The International 2019 hari keenam atau hari terakhir dari turnamen Dota 2 terbesar sedunia ini. Berikut ini adalah rekap dari The International 2019 hari keenam.
Lower Bracket
- Team Liquid vs PSG.LGD
Kedua tim besar yang berusaha untuk melaju ke babak grand final untuk melawan OG yang sudah menunggu di grand final. Game pertama, Team Liquid nampak memiliki combo yang unik! KuroKy menggunakan Shadow Demon dan Gh dengan Mirananya, tim ini berhasil mendapatkan beberapa kill pada early game, namun PSG.LGD dengan draft-nya, sangat kuat pada setiap team fight bahkan Miracle sendiri dengan Faceless Void tidak mampu menahan kuatnya team fight dari PSG.LGD. Game pertama pun di tutup dengan skor 1-0 untuk PSG.LGD.
The final day of The International 2019 begins. PSG.LGD and Team Liquid are fighting their most important series of the tournament — one will be eliminated, and one will enter the Grand Final vs OG. #dota #ti9 pic.twitter.com/mvUcrFv1b2
— The International (@dota2ti) August 25, 2019
Game kedua, lagi-lagi PSG.LGD memiliki draft yang sangat kuat pada team fight. Berkat kehadiran dari Lifestealer di tangan Ame, Somnus dengan huskar, dan Fy yang merupakan support dari PSG.LGD terus melakukan rotasi dan mendapat beberapa kill. Tidak hanya itu, PSG.LGD sangat mendominasi sepanjang pertandingan berlangsung.
Namun, pada saat beberapa kali PSG.LGD mencoba menaik ke arah high ground, terlihat beberapa over position dari pemain PSG.LGD yang dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Team Liquid untuk memenangkan team fight. Nampak pemain dari Team Liquid menjadi sangat kuat, Miracle pada Sven yang memiliki damage sangat tinggi dan w33 pada Templar Assassin mampu memenangkan beberapa team fight. Setelah hal tersebut, team fight besar terjadi di area Roshan Pit yang berhasil memukul mundur PSG.LGD dan Team Liquid dengan cepat melakukan push.
Sedangkan Ame dengan Lifestealer, melakukan split push untuk menghancurkan throne dari Team Liquid, namun hal tersebut tidak berhasil, Team Liquid lebih dahulu menghancurkan throne dari PSG.LGD dan skor pun menjadi seimbang.
Game ketiga, game ini merupakan penentuan untuk kedua tim yang akan melaju ke Grand Final. Team Liquid sendiri nampak memiliki draft yang lebih baik dari game kedua, mereka nampak solid dan kuat pada early game, dengan rotasi dari kedua support Team Liquid, membuat PSG.LGD kehilangan banyak kill pada early. Dari PSG.LGD sendiri, Faceless Void yang berada di tangan Ame, tidak mampu melakukan banyak hal karena disable dari KuroKy dengan Shadow Shaman.
Setelah sangat mendominasi pertandingan, Team Liquid mecoba untuk bergerak ke arah High Groud, Miracle dengan Wraith Kingnya mampu menghancurkan PSG.LGD dan game pun berakhir untuk kemenangan Team Liquid. Team Liquid melaju ke Grand Final untuk melawan OG. Akibatnya PSG.LGD gugur pada The International 2019 hari keenam.
Liquid's unstoppable momentum put a definitive end to LGD's tournament run, closing out the Lower Bracket Final 2-1. Now, with all challengers in their wake, Liquid will step into the hallowed, but familiar, arena of the Grand Final where OG await. #dota2 #TI9 pic.twitter.com/haDUJngg6P
— The International (@dota2ti) August 25, 2019
Grand Final
- OG vs Team Liquid
GRAND FINAL! Dua tim besar asal Europa yang sudah pernah menjuarai Ti sebelumnya yaitu OG vs Team Liquid. OG nampak percaya diri karena kemenangannya pada Ti8 tahun lalu, sementara Team Liquid nampak sudah sangat siap melawan OG pada final.
Game pertama, pada Grand Final The International 2019 hari keenam. OG mengambil Spectre untuk Ana yang merupakan hero signature-nya. Pada early game, nampak OG mendapatakan kill berkat rotasi dari Topson yang merupakan midlner dari Team Liquid. Namun, karena turn over dari OG, Team Liquid mengambil dominasi untuk timnya. Akibatnya game pertama Team Liquid berhasil mengamankan skor untuk timnya.
Voted MVP for Game 1 of the Grand Finals. @w33haa #Dota2 #TI9 pic.twitter.com/9NHV7GApGz
— The International (@dota2ti) August 25, 2019
Game kedua, draft dari OG nampak memperlihatkan beberapa hero signature dari setiap pemain, seperti Topson dengan Monkey King dan Ana dengan Ember Spirit. Tetapi, hal tersebut berhasil membuat tim ini mendominasi pada game kedua ini. Team Liquid nampak kewalahan untuk men-counter setiap serangan dari OG. Dengan rotasi terus menerus dari setiap pemain OG, dan dengan Ember Spirit dari Ana berhasil menghancurkan formasi dari Team Liquid. Akibatkan, Team Liquid harus menyerah atas OG dan skor menjadi 1-1.
OG make quick work of Game 2 with a relentless assault that gave Liquid no quarter. The defending champions tie up the Grand Final with a 1-1. #dota2 #TI9 pic.twitter.com/CB49Ik7N6Z
— The International (@dota2ti) August 25, 2019
Game ketiga, pada game ketiga ini, draft dari OG nampak lebih solid. JerAx dan N0tail kedua pemain yang merupakan support dari OG, kembali dengan hero yang sama, yaitu Tiny di tangan JerAx dan Grimstroke di tangan N0tail, sedangkan CEB memainkan hero signature-nya, yaitu Enchantress. Nampak OG jauh lebih mendominasi pertandingan di bandingan game-game sebelumnya, dan Ana kembali dengan Faceless Void nya, beberapa kali menempatkan Chronospherenya dengan indah. Team Liquid pun harus menyerah pada menit ke-23 dan skor pun menjadi 2-1.
OG take Game 3 with brutality and efficiency, setting the best-of-five Grand Final at 2:1. The Aegis of Champions draws near, with a single win needed to crown two-time back-to-back champions of The International. #Dota2 #TI9 pic.twitter.com/zmMmWvUju1
— The International (@dota2ti) August 25, 2019
Game keempat, game penentuan untuk kedua tim. OG pada game ini, kembali dengan Ana IO carrynya. Pada early game, Team Liquid nampak sangat mendominasi pertandingan, bahkan dengan percaya diri dapat memenangkan game ini. Namun, sesaat setelah Ana dengan IO nya mendapatkan Aghanim Scepter serta Topson dengan build yang tidak biasa pada Gyrocopter, terbukti dapat memukul mundur Team Liquid ketika hendak bergerak ke arah high ground, OG mendominasi game ini!
Tidak ingin berlama-lama, OG dengan percaya diri bergerak ke arah high ground dari Team Liquid, yang nampaknya Team Liquid tidak siap dengan hal tersebut. OG pun menjadi sangat kuat berkan IO dan Gyrocopter pada posisi core. Team Liquid pun harus menyerah dengan sko 3-1, dan OG menjadi pemenang pada The International 2019.
OG are the Grand Champions of The International 2019 — First ever Two Time and Back to Back World Champions. HISTORY HAS BEEN MADE. #TI9 pic.twitter.com/b8DqDjx1SQ
— Wykrhm Reddy (@wykrhm) August 25, 2019
Tim OG pun mencetak sejarah, menjadi tim pertama yang memenangkan The International Dota 2 Championships dua kali berturut-turut. OG memenangkan The International 2019 dan membawa pulang hadiah $15.500.000 juta.
The Aegis of Champions, successfully defended, returns to OG. #dota2 #TI9 pic.twitter.com/mbUjBYxJAG
— The International (@dota2ti) August 25, 2019