Lee Hi sendiri menjadi soloist yang bisa dibilang memiliki pamor yang besar karena keunikan suaranya dan gaya bernyanyi yang soulful R&B seperti di debutnya dengan lagu “1.2.3.4” di 2012, membuatnya namanya melejit karena cara bernyanyi yang memiliki ekspresi layaknya tidak peduli dengan sekitar dan terkesan cuek.
Lee Hi sendiri dari 2012-2019 tergabung dengan YG Entertainment, namun yang disayangkan oleh banyak fans nya adalah Lee Hi sendiri seperti kurang diberi kebebasan sebagai soloist dan juga memiliki timeline perilisan lagu yang sangatlah jauh.
Pada 2019 ia pun mengumumkan dirinya tidak akan memperpanjang kontraknya dengan YG Ent, lalu diteruskan dengan dirinya yang mengumumkan bahwa dirinya sudah bergabung dengan AOMG dengan rilisnya single “Holo” dan dari sana terlihat bahwa gaya bernyanyi benar-benar tereksploitasinya dengan baik.
Lalu pada 9 September kemarin album “4ONLY” pun rilis dan langsung melejit dikarenakan jumlah artist besar lain yang berkelaborasi bersamanya dan juga kualitas track nya yang sangat mengagumkan secara produksi.
Diketahui melalui wawancara bersama Marie Claire Korea, Lee Hi mengatakan dalam album 4ONLY, dirinya sangat banyak dilibatkan terlebih dalam penulisan, producing, dan orang yang ingin ia ajak bekerja sama.
Ia mengatakan dalam album yang berisi 10 track ini, dirinya secara sepenuhnya memantau proses pembuatan seluruh isi tracknya terlebih dari segi detailingnya. Jujur memang menurut kita album ini memiliki gaya yang sangat mirip dengan album pertamanya bertajuk “First Love”, dimana mayoritas track memiliki gaya soulful, R&B, dan Groovy.
Album ini dibuka dengan lagu “Savior” yang diisi juga oleh kolabolator lamanya di single sebelumnya “No One” yaitu B.I dari Ikon, lagu ini meng-eksploitasi vokal Lee Hi yang lebih fragile dan juga sangat soothing, swing yang dibawa juga lebih subtle dan meaningful.
Walaupun lirik dan juga artinya tidak memiliki arti yang meaningful alias bermain aman namun setidaknya sisi vokal Lee Hi yang terkesan effortless dalam hal transisi yang sangat jarang tereksplor jadi lebih ter-ekspose.
Lalu dilanjutkan dengan track “Intentions” yang lebih mengarah ke blues acoustic dimana hal ini jarang gw dengarkan dari penyanyi pop Korsel, track selanjutnya yang sangat menarik adalah “Waterride” di track ini vokal dari Lee Hi benar-benar di optimalisasi di bagian swingnya yang jauh lebih powerful dan keras bahkan lagu ini memiliki kesan memarahi seseorang.
Track berjudul “Bye” pun memperlihatkan kapasitas vokal Lee Hi yang lebih wide-range dan juga transisi vokalnya yang sangat effortless dari nada rendah, ke bagian yang lebih rhytmic hingga ke melodic falsetto membuat lagu ini memiliki mood yang cukup unik. Dikombinasikan dengan musik ciptaan GRAY yang memang memiliki mood rhytmic yang kuat, membuat teknik vokal milik Lee Hi sekali lagi tereksplore dengan baik namun dengan sisi yang berbeda.
Selanjutnya main track dari album ini “Red Lipstick” track ini bisa dibilang menjadi lagu yang lebih mengikuti trend 90s yang dipenuhi dengan suara funky syth dan juga Orchestra hit yang di modernisasi, namun disini vokal Lee Hi terasa lebih manis namun ciri khas effortless nya dihilangkan disini melainkan terasa lebih uplifting ketimbang track sebelumnya.
Namun track ini di seimbangi dengan bagian rap yang diisi oleh Yoo Min Rae yang sangat men-bait dalam setiap flow nya, dan juga gaya dull singing nya yang sangat joyfull. Track ini dilanjutkan dengan “H.S.K.T” hasil kerja sama dengan Wonstein yang membawa suasana Lo-Fi Hip Hop menjadikannya track sempurna untuk transisi dari 90s nostalgic track dari “Red Lipstick” ke track soulful R&B berjudul “Safety Zone”.
Dilanjutkan dengan track “What is Love?” bukan, ini bukan lagu Twice tapi memang judul tracknya begitu, track ini memiliki kesan R&B nya semakin memudar dan lebih terasa melodic rythmic dan memang harus diakui Code Kunst sangat sukses dalam membuat transisi yang sangat baik antara lagu “Red Lipstick” yang 90s nostalgic ke lagu “Darling” yang jauh lebih svelte atau elegan.
Album ini di tutup dengan main track terakhirnya berjudul “ONLY” yang memiliki vibes yang sangat soft, dan juga gaya vokal Lee Hi kembali lagi berubah menjadi ballads dan mengingatkan ke lagu “Breathe” dan “HOLO” nya yang setipe, lagu ini juga seperti menutup cerita panjang dari album ini.
Lewat album “4ONLY” ini Lee Hi seperti membalas dendam dengan mencantumkan namanya disetiap lagunya, karena memang dirinya yang mengatur bagaimana musik disetiap track ini dapat terjahit dengan baik dengan gaya vokalnya.
Namun memang harus diakui perpindahan Lee Hi ke AOMG menjadi keputusan terbaik dikarenakan ketika di YGE Lee Hi menjalani sedikit sekali comeback, dan seperti dianak tirikan.