Jakarta, 31 Januari — Kali ini kami kembali diberi kesempatan untuk mengulas gim terbaru dari Bandai Namco Entertainment yang berjudul Synduality Echo of Ada.
Ini adalah adaptasi dari sebuah anime yang berjudul Synduality: Noir, tapi mungkin lebih tepat kalo ini adalah spin-off dari keseluruhan franchise ya, karena seri Synduality juga punya produk lain, seperti Synduality: Kaleido untuk serial novel, Synduality: Ellie untuk manga & light novel yang dirilis pada tahun 2023 silam.
Sesuai judulnya, gim ini mengangkat cerita dari Ada, salah satu karakter sampingan dari seri anime itu dalam sebuah gim, bukan sebatas novel atau anime seperti pendahulunya.
Penasaran gimana ulasannya? Simak selengkapnya di bawah!
Diulas oleh Teo Ariesda
Untuk versi PC
Seri Synduality Angkat Cerita Post-Apocalypse Akibat Hujan Misterius yang Musnahkan Umat Manusia
Jika merujuk pada premis cerita Synduality: Noir, latar belakang dalam Synduality Echo of Ada tidak jauh berbeda. Dunia mengalami kehancuran akibat hujan misterius bernama Tears of the New Moon pada tahun 2099 yang memusnahkan 92% populasi manusia. Peristiwa ini juga menyebabkan makhluk hidup berubah menjadi monster bernama Enders yang memangsa manusia. Untuk bertahan hidup, manusia membangun kota bawah tanah besar bernama Amasia dan menciptakan robot tempur bernama Cradle Coffin. Robot ini bisa dilengkapi dengan AI Android bernama Magus dan digunakan untuk berburu Enders demi memperoleh AO Crystal, sumber kekayaan yang berharga. Pilot yang mengendalikan Cradle Coffin disebut sebagai Drifter.
Meskipun berlatar belakang dunia Synduality, gim ini tidak menawarkan cerita yang terlalu kompleks karena lebih berfokus pada elemen extraction shooter-nya. Namun, Bandai menambahkan mode cerita singkat yang memungkinkan pemain mengumpulkan berbagai log dari pilot Cradle Coffin yang tidak selamat. Mode ini memberikan sedikit detail tambahan tentang Alba Kuze dan Ada, meskipun tidak terlalu menarik untuk diikuti.
Secara keseluruhan, aspek cerita dalam gim ini tidak menjadi daya tarik utama. Jika ingin mendalami kisah Synduality, lebih baik membaca novelnya atau menonton anime-nya yang tersedia di Disney+.
Tidak bisa dipungkiri, saat pertama kali melihat trailer Synduality Echo of Ada, aku langsung tertarik dengan konsep yang diusung. Mecha dan extraction shooter menggunakan Cradle Coffin yang berbentuk imut—dan tampaknya lebih ditujukan untuk mengumpulkan resource—terlihat menyimpan potensi yang menarik. Namun, untuk saat ini kita kesampingkan dulu aspek gameplay dan fokus pada segi visualnya.
Synduality Echo of Ada Tawarkan Keunikan Efek Hujan Misterius Melalui Visual Dunianya
Synduality Echo of Ada menghadirkan dunia dari versi anime-nya yang telah porak-poranda akibat peristiwa yang sudah aku jelaskan sebelumnya. Banyak fasilitas yang masih berdiri tegak, tetapi kosong dan hanya menyisakan Enders serta Magus Hunter yang berjaga di beberapa area tertentu. Selain itu, kita juga diperlihatkan vegetasi unik yang mengalami mutasi akibat hujan misterius, serta gedung-gedung yang hancur.
Saat membuka map kedua setelah menjalankan beberapa misi, pengalaman visual terasa lebih segar karena vegetasi uniknya tumbuh semakin liar dan menjulang tinggi. Ini memberikan elemen verticality yang menarik, tetapi juga cukup membingungkan dan membuat pergerakan harus lebih berhati-hati karena risiko jatuh cukup tinggi.
Secara visual, meskipun tampak agak aneh jika dilihat dari perspektif Cradle Coffin—karena ukurannya yang nanggung—gim ini tetap menghadirkan dunia yang menarik untuk dijelajahi, baik sekadar untuk melihat-lihat maupun mengumpulkan resource. Namun, dalam jangka panjang, eksplorasi ini bisa terasa membosankan, terutama jika terlalu sering menjalankan misi di map yang sama. Hal ini diperparah dengan variasi Enders yang minim, sehingga tidak ada banyak perubahan dalam tantangan yang dihadapi. Bahkan Boss dalam misi Co-op hanyalah versi lebih sulit dari Enders yang sudah ada, membuatnya terasa kurang inovatif.
Kustomisasi dan Konten yang Masih Minim
Dalam Synduality Echo of Ada kalian juga bisa mengkustomisasi Magus dengan berbagai kosmetik—sesuatu yang sudah menjadi standar dalam gim seperti ini. Sayangnya, Magus ikonik dari seri anime seperti Noir, Mystere, dan Ada tidak mendapatkan kemampuan khusus dan hanya hadir sebagai tambahan kosmetik semata. Kita hanya mendapatkan kostumnya saja tanpa adanya fitur atau ability yang membuat mereka terasa spesial.
Aku berharap ke depannya lebih banyak konten yang dihadirkan, karena setelah kurang lebih 20 jam bermain, jumlah map, kostum, dan parts Cradle Coffin yang tersedia masih terasa sangat sedikit dan kurang bervariasi.
Eksplorasi yang Tersendat-sendat dan Beban Cradle Coffin yang Tidak Seperti Kebanyakan Gim
Awalnya, aku mengira area yang dihadirkan dalam Synduality Echo of Ada sangat kecil jika dibandingkan dengan extraction shooter lain. Namun, ternyata hal ini lebih disebabkan oleh stamina atau booster Cradle Coffin yang sangat terbatas dan rawan overheat. Ketika booster habis, kalian tidak bisa menghindar, melompat, atau sprint, yang jelas sangat menghambat mobilitas. Masalah ini semakin diperparah jika barang yang dibawa terlalu banyak.
Lebih buruknya lagi, Bandai memutuskan untuk memasukkan berat bagian-bagian robot sebagai beban tambahan yang harus diperhitungkan. Ini terasa kurang cermat karena membuat pemain harus mempertimbangkan bagian bodi robot juga, bukan hanya barang yang dikumpulkan. Encumbered benar-benar menjadi masalah besar dalam gim ini, karena kapasitas barang yang bisa dibawa sangat terbatas. Pemain harus selektif dalam mengumpulkan resource agar Cradle Coffin tetap bisa bergerak lancar, tanpa harus sering berhenti untuk mengisi ulang booster atau terganggu dengan suara overheat yang terus berbunyi.
Sangat disayangkan bahwa eksplorasi dalam gim ini menjadi terbatas akibat ruang inventory yang kecil. Hal ini membatasi kesempatan untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dalam satu sesi. Sepertinya, Synduality Echo of Ada memang didesain untuk mendorong pemain agar cepat-cepat mengumpulkan resource, pergi ke extraction point, lalu memulai semuanya dari awal lagi. Padahal, sebenarnya akan jauh lebih seru jika bisa bertahan lebih lama, berburu Enders, atau melakukan misi co-op bersama pemain lain yang ditemui di dalam permainan.
Seperti extraction shooter pada umumnya, Synduality Echo of Ada memiliki extraction point yang muncul secara acak di setiap sesi. Ada jeda waktu sebelum kalian bisa pulang dengan selamat, sehingga kewaspadaan tetap diperlukan meskipun situasi tampak aman. Selain ancaman dari Enders dan Magus Hunter, ada juga bahaya dari hujan misterius yang muncul secara berkala dan merusak perlindungan kalian. Durasi hujan ini tidak menentu, bisa cepat atau lama. Meskipun tidak terlalu berbahaya karena ada item untuk memulihkan perlindungan, elemen ini tetap menjadi tambahan menarik yang sesuai dengan konsep cerita Synduality.
Aku memang tidak terlalu banyak bermain gim mecha, tetapi menurutku pergerakan Cradle Coffin dalam gim ini cukup menarik. Tidak terlalu kaku, tetapi juga tidak terlalu luwes. Secara keseluruhan, mekanismenya berada di tengah-tengah antara gerakan yang terasa realistis dan nuansa arcade dengan segala keterbatasan manuvernya. Sayangnya, kapasitas inventory yang kecil benar-benar membatasi pergerakan, membuat eksplorasi dan pengalaman bermain terasa kurang optimal.
Magus, AI Android Pendukung Setia Kalian Saat Melakukan Misi
Ada tambahan Magus yang bertugas sebagai support dan memiliki ability khusus. Dari segi dukungan, mereka bisa melakukan scanning area untuk menemukan AO Crystal yang bisa ditukar menjadi uang jika berhasil selamat sampai extraction point, scanning terrain untuk menentukan area bertempur yang pas, serta scanning musuh atau robot teman untuk melihat equipment dan barang-barang yang dimiliki.
Tapi yang paling menarik dari Magus ini tentu saja adalah ability khususnya. Meskipun secara umum semuanya memiliki kemampuan dasar yang sama, setiap Magus nantinya bisa dipilih untuk mengambil kelas dengan ability unik masing-masing. Ada yang mampu melindungi diri dari hujan misterius, jamming mesin musuh hingga membuat mereka mengalami semi-paralyze, sampai bisa meng-heal Cradle Coffin dalam area kecil.
Entah kenapa, kemampuan-kemampuan ini seperti lebih ditujukan untuk bermain secara co-op karena kebanyakan bersifat area. Padahal gimnya sendiri tidak menyediakan fitur lobby untuk bermain langsung dengan teman-teman dengan membuat party.
Mekanisme Co-op yang Tidak Biasa untuk Extraction Shooter
Oh ya, di sini tidak diterapkan sistem lobby untuk bermain bersama teman dalam satu party, tetapi lebih ke sistem co-op mission yang bisa diaktifkan saat bertemu pemain lain di map dan sesi yang sama. Co-op mission ini akan menghadirkan challenge yang bisa diselesaikan bersama untuk mendapatkan reward.
Sayangnya, fitur ini hanya berlaku satu kali dalam setiap pertemuan. Hubungan dengan pemain lain jadi terasa kurang istimewa karena satu-satunya cara berinteraksi hanyalah melalui emotikon, tanpa adanya fitur teks. Padahal, Synduality Echo of Ada bisa lebih seru jika ada opsi untuk tetap berada dalam satu party, meskipun tanpa misi khusus, sehingga pemain bisa mengumpulkan resource atau sekadar mengobrol melalui teks sebagai pengganti fitur party manual bersama teman.
Synduality Echo of Ada memang menerapkan elemen PvPvE, tetapi lebih banyak berfokus pada PvE karena hampir semua pertemuan dengan pemain lain akan berakhir sebagai kerja sama. Tidak akan ada baku tembak kecuali ada yang iseng, karena gim ini memiliki friendly fire. Aku sendiri pernah mencoba menembak Cradle Coffin pemain lain setelah menyelesaikan misi co-op, dan ternyata memang cukup menyenangkan melihat mereka lengah. Tapi ya, tolong jangan ditiru biar gimnya tetap seru.
Meskipun sistem party manual tidak ada, satu hal yang cukup patut disyukuri adalah hampir tidak ada risiko ditembak pemain lain saat sedang mengumpulkan resource atau menyelesaikan misi tertentu, seperti yang sering terjadi di extraction shooter lain. Dengan begitu, ketegangan utama dalam Synduality Echo of Ada lebih datang dari serangan mendadak Enders atau Magus Hunter dibandingkan ancaman dari pemain lain.
Kombat Synduality Echo of Ada yang Kurang Maksimal
Secara combat, sebenarnya tidak ada yang terlalu spesial dari gim ini karena pilihan senjatanya cukup minim dan hanya terbagi menjadi tiga jenis, yaitu assault rifle/SMG, shotgun, dan sniper, jika mengesampingkan serangan melee, ditambah beberapa jenis granat. Cukup disayangkan karena tidak ada senjata seperti roket atau bazooka dengan daya ledak besar yang bisa membuat pertarungan terasa lebih gila. Selain itu, akan lebih menarik jika senjata melee bisa di-upgrade untuk menghasilkan damage lebih besar, sehingga tidak hanya menjadi pilihan terakhir saat kehabisan peluru dalam misi.
Salah satu aspek yang bisa di-highlight dari mekanik combat ini adalah fitur crosshair-nya yang memiliki semacam guide untuk menunjukkan apakah tembakan kalian terhalang oleh suatu objek. Meskipun simpel dan terkadang kurang konsisten, menurutku ini adalah detail menarik, karena dalam perspektif third-person, elemen seperti ini sering diabaikan, terutama ketika menggunakan cover untuk berlindung dari serangan musuh.
Pergerakan Enders di gim ini cukup mudah dipelajari dan dihindari, tetapi kalian tetap harus selalu memperhatikan area sekitar dan minimap, karena serangan mereka bisa datang secara tiba-tiba dari berbagai arah. Secara umum, tidak ada masalah yang berarti dalam pertarungan melawan mereka, kecuali saat menghadapi Incubator yang cukup merepotkan karena sering keluar-masuk tanah, serta Parasitic Enders yang bisa masuk ke dalam Cradle Coffin tua.
Hal yang terasa agak awkward adalah pertempuran melawan sesama Cradle Coffin, karena pergerakan yang terbatas membuat pertarungan menjadi kurang taktis. Satu-satunya strategi yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan mekanik crosshair dengan berlindung di balik objek agar serangan musuh mengenai penghalang tersebut dan mengurangi damage-nya, atau menerapkan gaya run and shoot, yaitu menembak sambil bergerak. Ini cukup efektif karena aim musuh bisa menjadi kacau terhadap target yang bergerak cepat.
Secara keseluruhan, combat dalam Synduality Echo of Ada memang tidak terlalu spesial, tetapi juga agak sulit dibayangkan bagaimana bisa dibuat lebih menarik mengingat keseluruhan desain permainannya memang seperti ini. Jika diberikan fitur cover, mungkin akan terasa aneh karena pergerakan yang cukup kaku. Sejauh ini, strategi terbaik adalah memanfaatkan jumping dan boosting untuk menghindari serangan musuh, terutama bagi pengguna shotgun, yang memiliki damage sangat besar dalam jarak dekat.
Fitur Upgrading Markas yang Berbeda Dari Gim-gim Sejenis
Fitur upgrading markas dari nol hingga menjadi sebuah fasilitas yang mantap terasa sangat menarik. Upgrade ini menghadirkan berbagai fitur bermanfaat, seperti crafting item, senjata, atau parts Cradle Coffin, mengurangi biaya reparasi, mempercantik tampilan markas, dan masih banyak lagi. Dengan adanya sistem ini, proses grinding terasa lebih bermakna karena ada sesuatu yang bisa dikejar selain sekadar mengumpulkan uang dan meningkatkan perlengkapan.
Menaikkan level Battle Pass juga tergolong mudah, berkat misi harian dan mingguan yang memberikan EXP dalam jumlah besar. Seharusnya memang seperti ini untuk sebuah gim premium. Namun, dari segi kosmetik, Battle Pass ini terasa kurang menarik. Satu-satunya konten yang cukup memotivasi untuk naik level hanyalah senjata dan parts Cradle Coffin baru, sementara sisanya terasa kurang appealing untuk dikoleksi.
Extraction Shooter Unik yang Dibalut Core Loop Grindy dan Repetitif
Meskipun menghadirkan berbagai fitur dan mekanik unik yang didasarkan pada seri anime dan novelnya, Synduality Echo of Ada tetap tidak bisa lepas dari cengkeraman core loop yang sangat grindy dan repetitif. Untuk mendapatkan resource tertentu, kalian harus berkeliling map di area-area yang sudah ditandai, tetapi jumlahnya tidak selalu pasti dan masih dipengaruhi oleh sisa inventory dalam tas. Semakin banyak barang yang dibawa, semakin berkurang efisiensi eksplorasi karena memperpendek durasi booster yang memungkinkan pergerakan lebih cepat. Ini menjadi pedang bermata dua, karena selain menyulitkan saat harus kabur dari sergapan musuh, kalian juga harus berpacu dengan suara ninu-ninu saat booster mengalami overheat akibat kelebihan muatan.
Ketiadaan lobby untuk membuat party juga menjadi salah satu kesalahan yang cukup fatal karena kalian hampir tidak bisa main bareng temen-temen kalian di waktu yang sama. Seharusnya Bandai mengubah hal ini secepatnya, supaya tidak kehilangan pemain lebih banyak lagi.
Dengan harga Rp400.000, rasanya Synduality Echo of Ada kurang worth it untuk dibeli saat ini. Namun, jika kalian menyukai anime-nya, mungkin lebih baik menunggu hingga harga gim ini turun dan lebih banyak konten baru ditambahkan sebelum memutuskan untuk memainkannya.
Synduality Echo of Ada tersedia untuk platform PS5, Xbox Series X|S, dan PC.
Untuk ulasan versi video silakan tonton selengkapnya di bawah:
Gimana pendapat kalian tentang gim ini, guys?