Jakarta, 4 Maret — Kali ini kami diberi kesempatan untuk mengulas gim terbaru dari Hazelight Studios yang paling ditunggu para fans berjudul Split Fiction!
Yuhuu, everybody! Welcome back again with me, Aldo from The Lazy Monday. Kali ini, gue mau ngebawain review sebuah gim yang, jujur aja, mungkin nggak bakal menang Game of the Year, tapi gue yakin banget setidaknya masuk nominasi—dan bukan cuma satu, tapi banyak nominasi!
Sejauh ini, gim ini benar-benar GOTY material banget. Saya persembahkan review Split Fiction, gim yang sukses bikin gue ter-wow di setiap momennya.
Simak ulasan selengkapnya di bawah!
Diulas oleh Rivaldo Santosa
Untuk platform PC
Split Fiction Angkat Cerita Penulis Fantasi dan Fiksi Ilmiah yang Terjebak di Sebuah Mesin Pencuri Ide
Split Fiction memiliki premis yang menarik. Ceritanya tentang dua penulis, Zoe dan Mio, yang belum pernah menerbitkan buku sebelumnya. Zoe adalah penggemar genre fantasi, sementara Mio lebih menyukai fiksi ilmiah. Keduanya tidak saling mengenal, tetapi sama-sama datang ke sebuah perusahaan penerbit bernama Rader.
Yang membuat Rader spesial adalah teknologi mereka—sebuah mesin canggih yang memungkinkan penulis bersentuhan langsung dengan cerita yang sedang mereka tulis. Mesin ini bekerja dengan cara mengekstrak imajinasi dan kreativitas penulis melalui sebuah bubble. Namun, ternyata mesin ini tidak hanya memperdalam hubungan penulis dengan ceritanya, tetapi juga bertugas mencuri ide dan kreativitas mereka untuk kepentingan perusahaan.
Mio mulai menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan Rader. Saat dia menolak masuk ke dalam bubble, terjadi kekacauan—Mio justru terjebak dalam mesin yang seharusnya digunakan oleh Zoe. Kesalahan ini menyebabkan error besar, mengancam kestabilan mega machine yang mencuri ide kreatif manusia. Lebih buruknya lagi, mesin tersebut tidak bisa dimatikan karena gangguan yang terjadi.
Akibat insiden ini, Mio dan Zoe terjebak dalam satu dimensi yang menggabungkan dunia dari semua cerita hasil imajinasi mereka. Kini, mereka harus berpetualang melewati berbagai dunia fantasi dan fiksi ilmiah yang mereka ciptakan sendiri, sambil mencari cara untuk keluar dari dimensi tersebut.
Bawa Kembali Mekanik Split Screen dan Gameplay Ala-ala Gim Hazelight Sebelumnya
Kalau kalian pernah main It Takes Two atau A Way Out, pasti udah familiar dengan gaya eksekusi gim dari Hazelight. Mereka menggunakan konsep split-screen, dan karena sekarang ukuran layar udah gede-gede, menurut gue itu bukan masalah sama sekali. Justru, pengalaman mainnya tetap nyaman dengan gaya split-screen ini.
Secara mekanik, Split Fiction juga nggak jauh beda dari It Takes Two. Ada banyak puzzle yang harus kalian selesaikan berdua, dan split-screen di sini bukan sekadar gimmick. Kalian benar-benar harus bekerja sama dengan teman main kalian buat menyelesaikan berbagai puzzle dan platforming yang ada.
Tapi yang bikin Split Fiction spesial justru datang dari premisnya. Kedua karakter utama punya preferensi genre yang berbeda—Zoe suka fantasi, sementara Mio lebih ke sci-fi. Akibatnya, kalian bakal terus berpindah-pindah ke dunia imajinasi mereka. Variasi dunianya benar-benar nggak ada obat! Hazelight sering banget ngasih wide shot buat nunjukin sudut pandang luas dari dunia-dunianya yang super cantik.
Kalian bakal diajak keliling ke dunia cyber ninja di mana kalian bisa jadi samurai, terus ke dunia fantasi di mana kalian bisa berubah secara real-time jadi dua makhluk berbeda—Zoe bisa berubah jadi kayak Groot dan peri mungil, sementara Mio bisa jadi kera besar dan ikan hybrid. Gokil banget!
Terus ada juga dunia absurd di mana kalimat bisa jadi babi, bahkan jadi sosis. Nggak cuma itu, ada juga dunia di mana kalian berubah jadi gigi! Pokoknya absurd banget dan bikin kalian selalu terkesima setiap kali pindah dunia baru.
Cara Membungkus Cerita Dibumbui Humor yang Menarik
Gue juga suka gimana mereka ngebungkus cerita di setiap dunia dengan tetap fun, tapi juga serius di saat yang bersamaan. Mereka selalu bikin premis kocak buat mendeskripsikan para boss dan penjahatnya—mulai dari bos robot tukang parkir, kucing imut yang berubah jadi beast, robot dokter gigi, sampai robot megaphone, dan masih banyak lagi. Deskripsi dan perjalanan menuju boss fight ini bikin kalian benar-benar tenggelam dalam imajinasi Zoe dan Mio.
Hal ini juga akhirnya bikin kalian nggak perlu lagi berpikir secara logis soal jalan ceritanya, karena semua memang murni hasil imajinasi liar kedua penulis yang dituangkan secara mentah ke dalam bentuk dunia. Gue juga suka gimana Hazelight, entah sengaja atau nggak, memasukkan berbagai referensi pop culture dan gim-gim populer lainnya sebagai sentuhan kecil di setiap dunianya. Misalnya, ada Leap of Faith, motor dan adegan yang mirip Akira, bonfire ala Dark Souls lengkap dengan font medieval-nya, dan masih banyak lagi.
Referensi-referensi kecil ini bikin Split Fiction makin banyak ngasih pukulan mengejutkan yang bikin kalian terus merasa wah! tiap kali nemuin sesuatu yang familiar. Kesannya juga nggak maksa karena memang nyambung dengan karakter Zoe dan Mio yang masih penulis amatir. Sebagai penulis pemula, sangat mungkin mereka tanpa sadar masukin berbagai referensi pop culture yang mereka suka atau tahu. Jadi, kesannya memang kalian sedang berjalan di dalam imajinasi dua penulis amatir yang penuh dengan referensi dari dunia pop culture yang sudah ada.
Bahkan, secara ajaib mereka berhasil masukin konsep level yang mirip sama gim SSX zaman dulu, dan ini benar-benar bikin gue terkejut di awal tahun ini!
Berbagai Macam Level Design Pasti Buat Kalian Puas!
Secara level design, kalian juga bakal menemukan banyak elemen yang ada di It Takes Two. Split Fiction memberikan kesempatan buat menikmati Split Fiction dari berbagai sudut pandang dan genre—mulai dari top-down, side-scrolling, hingga multi-perspective. Mungkin di masa mendatang, Hazelight bakal menambahkan lebih banyak genre ke dalam gim ini, entah itu fighting atau FPS dengan tempo cepat. Gue rasa Hazelight benar-benar cerdas dalam menggabungkan berbagai macam genre ke dalam gimnya.
Dengan premis yang mereka buat, semua sudut pandang dan genre yang muncul di Split Fiction terasa masuk akal dan menyatu dengan baik dalam sebuah gim co-op action-adventure platformer. Nggak ada yang terasa dipaksakan. Kalian juga nggak akan merasa bosan, karena setiap levelnya terus berubah dan nggak terasa repetitif sama sekali. Bahkan dalam satu level saja, kalian bisa menemukan berbagai model gameplay yang berbeda—tiba-tiba berubah jadi side-scrolling, tiba-tiba dapat senjata, tiba-tiba kayak main Metroid, atau tiba-tiba ada kejutan baru lagi.
Cara mereka menurunkan tensi saat mengikuti cerita juga sangat bagus. Mereka menambahkan beberapa side mission yang ringan dan fun untuk dimainkan. Seperti yang gue sebut sebelumnya—ada momen di mana kalian bisa jadi babi, jadi gigi, main SSX, dan masih banyak lagi. Bahkan, tiba-tiba kalian bisa memainkan mode yang mirip Gradius, alias side-scrolling shooter bullet hell jadul.
Side mission ini bikin gameplay terasa lebih dinamis. Setelah menyelesaikan misi sampingan, kalian jadi bisa tetap keep up dengan gim ini tanpa merasa jenuh. Apalagi, secara keseluruhan, ceritanya sebenarnya cukup ringan dan buat gue pribadi, nggak terlalu bikin penasaran. Gm ini memang lebih bertumpu pada level design yang selalu menarik di setiap momennya.
Josef Fares Berhasil Buktikan Omongannya Saat di The Game Awards
Buat gue, Hazelight dan koar-koarnya Josef Fares di TGA yang bilang Split Fiction bagus banget bukan omong kosong. Split Fiction benar-benar ngasih pengalaman yang seru, ringan, dan fun di saat yang bersamaan. Gim ini juga sangat engaging, terutama di tengah hiruk-pikuk awal tahun yang penuh dengan gim-gim super serius.
Semua yang ada di Split Fiction terasa fun banget. Puzzle-puzzlenya terkadang cukup menantang, kadang juga bikin kalian kebingungan, jadi rasanya lengkap banget. Hazelight benar-benar juara dalam mendesain level yang super dinamis. Platforming-nya nggak ada yang terasa sama—semuanya selalu terasa fresh. Pokoknya, gim ini bakal ngasih kalian pengalaman platforming yang benar-benar ganteng banget! Anggap aja kalian bakal platforming dari bawah air sampai luar angkasa, semuanya ada di gim ini, dengan konsep dan tools yang berbeda-beda di setiap bagian. Gila banget!
Kalau pun ada kelemahan, mungkin hanya soal dunianya yang super linear dan nggak ada collectibles. Di awal, gue sempat merasa harus keliling sana-sini buat mencari collectibles, tapi ternyata nggak ada apa pun yang bisa dikoleksi selain menemukan side mission. Tapi ini pun minor dan subjektif banget.
Satu lagi kekurangan buat gue pribadi adalah nggak adanya konsekuensi berat kalau kalian mati. Checkpoint-nya, bahkan di boss fight, super banyak dan dibagi per fase. Jadi, nggak ada risiko sama sekali kalau kalian mati. Gue cukup pengen ada death counter di gim ini buat kedua karakter, biar bisa sedikit kompetitif dengan partner co-op dalam hal siapa yang paling sering mati. Tapi, lagi-lagi, ini cuma keinginan pribadi dan bukan kelemahan yang signifikan.
Nggak ada kekurangan yang major buat gue. Gue menikmati setiap level dan setiap momennya. Split Fiction jelas salah satu gim yang layak masuk kandidat Game of the Year tahun ini. Gim ini solid banget!
Split-screen yang Lebih GILA, Masuk GOTY 2025 Nih!
Intinya, bayangin kalian bakal masuk ke dunia sci-fi, lalu pindah ke dunia fantasi. Konsep dunianya selalu berkutat di antara sci-fi dan fantasi, tapi dengan tema yang berbeda-beda. Jadi, setiap kali mau pindah level atau masuk ke side mission, kalian selalu dibuat penasaran: Gue bakal ke mana lagi? Kira-kira gue bakal dapat senjata atau kemampuan apa di level selanjutnya?
Gue nggak pernah sepenasaran ini setiap kali mau masuk ke level baru. Pastiin kalian selesain gim ini, karena level terakhirnya benar-benar gila! Konsepnya mind-blowing dan next level banget saat mereka mengombinasikan dua dunia tersebut. Udah, gue nggak mau bahas panjang lebar, karena gue juga nggak mau spoiler dan merusak pengalaman kalian buat mainin gim ini.
Semakin sedikit konten yang kalian tahu soal gim ini, semakin banyak wow moment yang bakal kalian dapetin. Rasakan dan nikmati sendiri! Yang pasti, hati-hati kalau ngajak pasangan kalian main Split Fiction, karena gim ini cukup challenging. Beberapa platforming-nya butuh timing yang pas, dan bisa aja bikin kalian berantem sama pasangan. Jadi, siap-siap aja, ya, guys!
Simak ulasan versi video di bawah ini:
Ikuti kabar-kabar terbaru dari The Lazy Monday melalui:
Youtube | Instagram | X | Tiktok