nobody wants to die

Selasa (30/7) — Sedang cari gim detektif dengan latar waktu di masa depan? Mungkin kalian bisa coba Nobody Wants to Die! Penasaran gimana ulasan dari gim yang dibuat oleh Critical Hit Games ini? Silakan baca selengkapnya di bawah, guys!


Diulas oleh Teo Ariesda
Untuk versi PC (Steam)

Nobody Wants to Die Angkat Cerita Berlatar Amerika Serikat di Abad ke-24!

nobody wants to die

Nobody Wants to Die berlokasi di Amerika Serikat pada tahun 2300-an atau sekitar 3 abad dari masa sekarang, dengan setting dunia dystopia cyberpunk noir, lengkap dengan nuansa kota modern yang sendu, lampu neon di beberapa area, gedung-gedung tinggi, dan berbagai teknologi yang sayangnya tidak membuat kehidupan di daerah ini jadi terlihat lebih baik.

Di sini kalian berperan sebagai James Karra, seorang detektif yang dibebastugaskan untuk sementara karena melakukan sebuah kesalahan yang juga berdampak ke istrinya, di suatu kasus yang bakal dijelaskan di pertengahan cerita nanti. Intinya peristiwa ini menyebabkan Karra seringkali mengalami mental breakdown di beberapa situasi. Entah ini murni disebabkan oleh trauma atau efek samping teknologi yang akan aku jelaskan setelah ini.

Sesuai judulnya, di sini para manusia pada “ogah mati” karena sudah tersedia teknologi buat transfer kesadaran manusia dalam bentuk fisik yang diberi nama Ihcorite ke manusia lain. Jadi, bagi para golongan berduit bisa terus hidup selama masih punya ihcorite ini buat ditransfer ke tubuh lainnya.

Konflik dari gim ini dimulai saat ternyata beberapa orang penting di daerah ini mulai tumbang dengan dihancurkannya ihcorite dalam tubuhnya. Atau dalam cerita ini, dibunuh secara permanen. Di sinilah peran James Karra sebagai detektif diuji untuk meneliti dan membongkar tentang apa yang sebenernya terjadi pada dunia yang mulai rusak ini. Ya, ngedenger dari premisnya aja udah ketauan kalo gim ini narrative-heavy dan tergolong cukup berat untuk dipahami secara sekilas. Terlebih waktu rahasia-rahasia di balik kematian orang penting ini mulai terkuak.

Narrative-Heavy dengan Opsi Dialog yang Tidak Terlalu Berdampak pada Cerita

nobody wants to die

Karena ini narrative-heavy, pastinya bakal banyak dialog yang harus kalian baca dan juga resapi buat memahami cerita dari gim ini. Kualitas voice acting dari tiap karakter menurutku udah lebih dari cukup buat menceritakan apa yang terjadi dan menunjukkan hubungan antarkarakter dengan baik. Meskipun pada akhirnya kalian bakal lebih banyak berdialog dengan Sara, partner Karra, yang berperan di balik layar dalam memberikan dukungan di berbagai situasi.

Nobody Wants to Die juga menerapkan beberapa opsi dialog yang katanya pilihan kalian ini akan berpengaruh sama cerita. Beberapa dialog juga ada yang terkunci semisal kalian tidak eksplorasi objek-objek atau mungkin memilih opsi jawaban tertentu.

Tapi, setelah menamatkannya dalam beberapa jam, aku rasa pilihan dialog kalian di awal-awal tidak terlalu berpengaruh banyak sama apa yang terjadi nanti. Beberapa sumber yang aku baca dan tonton pun kebanyakan juga menyebutkan beberapa dialog penting yang mempengaruhi ending cuma ada di bagian akhir aja. Jadi, rasanya pilihan yang diambil terasa kurang signifikan untuk sebuah gim yang berat di narasi.

Hadirkan Visual Masa Depan Distopia ala Cyberpunk yang Sayangnya Tidak Bisa Dieksplorasi 

nobody wants to die

Nobody Wants to Die berhasil mencapai standar grafis gim-gim masa sekarang. Beberapa objek di sekeliling, baik yang bisa maupun tidak bisa berinteraksi, mempunyai detil yang menarik dan beberapa di antaranya lumayan penting untuk menambahkan konteks dari suatu peristiwa tertentu atau membuka pilihan dialog saat cutscene.

Menurutku gim ini berhasil membawa tema yang udah aku sebutkan di awal dengan sangat baik. Kita bisa merasakan suasana sendu dari tampilan kota yang terlihat semakin menyedihkan dengan masalah di sana sini, ditambah cuaca yang seringkali hujan juga menambah kesan bahwa dunia ini tidak akan bertahan lama lagi.

Salah satu kekurangan utama dari gim ini berasal dari minimnya lokasi yang bisa kalian eksplorasi. Mungkin ini memang sudah sewajarnya gim linear yang berat di narasi. Tapi, untuk sebuah gim dengan world-building yang seharusnya menarik untuk dieksplorasi, Nobody Wants to Die tidak menawarkan hal itu dan memaksa kalian berjalan di jalur yang lurus sesuai perkembangan cerita. Padahal aku berharap kita bisa berjalan-jalan seenggaknya mengelilingi kota buat melihat perkembangan teknologi dan interaksi antarmanusia secara langsung. Tapi rasanya keinginan itu terlalu mewah buat dihadirkan melalui gim ini dan cukup puas melihatnya dari kejauhan.

Mekanisme Reka Adegan TKP dan Penarikan Kesimpulan yang Menarik!

nobody wants to die

Secara penyampaian narasi mungkin tidak terlalu spesial kalo dibandingin gim-gim narrative-heavy lain. Tapi Nobody Wants to Die menawarkan mekanisme rekonstruksi TKP yang terbilang cukup unik dan sedikit mengingatkan kalian sama game Detroit Become Human. Jadi, Karra dibekali beberapa perlengkapan buat menunjang aktivitasnya sebagai detektif, meskipun berstatus non-aktif, yaitu Reconstructor yang menjadi back and bone penyelidikan yang dilakukan karena mampu merekonstruksi kejadian di area TKP buat mendapatkan detil-detil menarik dan mendapatkan petunjuk tentang kasus yang sedang dipecahkan. Akan ada sebuah mekanisme menekan tombol dan menarik tuas alat ke sisi masa kini atau masa lalu buat mendapatkan reka adegan yang spesifik. Kalo yang ini mungkin kalian lebih familiar sama mekanisme reka adegan TKP dari Cyberpunk 2077.  

Tidak cuma itu aja, masih ada sinar UV dan X-Ray sebagai perlengkapan tambahan yang sedikit menambah kompleksitas dari penyelidikan. Tapi agak disayangkan satu-satunya perlengkapan yang teknologinya sesuai dengan latar waktu gim ini hanyalah Reconstructor saja yang bisa dibilang sangat mutakhir karena bisa merekonstruksi sebuah peristiwa dengan sangat akurat, setelah menemukan beberapa bukti untuk mendukung proses rekonstruksi itu. Sisanya seperti alat-alat yang sudah ada di zaman sekarang aja. Jadinya, latar waktu abad 24 ini terasa cukup ngasal karena perlengkapan yang dibawa Karra termasuk cukup jadul. 

Marker yang nunjukkin titik petunjuk tertentu kadang agak sulit ditemukan atau kurang responsif. Khususnya waktu sesi penggunaan Reconstructor di waktu tertentu dengan area yang sempit. Beberapa kali sempat membolak-balik timeline dan keluar masuk area penyelidikan supaya bisa nemu apa yang dicari. Tapi ini bisa jadi aku yang kurang teliti aja sih.

nobody wants to die

Setelah selesai merekonstruksi adegan dalam TKP, mekanisme problem solving atau connecting the dots yang simpel pun hadir untuk mengambil kesimpulan dari apa yang kalian temukan. Sayangnya, tidak ada konsekuensi apa pun semisal kalian salah memasangkan pertanyaan dan petunjuk yang udah ditemukan. Jadi, meskipun kalian ga ngikutin cerita atau tidak bisa nyambunginnya, cukup asal pasang aja sampai mendapatkan jawaban yang sesuai. 

Selain beberapa kekurangan yang udah aku sebutkan di atas, kedua mekanisme ini juga tidak ada pengembangan sama sekali dari satu kasus ke kasus yang lain. Tapi sebenernya ini karena gimnya juga tidak terlalu panjang juga sih. Jadi, tidak bakal terasa jadi sebuah hal yang repetitif. Beda cerita kalo durasi gimnya mencapai 10-belasan jam dengan mekanisme yang mirip. Tentu ini bakal jadi gim yang sangat membosankan dan terlalu dipanjang-panjangin.

Dystopian Future Dibalut Story Menarik, Tapi Kurang Maksimal

Secara cerita dan visual sih gim ini menarik untuk dicoba. Tapi berbagai elemen di dalamnya, khususnya minimnya eksplorasi, kontrol karakter, dan kesan dituntun di situasi tertentu, bisa jadi turn-off buat kalian yang terbiasa main gim serupa. Sebuah gim berdurasi 4 jam yang menawarkan pengalaman selayaknya nonton seri detektif yang dibanderol dengan harga Rp 240.000-an ini mungkin bakal terasa kurang worth it bagi pasar Indonesia yang cari pengalaman gim AAA dengan budget indie.

Secara vibes mungkin gim ini sangat cocok dimainkan saat di luar lagi hujan lebat selama kurang lebih 4 jam-an dan langsung ditamatkan saat itu juga buat mendapatkan cerita secara utuh. Tapi, buat kalian yang mencari lebih banyak Action, sebaiknya cari gim lain karena di sini sama sekali tidak ada aksi yang ditawarkan.

Untuk penilaian, aku kembalikan ke kalian apakah gim ini layak dicoba atau tidak. Buat aku pribadi sih rasanya agak sayang buat investasi ke gim berdurasi cukup singkat ini.

Untuk ulasan versi video, silakan tonton selengkapnya di bawah: