Remastered, tentu dari segi grafis udah nggak perlu dipertanyakan lagi. Kini hadir dengan kualitas HD dan framerate 60 fps (kecuali Nintendo Switch). Meskipun, ya, dari gaya grafisnya masih kelihatan banget kalau ini adalah gim yang rilis di platform generasi lama.
Aku ingin sedikit berkomentar tentang desain karakternya yang mirip figure Qposket dengan mata yang terlalu belo. Menurutku sih ini agak too much. Tapi aku sangat mengapresiasi visual Artes atau skill yang dipakai tiap karakter. Semuanya sangat menarik secara umum dan bisa se-chaos itu waktu dipakai ke satu musuh dalam battle.
Gim ini juga menyediakan berbagai peningkatan dari segi quality of life yang membuat gimnya jadi semakin accessible untuk para pemain yang baru ingin mencoba gim ini. Beberapa di antaranya sebenarnya sudah aku sebutkan di konten preview-nya yang rilis beberapa bulan lalu. Jadi, aku akan ulang beberapa fitur yang menurutku sangat membantu:
- Grade Shop
Sebuah fitur yang memungkinkan kalian mendapatkan berbagai buff menarik yang muncul sejak awal main. Kalian bisa mengatur peningkatan beberapa kali lipat untuk EXP dan SP. Fitur ini opsional, jadi nggak harus dipakai kalau ingin mendapatkan tantangan lebih. - Panah Penunjuk
Kini nggak perlu mondar-mandir untuk mencapai objektif karena ada panah penunjuk supaya progres makin cepat. - Retry Battle
Kesempatan untuk retry battle saat itu juga tanpa perlu load ke save point terakhir. Fitur ini sangat membantu, terutama saat melawan bos sulit.
Untuk poin-poin ini, aku nggak ada komplain sama sekali. Semuanya sangat memudahkan aku buat main gim ini dengan lebih cepat tanpa menghabiskan banyak waktu eksplorasi hal-hal yang nggak perlu.
Combat Dua Stances Bikin Tertarik untuk Dicoba
Kalo dibandingkan judul-judul seri Tales yang lebih baru kayak Zestiria atau Berseria, aku lebih suka sama combat yang dibawa sama Tales of Grace f Remastered yang bisa dibilang lebih fluid dan lebih cepat untuk dikuasai ketimbang dua judul yang aku sebutkan sebelumnya. Dalam gim ini masih menerapkan Chain Capacity (CC) untuk menyerang musuh dengan A-Artes atau B-Artes. Nah, kedua Artes ini yang bikin combat dari gim ini menarik buat dikulik.
Tiap karakter punya dua gaya bertarung yang beda, untuk kasusnya Asbel, dia punya dua stances, yaitu unsheated untuk A-Artes-nya dan sheated untuk B-Artes-nya. Dari kedua gaya bertarung ini kalian bisa mengeluarkan berbagai macem serangan. Cukup disayangkan untuk berubah dari satu stance ke stance lain masih terasa kagok aja gitu. Bahkan fitur ini juga ditiadakan untuk seri-seri terbaru Tales.
Balik lagi ke combat, dalam seri ini ga adanya yang namanya TP, atau MP kalo dari gim-gimlain, membuat combat-nya ga terpaku sama jumlah TP dan bisa mengeluarkan Artes sesukanya. Paling yang cukup repot adalah mengecek Weakness dari setiap monster dengan menekan R1 saat battle dan menyesuaikan artes yang kalian miliki. Makanya seringkali aku biarkan pake serangan apapun yang penting musuhnya bisa break atau keadaan musuh bisa di-kombo tanpa bisa membalas serangan (yang pastinya bukan istilah dari gimnya). Beda dari Tales of Berseria, dalam gim ini status ini cenderung jauh lebih gampang di-abuse. Meskipun ya untuk musuh tertentu memang kudu lebih ati-ati aja. Mungkin ini dipengaruhi sama tingkat difficulty juga karena aku main di mode Medium sih. Tapi intinya, secara combat gim ini emang lebih satisfying meskipun pada awalnya aku ga nemu gimana cara melakukan Mystic Artes karena ternyata kudu dibuka lewat Titles.
Ngomongin Mystic Artes, ini adalah Limit Break-nya seri Tales. Sampe sekarang kehadirannya selalu menarik sebagai sebuah Finishers untuk menghasilkan damage yang besar dengan cara eksekusi yang sangat simpel.
Ga cuma soal serangan aja yang terlihat flashy, di sini juga diterapkan mekanik yang rewarding buat kalian yang bermain secara taktikal. Kalian bisa melakukan Perfect Dodge untuk mendapatkan CC tambahan untuk memperpanjang kombo tanpa harus menunggu CC-nya diisi kembali saat nge-block. Ini sangat berguna banget di awal-awal dan seharusnya tingkat difficulty yang lebih tinggi kalo dikuasai dengan baik. Gatau ini jadi downgrade atau ga di Tales of Arise karena mekanik Perfect Dodge-nya jadi lebih gampang dan lebih fluid, kalo di Graces, Zestiria, dan Berseria sih mekanik ini bener-bener worth it buat di-abuse.
Tapi sejujurnya aku pribadi lebih suka mekanik dari Tales of Arise yang lebih modern sih, karena movement-nya yang lebih fluid juga. Sedangkan mekanik Tales of Graces rasanya udah ga valid buat diterapkan ke gim-gim terbaru dari seri Tales selanjutnya.
Overall, dengan segala keterbatasan dan kebebasannya, aku lebih suka mekanik combat dari Tales of Graces f Remastered ketimbang Zestiria dan Berseria yang terasa terbebani jumlah CC yang terbatas. Dalam gim ini, meskipun di level-level awal masih seret, lebih mudah diatasi dengan menunggu CC refill sebelum menyerang lagi.
Level Up Nomor Sekian, Titles Jadi Acuan
Salah satu hal yang ga aku ga kerasa rewarding adalah ketika naik level. Notifikasinya cenderung minim dan bikin kalian ga sadar kalo udah naik level. Sebenernya naik level di sini terasa lebih rewarding saat Titles kalian berhasil mencapai bintang tertentu buat unlock atau memperkuat Artes, atau menambah stats tertentu.
Titles ini banyak macemnya dan terbuka seiring narasi berlanjut, menyelesaikan side quest, atau beragam aktivitas lainnya. Untuk upgrade-nya ditentukan sama SP di tiap battle atau misi request yang tersedia di Inn. Pemilihannya bisa di-setting secara otomatis, tapi aku sarankan buat mengaturnya secara manual supaya ga ketinggalan unlockables bagus buat karakter kalian.
Menurutku ini cara leveling yang menarik karena bisa disesuaikan sama apa yang kalian kejar, tapi di beberapa poin emang terasa demanding dan bikin aku mengotomasi semuanya aja sembari grinding karena jumlahnya yang terlalu banyak.
Harga Cukup Pricey untuk Pasar Indonesia
Meskipun aku main di PS 5, aku asumsikan kalian bakal ambil di Steam karena akses yang lebih gampang. Dengan harga Rp 400.000-an, menurut saya ini harga yang cukup worth it untuk sebuah gim “baru” dan cocok sebagai gim Remastered.
Meskipun ya, aku yakin banget kalian bakal nunggu diskon sampe Rp 100.000-an sebelum sikat gimnya.
Lemah di Cerita, Tapi Bisa Ditutup dengan Combat yang Luar Biasa
Seperti yang aku jelaskan sebelumnya, dari segi cerita memang bukan strong point dari Tales of Graces f Remastered. Tapi dari segi combat sepertinya gim ini berhasil menutup kekurangan itu dan jadi gim yang nice to have alias oke buat kalian punya. Aku pribadi menikmati perkembangan cerita dan juga combat-nya, tapi kalo untuk merekomendasikan sepertinya aku lebih condong menyarankan kalian buat menunggu seri Tales Remastered lain karena Tales of Graces f Remastered adalah langkah awal Project Remastered yang lagi dimulai Bandai buat seri Tales. Aku pribadi lebih menunggu Tales of Abyss yang sekarang masih ngendog di 3DS untuk versi porting-nya dari PS 2. Lalu Tales of Xillia sepertinya juga punya mekanik yang menarik buat ditunggu.
Untuk ulasan versi video, bisa ditonton di bawah ini:
Kalian bisa mendapatkan gim ini di berbagai platform, yaitu:
Gimana pendapat kalian tentang gim ini, guys?
Ikuti kabar-kabar terbaru dari The Lazy Monday melalui:
Youtube | Instagram | X | Tiktok