assassins creed shadows

Jakarta, 24 Januari — Kali ini kami diberi kesempatan oleh Ubisoft untuk mencoba preview dari gim terbaru mereka, yaitu Assassins Creed Shadows! Penasaran gimana gimnya? Baca ulasan selengkapnya di bawah, ya!


Diulas oleh Rivaldo Santosa
Untuk versi PC

Yuhuuu, eferibodeh! Welcome back again with gue, Aldo, dari The Lazy Monday. Hari ini gue mau kasih kalian preview dari sebuah game yang udah di-delay dua kali, yaitu Assassins Creed Shadows. Kemarin, gue sempat mencoba Assassins Creed Shadows selama kurang lebih 4 jam. Jadi, gimana impresi gue terhadap game ini, terlepas dari semua polemik yang muncul?

Mari kita let’s go ke preview-nya, Assassins Creed Shadows!

Yasuke dan Naoe Berseberangan di Awal, Dipersatukan di Akhir

assassins creed shadows

Di kesempatan preview kemarin, gue dikasih dua build untuk nyobain dan melihat prolog dari Assassins Creed Shadows. Build pertama fokus pada prolog, sementara build kedua menghadirkan open-world scene di area yang masih terbatas dalam versi preview ini.

Pada prolog, gue diperkenalkan dengan dua karakter utama, Yasuke dan Naoe. Yasuke adalah mantan pelayan seorang pendeta Portugis yang kemudian diangkat oleh Oda Nobunaga menjadi pelayan sekaligus tentaranya. Sementara itu, Naoe adalah seorang shinobi yang kehilangan ayahnya, dibunuh oleh sekelompok orang bertopeng—yang tentunya akan menjadi target utamanya di sepanjang cerita.

Dalam prolog ini, Naoe dan Yasuke berada di kubu yang berseberangan. Namun, alasan mereka bersatu dan bekerja sama masih belum diungkapkan dalam preview ini. Setelah prolog, gue langsung dilempar ke build kedua untuk mencoba gameplay-nya. Jadi, kita harus menunggu versi full game-nya nanti untuk tahu apa yang menjadi common ground bagi kedua karakter ini hingga akhirnya bisa bersatu.

Yang pasti, prolognya cukup menarik dan bikin penasaran. Prolog ini ditutup dengan momen di mana Naoe kehilangan sebuah kotak misterius yang diyakini memiliki kekuatan untuk menulis ulang sejarah. Dan apakah nanti di versi final game-nya kita akan sampai ke titik di mana melihat kematian Oda Nobunaga? Jawabannya tentu baru bisa kita temukan di versi lengkap game-nya nanti.

Tapi di preview ini, gue nggak mau terlalu banyak ngomongin soal cerita, karena itu nanti aja pas review full game-nya. Sekarang, kita bahas dulu soal visualnya.

Anvil Engine Buat Assassins Creed Shadows Jadi Semakin Gila Visualnya!

assassins creed shadows

Versi terbaru dari Anvil Engine di Assassins Creed Shadows ini benar-benar luar biasa. Nggak kaleng-kaleng, kualitasnya emang sebagus itu. Kalau dibandingkan dengan semua game Assassin’s Creed sebelumnya, termasuk yang terakhir, Mirage, engine baru buat Shadows ini benar-benar level up banget.

Mulai dari biomanya yang terasa hidup banget—lu bisa lihat angin menggoyangkan tumbuhan dan pepohonan, bikin suasananya makin nyata. Hewan-hewan berkeliaran di hutan, burung-burung terbang saat lu dekati, hingga aktivitas orang-orang di sekitar seperti petani yang lagi kerja, semuanya terasa organik.

assassins creed shadows

Selain itu, lighting-nya juga ditata dengan rapi dan sangat mendukung mekanik stealth-nya. Ditambah lagi, ray tracing-nya bikin refleksi seperti genangan air, pantulan cahaya di baju Yasuke, dan detail lainnya terlihat ganteng banget. View distance yang luas tapi tetap detail, serta density pohon-pohon yang mengelilingi, semuanya terasa sangat memukau.

Intinya, kalau ngomongin visual secara keseluruhan, gue nggak ada keluhan sama sekali. Visual baru dari Anvil Engine di Shadows ini benar-benar cakep banget, bikin lu terasa lagi ada di Jepang. Warnanya, pohon bambunya, semuanya kelihatan ganteng maksimal.

Secara distrik, mereka juga membaginya dengan cukup rapi. Mulai dari wilayah kastil, pemukiman warga, pelabuhan, hingga wilayah perdagangannya—semuanya punya sentuhan yang cukup distinctive, sehingga lu bisa langsung tahu lagi berada di distrik atau wilayah mana. Hutannya juga terasa nggak monoton, setidaknya di lokasi yang gue eksplor selama preview kemarin, yaitu wilayah Harima.

Jadi, kalau lu memang memimpikan eksplorasi Jepang di era Feudal, at least dari preview build ini gue puas banget dengan visual dan dunia yang mereka sajikan. Apakah art style-nya bakal monoton atau terlalu mirip di wilayah atau region lain? Tentu itu baru bisa kita lihat di versi full game-nya nanti. Yang jelas, map-nya cukup besar, dan ekspektasi gue adalah Shadows bisa menghadirkan banyak perbedaan di masing-masing wilayah.

Dynamic Weather dan Season Bukan Hanya Sebagai Kosmetik, Tapi juga Perkaya Gameplay

assassins creed shadows

Terlebih lagi, hadirnya Dynamic Weather dan Season di Shadows ini makin menunjukkan kehebatan Anvil Engine. Dynamic Weather dan Season ini bukan cuma elemen kosmetik, tapi juga berperan penting dalam gameplay, terutama untuk Naoe. Contohnya, hujan bisa mengubah pola jaga para musuh dan penjaga, sementara salju bisa bikin lu gampang ketahuan kalau ada serpihan salju yang jatuh dari genteng. Berbagai kondisi cuaca ini bisa memberikan keuntungan atau kerugian, tergantung situasi gameplay lu—terutama untuk Naoe yang memang seorang shinobi.

Perubahan musim ini juga menarik karena bisa lu trigger via menu. Jadi, lu bisa ganti musim secara real-time. Gue sendiri belum tahu batasan apa yang menghalangi lu untuk mengubah musim, karena kemarin gue nggak punya cukup waktu untuk ngoprek dan cari tahu lebih dalam soal ini. Kondisi untuk mengganti musim masih terasa menggantung, meskipun tombolnya selalu standby di menu.

Selain bisa gonta-ganti season, pergantian antara Naoe dan Yasuke juga dilakukan secara real-time. Lu bisa ganti hampir kapan saja, kecuali kalau lagi dikejar musuh atau berada di wilayah misi yang aktif. Tapi di luar kondisi itu, pergantian karakter bisa dilakukan dengan mudah dan dengan waktu loading yang cukup singkat.

Dua Karakter dengan Gaya Bermain yang Sangat Kontras, Pendekatan Baru dibandingkan Seri Odyssey dan Valhalla

assassins creed shadows

Kedua karakter ini punya tipe gameplay yang sangat kontras. Naoe lebih fokus pada super stealth, yang membutuhkan waktu cukup lama untuk melakukan pendekatan. Di sisi lain, Yasuke adalah karakter yang langsung sradak-sruduk—nembus pintu dan terjun ke dalam pertempuran tanpa basa-basi. Tiap misi juga menyediakan dua jalur akses, khusus untuk Naoe dan Yasuke. Misalnya, kalau Yasuke bisa mendobrak pintu yang terkunci, Naoe harus melakukan usaha ekstra untuk mencari jalan masuk dengan memanjat atau mencari rute tersembunyi.

assassins creed shadows

Naoe punya kelebihan dalam menggunakan Eagle Vision, sedangkan Yasuke nggak bisa. Naoe juga lebih fleksibel untuk memanjat sana-sini, sementara Yasuke nggak punya kemampuan tersebut. Bahkan, beberapa sync point hanya bisa dicapai oleh Naoe, sementara Yasuke nggak bisa. Elemen ini yang agak mengganggu gue selama permainan. Misalnya, ketika gue lagi pakai Yasuke dan ingin capture sync point, gue harus ganti ke Naoe dulu. Rasanya sedikit repot, karena harus bolak-balik ganti karakter setiap kali ingin eksplorasi penuh. Akibatnya, gue jadi lebih sering pakai Naoe karena jauh lebih accessible untuk berbagai aktivitas.

Gue nggak tahu apakah nantinya di versi full game elemen ini akan di-tweak sehingga kedua karakter bisa sama-sama mengakses sync point. Tapi sejauh yang gue mainkan di preview build, Yasuke nggak bisa memanjat, khususnya untuk lokasi seperti pagoda. Ini yang bikin gue berpikir bahwa kalau Yasuke dihapus dari Assassins Creed Shadows, sebenarnya nggak ada banyak hal yang hilang dari segi gameplay. Karena sejauh ini, Assassins Creed Shadows benar-benar terasa seperti game Assassin’s Creed kalau lu bermain sebagai Naoe dengan stealth mechanics-nya.

assassins creed shadows

Stealth mechanics di Naoe menurut gue cukup bagus dan cukup mengobati rasa lapar gue akan stealth mechanics yang lumayan deep. Mulai dari Naoe yang benar-benar bisa mematikan sumber cahaya untuk membuat kita tersembunyi, ngumpet di rerumputan, sampai ngumpet di plafon.

Cuma memang ada beberapa hal yang gue sayangkan. Pertama, inkonsistensi sumber cahaya yang bisa dimatikan—jadi bikin bingung mana yang bisa dimatikan dan mana yang nggak. Kedua, untuk plafon, ini juga agak aneh kenapa nggak diperbanyak plafon yang bisa di-interact buat ngumpet. Sayang banget, padahal ini elemen steatlh yang gue tunggu banget dari Shadows. Harusnya bisa seperti Splinter Cell di mana ada banyak plafon yang bisa dipakai buat ngumpet. Visual cue untuk plafon juga kadang membingungkan—kadang kelihatan, kadang nggak, setidaknya di mata gue.

Jadi, ada banyak hal di stealth mechanics yang masih bisa disempurnakan. Terutama soal assassinate di pojokan yang kadang timing-nya masih kurang pas. Menurut gue, waktu dua bulan kurang ini cukup untuk menyempurnakan stealth mechanics yang masih sangat-sangat bisa ditingkatkan. Soalnya, buat gue, masih terasa nanggung banget mechanics stealth-nya.

Untuk combat-nya, Naoe memang didesain untuk main stealth, karena dari segi penerimaan damage, si Naoe ini empuk banget. Dua-tiga kali kena hit pasti mokat. Tapi, untuk combat moves dan senjatanya, gue pribadi suka banget, terutama senjata kusarigama yang bisa buat nyerang agak jauh, plus animasi eksekusi akhirnya yang memuaskan. Ditambah lagi, sound design dari Shadows yang empuk di kuping.
assassins creed shadows
Skill-skill-nya juga lumayan memuaskan, yang secara visual ditampilkan dengan efek hitam putih. Skill-skill ini bisa di-unlock lewat skill tree. Beberapa gadget seperti kunai, shuriken, sampai smoke bomb juga lengkap di sini. Walaupun gue belum nemu tombol buat langsung drop bomb di tempat, karena tiap mau keluarin smoke bomb, gue harus ngarahin dulu. Yep, lagi-lagi gue terbatas waktu buat eksplorasi kontrol dan button mapping-nya. Yang pasti, combat-nya fun dan challenging, ditemani mekanik block dan parry dengan variasi jenis serangan, mulai dari yang blockable sampai unblockable.
assassins creed shadowsDi sisi lain, Yasuke cuma punya satu playstyle, yang gue bilang sih tanpa Yasuke pun Assassins Creed Shadows tetap jalan-jalan aja. Soalnya, Yasuke memang hanya bisa berantem doang, tapi combat-nya se-OP itu. Darahnya tebal, varian senjatanya banyak—mulai dari tombak, pentungan kanabo, sampai rifle, semua ada. Intinya, Yasuke benar-benar weaponized. Eksekusi final blow-nya juga ngeri-ngeri dan terasa sangat powerful, ditambah skill-skill eksplosifnya, seperti nendang orang sampai bisa mental pindah negara.
Buat gue, Yasuke itu karakter penghibur saat lu capek banget menjalani misi secara stealth. Jadi, kalau udah capek stealth, bisa langsung ganti ke Yasuke buat main lebih santai.
Indikasi bahwa ada pemain yang jenuh main stealth sepanjang game dan ingin bermain secara barbar juga difasilitasi oleh Shadows. Setiap misi besar memiliki intermission, di mana lu bisa memilih untuk melanjutkan misi dengan Naoe atau Yasuke. Hal ini penting karena setiap misi utama memiliki playtime yang lumayan panjang, dan menjadi Naoe dengan gaya stealth-nya memang menantang serta membutuhkan fokus tinggi. Jadi, adanya Yasuke memberikan opsi hiburan untuk bermain jedar-jedor ke sana-sini.

Permasalahan Kamera saat Bertempur di Area Sempit

assassins creed shadows

Walaupun begitu, secara kamera saat combat masih terasa kurang maksimal. Seringkali lu dikerumuni musuh, bahkan diserang musuh jarak jauh, tapi lu nggak tahu musuhnya ada di mana karena nggak ada indikator yang jelas. Kameranya juga nggak cukup menjauh, jadi sulit untuk mengetahui keberadaan musuh yang mau nyerang saat lu lagi dikeroyok.
Masalah ini makin terasa saat lu ada di dalam bangunan. Karena setting-nya Jepang, bangunannya cenderung kecil-kecil dengan ceiling yang rendah. Dengan kamera yang dekat dan indikator serangan yang masih kurang jelas, tentu ini jadi hal yang cukup mengganggu pengalaman bermain.

Mekanisme Skill Tree dan Knowledge Rank yang Berpotensi Bikin Assassins Creed Shadows Grinding Maksimal

assassins creed shadows

Skill tree untuk keduanya cukup luas, dengan pembagian berdasarkan playstyle dan jenis senjata. Jadi, masing-masing senjata dan playstyle punya skill tree-nya sendiri. Yang unik dari sistem skill tree ini adalah mekanik bernama knowledge rank, yang dimasukkan ke dalam sistem mastering. Elemen ini berguna untuk membuka skill tree berikutnya di setiap komponen playstyle dan senjata.

Untuk meningkatkan level knowledge rank, pemain harus menyelesaikan misi-misi knowledge yang ditandai dengan warna merah, mulai dari berdoa di kuil hingga mini-game QTE. Dengan menyelesaikan satu knowledge mission, pemain akan mendapatkan 1 knowledge point. Biasanya, kebutuhan untuk naik ke knowledge rank berikutnya tercantum, menunjukkan berapa poin yang diperlukan. Setelah poin terpenuhi, skill tree baru akan terbuka.

So far, setiap skill tree dari setiap komponen memiliki 6 level, dan tiap knowledge rank membutuhkan 10 poin untuk naik. Jadi, jika dihitung, mungkin akan ada sekitar 60 knowledge missions yang harus diselesaikan. Kalau misi-misinya repetitif, ini berpotensi menjadi komponen grinding yang membosankan. Selain menaikkan level karakter, ada barrier tambahan untuk membuka dan meningkatkan skill, yang membuat gue bertanya-tanya apakah ini akan terasa membosankan atau tidak.

assassins creed shadows

Misalnya, misi yang mengharuskan pemain untuk pergi ke kuil dan berdoa di 3 titik demi mendapatkan knowledge point terasa basi, terutama di tema-tema game Jepang, dan cenderung bikin bosen. Rasanya seperti cara untuk memperpanjang progress dan menahan pemain.

Gue belum eksplor semua knowledge missions-nya, tapi semoga ada variasi misi yang lebih menarik dan menyenangkan untuk dijadikan refreshing. Kalau isinya cuma repetitif, tentu ini jadi salah satu hal yang cukup disayangkan.

Traversal yang Sangat Fluid Saat Menggunakan Naoe

assassins creed shadows

Sekarang kita bahas elemen yang cukup penting dan jadi ikonnya Assassin’s Creed, yaitu traversal. Buat gue, traversal di Naoe ini mengembalikan feel traversal di Assassin’s Creed Unity. Lu berasa fluid banget saat manjat-manjat, loncat sana-sini, dengan animasi yang cakep banget. Naoe terlihat lentur, dan enak banget dilihat saat dia melompat ke berbagai tempat. Selain itu, ada grappling hook yang bikin platforming naik jadi lebih praktis—nggak perlu repot-repot cari platform buat naik. Selama ada sesuatu yang bisa lu hook, berarti lu bisa naik.

Walaupun begitu, butuh adaptasi buat afal kira-kira mana yang bisa di-grapple dan mana yang nggak. Tapi gue suka gimana Naoe bisa langsung pakai grappling hook sambil manjat. Cakep banget, secara traversal ini benar-benar asik. Lu juga bisa merangkak di bawah bangunan buat ngumpet atau mengendap-endap. Level design-nya bagus banget untuk memamerkan kemampuan traversal Naoe yang keren ini.

Kalau untuk Yasuke, traversal-nya biasa aja—jalan, lari, dan manjat beberapa platform yang masih mudah dijangkau. Tapi, ada kepuasan tersendiri saat pakai Yasuke, terutama dari sound design-nya. Suara gesekan armor Yasuke yang super tebal terasa detail banget di kuping, crispy dan memuaskan.

Untuk mekanik kuda, masih terasa familiar. Tinggal panggil, kudanya langsung nyamperin dan jemput lu. Menariknya, khusus Naoe, lu bisa ganti stance di atas kuda supaya bisa loncat lebih tinggi buat platforming.

Assassins Creed Shadows juga menyediakan eksplorasi laut dengan Naval System. Ada bangunan-bangunan di laut lepas yang kebetulan masih di-lock di preview dan belum bisa gue akses. Tapi yang pasti, lu bisa menggunakan perahu-perahu yang dipakai NPC, dan bahkan menyelam ke bawah laut buat mendapatkan beberapa chest di sana.

Detail Eksplorasi dan Berbagai Fitur yang Ada dalam Assassins Creed Shadows

assassins creed shadows

Navigation System di Shadows cukup mudah digunakan. Tinggal di-toggle on/off untuk menunjukkan arah ke tempat yang ingin lu tuju. Untuk ikon interest point, lu bisa mengaktifkannya saat berada di titik sync point. So far, sistemnya nggak se-scattered seperti di Valhalla, yang interest point-nya buanyak banget sampai bikin pusing. Di preview build ini, jumlahnya terasa cukup dan nggak berlebihan sampai bikin jenuh.

Buat misinya, Shadows menghadirkan konsep eksplorasi dengan memberikan petunjuk berupa clues. Lu harus pastikan baca brief misi, lalu bisa kirim scout ke lokasi tertentu untuk membuka titik objective point-nya. Yang masih gue pertanyakan, untuk membuka objective point atau point of interest dengan mengirim scout, itu menggunakan scout points. Sampai sekarang gue masih belum tahu cara mengisi ulang scout points ini.

Tapi yang pasti, ada dua cara buat menjalankan misi: pertama, baca brief, kirim scout, dan buka titik objective-nya; kedua, eksplor sendiri untuk menemukan titik objective. Di preview build ini, karena tempatnya menarik dan indah banget, gue pribadi nggak keberatan buat keliling mencari objective-nya tanpa harus menggunakan fitur scout. Selain itu, karena area di sini masih terasa cukup compact, keliling sana-sini jadi enak dan seru karena selalu ada hal baru yang bisa ditemukan di perjalanan.

Elemen-elemen lainnya di sini harusnya masih familiar buat lu, seperti sistem weapon dan gear tier yang memiliki tingkat kelangkaan hingga legendary. Tiap chest biasanya memuat senjata dan gear dengan rarity tertentu, yang umumnya ditentukan berdasarkan seberapa sulit aksesnya untuk membuka chest tersebut. Contohnya, ada chest yang terletak di istana, dan untuk menembus serta membuka chest itu, lu harus mengalahkan beberapa daimyo atau penjaga kastil. Tentunya, isi chest-nya juga worth to fight.

assassins creed shadows

Jenis musuh yang hadir juga kental dengan elemen Jepang, mulai dari outlaws, ronin, samurai, daisho, hingga guardians. Secara sederhana, mereka terdiri dari infantry biasa yang culun hingga algojo berbadan besar dengan health bar tebal.

Ada juga hideout yang memungkinkan lu untuk membangun base sesuai keinginan. Sayangnya, di preview build, fitur ini belum bisa gue akses. Selain itu, ada hideout kecil yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan untuk menimbun barang-barang, mengurus ally, dan menerima contract untuk mendapatkan EXP.

assassins creed shadows

Ally di sini cukup menarik karena mereka punya skill masing-masing, bisa lu upgrade, dan jadi elemen yang sangat fungsional dalam combat. Walaupun gue belum tahu gimana cara mendapatkan ally, di preview build ini gue langsung dikasih dua ally yang bisa di-level up dan kostumnya juga bisa diganti-ganti.

Hadirkan Pengalaman Bermain yang Menyenangkan, Namun Terhalang dengan Sistem Level 

assassins creed shadows

Intinya, kalau lu main Shadows pake Naoe, ini berasa banget kayak Assassin’s Creed versi Jepang. Gue suka banget sama landscape dan level design-nya yang luas, baik secara horizontal maupun vertikal. Traversal-nya fluid, stealth-nya terasa potensial banget, dan bakal jadi super nyaman kalau di-improve di full game-nya nanti. Combat-nya juga bakal sangat memuaskan kalau beberapa hal, seperti kamera, bisa diperbaiki di final build-nya. Ditambah lagi, fitur dynamic weather dan seasonal system yang benar-benar memberikan pengalaman gameplay berbeda di tiap musimnya. Konsep open mission-nya juga bikin Assassins Creed Shadows nggak terasa linear, jadi enak banget buat dijalanin.

Menurut gue, Assassins Creed Shadows udah cakep, cuma memang ada beberapa hal minor yang butuh dipoles biar terasa lebih sempurna dan jadi pengalaman yang benar-benar fulfilled.

Kalau ngomongin kekurangan utama, selain yang tadi udah gue sebutin, ini sifatnya personal banget. Gue kurang suka ada sistem level, terutama saat lu nggak bisa langsung assassinate musuh karena perbedaan level. Buat gue, dengan level layout yang udah kompleks, musuh yang banyak, dan effort observasi untuk cari celah progressing di tiap level, ujung-ujungnya malah mentok karena musuh yang levelnya lebih tinggi 1-2 level dari kita nggak bisa di-assassinate. Padahal, ada beberapa area yang jelas nggak bisa ditembus kecuali lu bunuh musuh itu. Jadi, mau main clean pun jadi sulit.

Karena ada sistem level, ya berarti emang harus grinding. Setiap wilayah juga punya levelnya masing-masing, jadi ini lumayan nambah effort.

Kalau soal Yasuke, menurut gue dia lebih cocok jadi karakter recess. Pas lu capek main stealth dan pengen gebukin orang, Yasuke adalah pilihan yang pas. Tapi secara mekanik, nggak ada yang terlalu spesial dari karakter Yasuke ini.

Untuk ulasan versi video, silakan tonton selengkapnya di bawah:

Gimana pendapat kalian tentang preview gim ini, guys? Apakah bikin kalian tertarik untuk mencobanya?


Ikuti kabar-kabar terbaru dari The Lazy Monday melalui:
Youtube Instagram X | Tiktok