Jakarta, 16 April — Kali ini kami diberi kesempatan oleh Bandai Namco Entertainment untuk mengulas salah satu gim adaptasi anime terbaru mereka Bleach Rebirth of Souls!
Simak ulasan selengkapnya di bawah!
Diulas oleh Teo Ariesda
Untuk versi PS5
Bleach Rebirth of Souls Angkat Cerita 1:1 dengan Versi Anime-nya!
Dari segi cerita, Bleach Rebirth of Souls masih mengikuti cerita aslinya dari anime dan bisa dibilang faithful sama sumbernya. Dari mulai arc Substitute Shinigami yang masih pendek banget, misi penyelamatan Rukia, sampai arc-nya Arrancar, Hueco Mundo, hingga arc pamungkas di akhir yang mempertemukan kita melawan Aizen.
Di sini Bandai udah nggak pelit-pelit amat soal cutscene, sebagian besar adegan dalam anime-nya di-craft ulang sesuai sama style visual yang dibawa Bleach Rebirth of Souls. Di awal bab biasanya kita langsung disuguhkan adegan aftermath dari serangkaian peristiwa yang terjadi, dan dilanjutkan dengan recap di awal bab yang masih berupa potongan gambar. Tapi menurutku ini bukan suatu hal yang mengganggu, karena pada akhirnya setiap adegannya bakal ditampilkan secara perlahan.
Sistem story-nya bukan open world yang bikin kita bebas eksplorasi Karakura Town atau Seireitei, tapi masih berupa nodes-nodes seperti Dragon Ball Sparking! ZERO, Naruto, atau Jujutsu Kaisen. Jadi, buat kalian yang berekspektasi bisa dengan leluasa jalan-jalan, sebaiknya kubur dalam-dalam keinginan itu karena kembali lagi, ini adalah gim adaptasi anime dari Bandai.
Namun seenggaknya lewat nodes-nodes ini kita diperlihatkan kalau beberapa kejadian itu berlangsung secara simultan di beberapa lokasi. Terus, beda sama Naruto Connections kemarin, di sini kita juga harus memainkan karakter lain selain Ichigo di beberapa fight penting, bahkan fight-fight sampingan sesuai di anime-nya. Misal Ishida ngelawan Kurotsuchi Mayuri, Sado ngelawan Kyoraku, karakter-karakter lain seperti Kenpachi waktu melawan Kaname Tosen dan Sajin Komamura, bahkan sampai melawan Hollow-hollow rendahan juga dimasukkan di sini. Jadi, untuk versi story-nya terasa lebih komplet aja.
Concern-ku sih Story Mode-nya jadi terasa panjang banget buat sebuah gim bergenre fighting anime kalau dibandingkan berbagai gim lainnya. Bisa jadi buat kalian yang tertarik sama ceritanya atau seenggaknya pengen napak tilas sama cerita Bleach, lu cukup menonton cutscene-nya aja secara lengkap. Di lain sisi, lu mungkin bakal ngerasa overwhelm sama nodes-nodes story-nya yang lama-kelamaan bikin kalian capek buat menonton semuanya. Aku pribadi setelah sampai di arc Hueco Mundo dan Karakura Town bener-bener skip karena mau menghemat waktu dan masih sedikit inget sama cerita dan fight-nya.
Lalu minusnya, di sini kalian nggak bakal ngelihat cutscene-cutscene epik, karena di sini di-tone down abis-abisan. Adegan yang seharusnya bisa lebih intens, jadi kerasa hambar karena minim banget efeknya dan tebas-tebasan pedang jadi minimalis banget. Sangat disayangkan banget sih buat yang ini.
Dari segi cerita, salah satu hal yang bikin kesel dari Bleach adalah adanya filler yang bisa satu arc sendiri. Untungnya di sini nggak ada yang namanya arc filler dan cukup straightforward.
Kenapa cukup? Karena entah kenapa Bandai nambahin side story yang ngasih adegan filler tambahan buat karakter-karakter ikonik. Sebenarnya cukup menarik karena menampilkan hal original, tapi sangat time consuming buat yang cuma cari gelutnya doang. Lagi-lagi, untungnya ini murni opsional dan bisa langsung progress ke ceritanya.
Overall buat story, seperti yang aku jelaskan sebelumnya, bisa dibilang hampir 1:1 kalau dibandingkan versi anime-nya. Semuanya dibuat secara lengkap, cuma sayangnya memang lama-lama terasa dragging aja buat gim anime seperti ini. Oke, ini skrip yang sangat panjang buat sebuah gim fighting adaptasi anime sih. Cuma aku pribadi memang suka Bleach yang sempat menjadi Big 3 bareng Naruto dan One Piece belasan tahun silam. Jadi, yapping di sini rasanya pas-pas aja buat sebuah gim anime, meskipun memang kerasa dragging parah dan aku merasa setiap ceritanya jadi terlalu demanding karena hampir semua fight dan beragam adegan kecil pun di-cover dalam Bleach Rebirth of Souls. Ini bisa jadi nilai positif atau negatif tergantung gimana kalian menyikapinya sih. Positifnya, kalian kayak lagi rewatch Bleach tanpa filler. Negatifnya, jadi kerasa kepanjangan aja.
Hadir dengan Visual Oke dan UI yang Bagus Banget!
Dari segi visual, gaya cel-shading yang hampir dibawa gim-gim JRPG atau adaptasi anime ini udah cocok banget dan relevan buat gim zaman sekarang. Bisa aku bilang Bleach Rebirth of Souls memiliki visual terbaik buat gim adaptasi anime dari Bandai dan bisa bersaing sama Naruto atau Dragon Ball yang punya track record gim yang lebih matang. Karena basically gim terbaru Bleach sebelum ini juga adanya di Jump Force dan J-Stars Victory VS yang notabene adalah gim crossover, terus Brave Souls yang gim mobile. Jadi, kehadiran Bleach Rebirth of Souls ini bener-bener bikin seri Bleach rebirth alias lahir kembali di platform generasi terbaru. Cuma ya kayak yang aku sebutkan sebelumnya, cutscene-nya emang hemat budget banget karena minim aksi.
Desain dari tiap karakter dan bahkan musuh-musuh sampingannya juga dikerjakan sesuai dengan anime-nya ya. Tiap serangan, bankai, Cero alias tembakan energi hollow-nya juga ga dikerjakan secara ngasal dan aku pribadi puas sama efek-efek yang ditampilkan saat battle berlangsung.
Tapi MVP dari Bleach Rebirth of Souls sih UI-nya yang keren banget, permainan motion dan tipografinya bener-bener satisfying. Nyaman dan sesuai banget sama tema musik yang dibawa sama Bleach yang cenderung upbeat. Ga cuma dari menu, saat combat-nya pun juga bakal muncul berbagai efek tipografi yang satisfying. Mulai dari punish attack sampe Kikon atau Finishers move/Soul Break yang terasa kalo itu benar-benar sebuah finisher yang epik. Pokoknya mah UI-nya Jujutsu Kaisen langsung dipantatin sama ini gim.
Secara keseluruhan, buat visual sama music dan sound-nya sih aku ga ada masalah sama sekali. VA-nya juga satisfying untuk didengarkan dialognya dan musik upbeat yang digunakan sudah sesuai sama battle-nya.
Mekanik Kombat yang Berbeda, Tapi Mungkin Bukan Favorit Semua Orang
Untuk masalah combat, di sini Bleach menawarkan mekanisme baru yang nggak mencontek gim-gim Bandai lainnya. Daripada meniru Naruto atau Kimetsu no Yaiba yang udah mantap banget secara combat, Bleach hadir dengan mekanisme pertarungan satu lawan satu selayaknya duel Samurai yang nggak bisa melepaskan pandangan dari lawan.
Nggak dapat dipungkiri bahwa mekanik ini malah ngebawa movement dalam combat-nya jadi benar-benar terbatas banget dan kontrolnya terasa lumayan bodoh untuk gim-gim zaman sekarang. Kenapa? Karena di sini kalian cuma bisa bergerak maju mundur dan berjalan ke kanan kiri doang dengan berjalan. Dash-nya cuma bisa ke depan aja, nggak bisa kanan kiri buat positioning. Terus daripada mengadaptasi di mana posisi kita berada seperti gim Naruto, tombol arah buat bergeser ke kanan kiri Bleach Rebirth of Souls malah stay dengan tombol yang sama. Jadi, ketika posisi kalian berada di belakang pun, kalian tetap harus mengarahkan analog ke depan untuk maju mendekati musuh. Kalau di Naruto, maju mundur kanan kirinya tuh sesuai sama posisi kalian dan nggak bikin kita disorientasi gara-gara mekanik yang diterapkan Bleach Rebirth of Souls. Oke, mungkin ini memang kudu dibiasakan aja, tapi rasanya ini termasuk kekurangan dari gim ini dan seharusnya menerapkan mekanik movement yang sama dengan gim-gim mereka sebelumnya. Mungkin kalian belum nangkep maksudku, jadi mungkin aku perlihatkan langsung saja di video.
Bleach Rebirth of Souls menerapkan Konpaku, yaitu angka di atas dengan bar vertikal di paling atas yang berperan jadi HP kita sebenarnya. Sedangkan bar panjang di bawahnya adalah Reishi yang harus dihabiskan sampai setidaknya threshold tertentu atau seluruhnya buat menghasilkan damage ke Konpaku dengan menggunakan serangan Kikon atau finisher moves. Damage yang dihasilkan tergantung apakah kalian melakukannya saat normal atau setelah evolusi/bankai atau awakening, dan apakah kalian menghabiskan Reishi musuh sampai 0%. Kalau kalian familiar sama mekanik gim PS1 Shaman King: Spirits of Shaman, kurang lebih mekanismenya mirip gim itu. Bedanya, di sana tuh Furyoku berfungsi sebagai Konpaku, dan Oversoul-nya seperti Reishi.
Sayang banget di sini combo-nya tuh benar-benar monoton, kalian cuma bisa kombinasiin light + heavy attack yang cuma ada satu pattern serangan aja, ditambah serangan energi yang pakai tombol bulet atau Spiritual Pressure Move. Intermediate combo-nya kalian bisa kombinasikan lewat Kikon Move pakai R2 dan melakukan Hoho atau L1 + X buat teleport ke belakang musuh buat melanjutkan combo. Dan, udah, gitu aja combo-nya. Di sini Bandai nggak menambahkan variasi serangan kalau kalian menambahkan tombol arah kayak gim Naruto sama sekali.
Dan kalau kalian familiar sama gim Guilty Gear yang benar-benar satisfying banget saat punish musuh, kalian juga bakal menemukannya juga di sini. Basically semua serangan bisa lu block biasa dan bisa langsung lu serang balik di sela-sela waktu recovery musuh setelah nyerang. Kalau ketemu musuh yang sering Guard, di sini kalian bisa melakukan Guard Break yang berfungsi jarak dekat atau jauh. Cukup tricky buat melakukannya dari jauh karena bisa sangat gampang buat di-punish karena keliatan saat nge-charge. Penggunaan Hoho atau teleport ini di saat yang tepat bisa men-trigger Counter dengan animasi yang cukup keren. Melakukan movement saat diserang juga memberikan kalian time window yang cukup buat langsung punish musuh. Sayang banget pergerakan kalian di sini sangat monoton dan terbilang slow pace juga.
Di Dragon Ball atau Naruto pastinya kalian familiar sama namanya dragon atau chakra dash buat mendekati musuh dengan cepat. Sayangnya di sini cuma ada Hoho doang, sedangkan dash biasanya sendiri sangat kureng banget-banget. Nggak tau kenapa Bandai menerapkan dash seperti ini sih. Mungkin ini karena secara kombat memang nggak se-fast paced itu ya, lagian di anime-nya juga kalau berantem kayaknya juga lebih banyak melakukan Shunpo, Sonido, atau Hirenkyaku buat Quincy. Tapi silakan CMIIW semisal kalian punya pemikiran yang beda buat ini.
Hal yang aku appreciate dalam Bleach Rebirth of Souls adalah Bankai, atau Awakening in general, yang bukan sekadar peningkatan power aja. Sesuai anime-nya, gimmick-gimmick tiap Zanpakuto menghadirkan surprise menarik yang bikin combat-nya makin epik. Misal Enma Korogi dari Kaname Tosen yang membuat kita nggak bisa ngelihat apa-apa, Hihio Zabimaru yang bikin pedangnya Renji jadi ular raksasa, Kokujō Tengen Myō’ō dari Komamura yang benar-benar memanggil prajurit berbaju zirah raksasa buat bertempur, bikin gimnya jadi semakin menarik dan mengejar kita buat melakukan Awakening selain mengejar damage ke Konpaku yang lebih besar.
Dari memainkan gim ini aku jadi kembali mempelajari istilah-istilah yang digunakan sama para Shinigami yang mungkin sebagian besar dari kalian juga lupa. Misalnya Konpaku itu sendiri, Reishi, Hoho, Shunpo, Sonido, Hirenkyaku, Kikon, dan masih banyak lagi istilah yang beberapa di antaranya udah nggak inget lagi.
Menariknya, kita nggak cuma dikasih ngelawan musuh-musuh berbentuk manusia doang seperti Shinigami atau Arrancar, tapi juga berbagai Hollow di arc Substitute Shinigami. Memang bukan pengalaman yang spektakuler banget, tapi setidaknya menambah dinamika musuh juga. Meskipun aku pribadi sangat benci fight melawan mereka karena serangan kita nggak bisa bikin mereka stagger, sebelum menghancurkan bar pertahanannya terlebih dahulu.
Overall, buat combat-nya sih love and hate banget ya. Aku pribadi suka sama visual dan berbagai punish attack, serta Awakening tiap karakter, ditambah visualnya yang nggak malas yang bikin semangat buat nontonin lagi fight tiap karakter di anime-nya. Aku agak menyesalkan kenapa Bandai nggak membuat movement-nya lebih bebas dan cepat, setidaknya dibikin seperti Dragon Ball yang bisa bergeser ke kanan kiri atau dash yang lebih cepat dan smooth. Combo-nya yang monoton juga bikin kita berpikir dua kali untuk memainkannya.
Tapi memang tidak bisa dipungkiri bahwa mekanisme kombat yang dihadirkan oleh Bleach Rebirth of Souls benar-benar beda apabila dibandingkan dengan gim fighting adaptasi anime yang sudah ada. Cuma mungkin memang tidak menjadi favoritku karena gerakannya yang terbatas.
Tawarkan Multipemain, Namun Entah Kenapa Waktu Tunggunya Sangatlah Lama
Oh ya, buat kalian yang nanya, di sini kalian bisa bermain multiplayer secara local co-op kayak Dragon Ball Sparking! ZERO atau Naruto ya. Yah, ini sih seharusnya jadi standar gim fighting zaman sekarang juga, kayak zaman dulu. Sedangkan buat online-nya sih aku udah menyerah ya. Setting-an-nya udah kubuat jadi No Restrictions buat location sama koneksi-nya pun, tetep nggak dapet lawan main. Sempat dapet setelah 5 menit menunggu. Jadi ini antara orang-orang nggak main online atau emang nggak banyak yang main gimnya aja sih.
Grafis Keren, Gameplay NANGGUNG! BANDAI KEBIASAAN!
Secara keseluruhan, ini adalah gim yang oke secara grafis, tapi combat-nya sih harusnya masih banyak banget PR yang harus diselesaikan sama Bandai. Agak sayang combat yang flashy ini ketutupan sama movement yang sangat terbatas dan combat yang sangat monoton. Tapi seenggaknya tiap karakternya dikerjakan dengan baik, bankai dan awakening-nya nggak ngasal, terus secara story juga lengkap banget sampai kroco-kroconya juga dimasukkin, walaupun kentang banget cutscene-nya. Silakan kalian tentukan sendiri buat beli gim ini atau nggak, karena bisa aja kalian nyaman sama gameplay-nya dan emang fans Bleach parah, jadi nggak mau melewatkan gim terbarunya yang bukan di mobile atau crossover ini.
Untuk ulasan versi video, silakan tonton selengkapnya di bawah:
Gimana pendapat kalian tentang Bleach Rebirth of Souls, guys?
Ikuti kabar-kabar terbaru dari The Lazy Monday melalui:
Youtube | Instagram | X | Tiktok