Share This

Jakarta, 18 Juli — Kali ini aku akan mengulas gim terbaru dari Bandai Namco Studios yang mengangkat genre 2D Action Platformer Metroidvania, dengan gimik ala-ala Pac-Man berjudul Shadow Labyrinth!

Sebagai informasi, gim ini pertama kali muncul sebagai salah satu episode dari seri Secret Level yang dirilis di Amazon Prime Video akhir tahun lalu. Saat pertama kali menonton serialnya, aku benar-benar tidak menyangka bahwa gim ini memiliki keterkaitan dengan Pac-Man. Tampilannya sangat berbeda dari versi gim aslinya. Namun, ketika melihat karakter utamanya dapat memakan musuh dengan gaya khas karakter kuning legendaris tersebut, aku langsung menangkap benang merahnya. Konsep gim ini memang diangkat dari Pac-Man, meskipun dikemas dengan pendekatan yang sangat berbeda.

Penasaran dengan ulasan gim ini? Simak selengkapnya di bawah!


Diulas oleh Teo Ariesda
Untuk versi PS5

Shadow Labyrinth Kembalikan IP-IP Klasik Namco

Seperti yang sudah kalian lihat di berbagai trailer, Shadow Labyrinth adalah gim 2D Action Platformer Metroidvania—atau secara sederhana bisa disebut sebagai 2D Metroidvania—dengan sentuhan gimik khas Pac-Man yang akan muncul di beberapa bagian. Namun, di sini kalian bukan berperan sebagai Pac-Man, atau yang dalam gim ini disebut sebagai PUCK, melainkan sebagai Soldier No. 8, seorang ksatria tanpa nama yang “dipaksa” untuk memenuhi tujuan PUCK. Ia dipersenjatai sebuah pedang ESP untuk melawan musuh-musuh yang menghadang.

shadow labyrinth

Bagi kalian yang sudah menonton versi seri Secret Level-nya, bisa dibilang gim ini merupakan sekuel dari seri tersebut. Sebelumnya, karakter utama adalah Soldier No. 7, sedangkan dalam gim ini kalian akan bermain sebagai Soldier No. 8. Jadi, kalian bisa mengantisipasi bagaimana cerita dan twist yang akan disajikan dalam gim ini.

Oh ya, FYI, gim ini mengambil latar di semesta yang sama dengan gim-gim klasik Namco di masa lalu, yang dikenal dengan nama United Galaxy Space Force (UGSF). Contoh gim yang termasuk dalam semesta ini antara lain Galaga, Ace Combat 3, Bosconian, dan masih banyak lagi. Dalam gim ini, kalian akan menemukan berbagai referensi dari judul-judul tersebut, salah satunya adalah ras Bosconian yang ditampilkan sebagai NPC.

shadow labyrinth

Mungkin hanya gamer-gamer veteran yang akan merasa familiar, tapi menurutku pribadi, ini adalah cara yang menarik untuk menggabungkan berbagai IP klasik ke dalam satu gim dengan genre yang cukup populer di kalangan banyak pemain.

Eksplorasi dan Platforming Bakal Jadi Makanan Sehari-hari Shadow Labyrinth

shadow labyrinth

Kembali lagi ke soal genre. Karena membawa gaya 2D Metroidvania, tentu saja eksplorasinya bersifat bercabang, dengan banyak area tersembunyi yang sebagian besar baru bisa diakses setelah pemain membuka kemampuan tertentu atau mencapai lokasi lainnya. Sebagai seseorang yang jarang bermain gim dengan genre seperti ini, pada awalnya aku cukup merasa kesal karena banyak area yang tidak bisa diakses sejak awal. Oleh karena itu, aku menyarankan kepada teman-teman yang ingin mencoba gim ini untuk berlatih agar tidak terlalu memaksakan diri mengambil semua kolektibel atau upgrade tertentu sebelum memperoleh kemampuan baru. Untuk pemain veteran Metroidvania, seharusnya sudah cukup paham dengan mekanik seperti ini.

Berbicara soal eksplorasi tentu tidak bisa dipisahkan dari elemen platforming yang digunakan untuk menjangkau lokasi-lokasi tertentu. Ada berbagai mekanik yang bisa digunakan, seperti Air Dodge dan tangan Activ yang memungkinkan pemain menjangkau platform tertentu atau mendekati musuh. Kedua mekanik tersebut, bersama beberapa lainnya seperti Double Jump, akan terbuka secara bertahap seiring perkembangan permainan. Yang menarik, ada satu mekanik yang sangat berguna untuk eksplorasi namun tidak dijelaskan secara langsung oleh gim—yaitu sliding, yang dapat mempercepat pergerakan karakter jauh lebih efektif dibandingkan Dodge Roll yang relatif lambat dan menghabiskan energi.

shadow labyrinth

Sebelum masuk ke pembahasan sistem kombat, masih ada satu mekanik dengan gimik Pac-Man yang akan sering ditemui, yaitu platforming saat menjadi PUCK di area tertentu. Ya, di bagian ini pemain bisa berubah menjadi Pac-Man, lengkap dengan suara ikoniknya saat bergerak. Mekanik ini memang menjadi salah satu pembeda utama gim ini dari 2D Metroidvania lain. Namun, dalam praktiknya, pengalaman tersebut tidak seindah yang dibayangkan. Gerakannya yang cukup terbatas membuat aku pribadi sedikit pusing ketika harus melewati area-area tersebut. Memang sudah disediakan fitur seperti “rem” untuk membantu pemain melompat ke platform lain guna menghindari musuh atau rintangan, namun tetap saja, bagi pemain yang tidak terbiasa atau kurang sabar seperti aku, menghadapi platforming jenis ini bisa terasa lebih sulit dibandingkan menghadapi pertarungan boss. Untungnya, saat ini sudah ada semacam penanda arah lompatan agar pemain tahu ke mana mereka akan mendarat, meskipun kehadirannya pun tidak terlalu banyak membantu.

Hal lain yang perlu aku tambahkan terkait eksplorasi adalah minimnya marker untuk Main maupun Side Quest, yang bisa menyulitkan pemain dalam menemukan tujuan selanjutnya. Hal ini terasa terutama di pertengahan gim saat peta mulai terbuka luas. Kalian mungkin akan sering berputar-putar hanya untuk mencari objektif tertentu, dan bisa menghabiskan waktu cukup lama—bahkan hingga berjam-jam—untuk menemukan jalur yang benar.

Secara keseluruhan, eksplorasi dan platforming dalam gim ini memang bukan yang terbaik. Namun, dasar mekaniknya dibuat cukup simpel dan tidak menuntut presisi yang berlebihan. Diferensiasi bioma juga terasa cukup baik, dengan berbagai tipe area seperti pegunungan, alam terbuka, gunung es, gunung berapi, dan lain sebagainya. Meski begitu, kemungkinan kalian akan mengalami rasa pusing seperti yang aku alami saat menjumpai platforming dalam bentuk PUCK. Tentu saja ini bersifat subjektif—bisa saja kalian justru menikmati gimik unik yang dihadirkan oleh gim ini.

Kombat yang Standar, Tapi Jadi Menarik Berkat Gimik Pac-Man dan Kehadiran GAIA

Untuk sistem kombatnya sendiri sebenarnya cukup standar. Kalian dibekali sebuah pedang ESP yang digunakan untuk menyerang musuh dengan tiga jenis kombo, yang kemudian bisa dilanjutkan menggunakan ESP Attack. Serangan ini mampu meningkatkan damage secara signifikan, dengan biaya stamina atau ESP Bar yang terletak di bawah HP kalian.

shadow labyrinth

Soldier No. 8 juga dibekali beberapa mekanik pertahanan, yaitu Dodge Roll yang sudah tersedia sejak awal permainan, serta Parry dan Shield yang akan terbuka beberapa saat setelah permainan dimulai. Masing-masing memiliki keunggulan tersendiri, namun aku yakin sebagian besar dari kalian akan lebih sering menggunakan Parry karena efeknya lebih menguntungkan dibanding Shield, yang meskipun lebih aman, justru dapat menguras energi dengan cepat. Dodge Roll dan Air Dodge memiliki invincibility frame yang dapat melindungi dari serangan musuh, tetapi penggunaannya juga memakan ESP Bar. Mekanik ini efektif, namun cukup boros jika terlalu sering digunakan untuk menghindar.

Secara garis besar, sistem kombat dalam gim ini memang tidak menawarkan sesuatu yang benar-benar spesial. Hal yang membedakannya hanyalah beragam kemampuan berbasis ESP Bar yang bisa digunakan saat melawan boss. Beberapa di antaranya cukup unik—misalnya ada kemampuan yang dapat menghentikan gerakan musuh untuk sementara waktu.

shadow labyrinth

Salah satu elemen yang membuat aspek kombat menjadi lebih menarik adalah kemampuan PUCK untuk memakan musuh yang telah dikalahkan. Tindakan ini memungkinkan kalian mendapatkan materials atau kemampuan baru jika yang dikalahkan adalah boss. Selain itu, terdapat fitur PERK atau ability yang bisa dipasangkan untuk meningkatkan kemampuan Soldier No. 8. PERK ini bisa dibuat dengan menukar sejumlah material yang kalian kumpulkan selama bermain. Namun, fitur ini juga bisa menjadi pedang bermata dua, karena saat proses memakan musuh berlangsung, karakter kalian benar-benar dalam kondisi rentan terhadap serangan lainnya. Apalagi waktu kemunculan mayat musuh cukup singkat. Kalian juga hanya bisa mengisi bar untuk berubah menjadi GAIA melalui aksi memakan mayat musuh yang tersisa, sehingga saat dikepung banyak musuh, kalian akan dihadapkan pada situasi dilematis.

Salah satu hal yang membuat sistem kombat terasa kurang nyaman adalah singkatnya waktu invincibility setelah terkena serangan. Akibatnya, kalian bisa langsung mati jika diserang oleh beberapa musuh secara bersamaan. Terlebih, jumlah HP di awal permainan juga tergolong sangat sedikit. Aku pribadi sudah entah berapa kali mati hanya karena terkena beberapa rudal sekaligus tanpa diberi kesempatan untuk melakukan pemulihan.

Hal lain yang cukup menyebalkan adalah saat bertarung di platform ala Pac-Man. Selain gerakannya yang memang cukup sulit untuk dikendalikan, musuh yang muncul pun kadang terasa tidak seimbang. Dalam satu stage, aku sempat harus mengulang berkali-kali karena mekanik pergerakannya yang membuat otakku cukup “terdistorsi”. Meskipun begitu, bagian ini tetap menjadi tantangan yang menarik ketika berhasil diselesaikan.

shadow labyrinth

Kalau kalian pernah memainkan Pac-Man versi klasik, tentunya tidak asing lagi dengan Power Pellets—bulatan kuning besar yang, saat dimakan, memungkinkan kalian untuk memakan Ghost yang biasanya mengejar. Nah, mekanik ini kembali direalisasikan dalam Shadow Labyrinth melalui keberadaan GAIA, yang bisa kalian evolusi ketika bar-nya sudah penuh.

Keberadaan GAIA sangat berguna sebagai Desperation Move, terutama saat HP kalian berada di ambang habis atau ketika ingin memperoleh keunggulan lebih di awal pertarungan. Selain digunakan dalam kombat, GAIA juga bisa dimanfaatkan sebagai Tank atau pelindung saat harus melewati area yang dipenuhi rintangan untuk mencapai lokasi tertentu.

Untuk bagian pertarungan melawan boss, setiap boss memiliki desain yang unik satu sama lain dan menawarkan pengalaman bertarung yang menarik. Desain yang distinct antar boss juga membangkitkan rasa penasaran mengenai mekanik baru apa yang akan mereka bawa. Terlebih lagi, ketika berhasil melakukan Parry terhadap boss, entah mengapa rasanya sangat memuaskan—seolah karakter menjadi semakin “sigma” dan membuat aku makin bersemangat untuk menyelesaikan pertarungan tersebut.

Secara keseluruhan, dari sisi kombat, mekanik GAIA, dan pertarungan boss, Shadow Labyrinth mampu memberikan pengalaman bermain 2D Metroidvania yang cukup solid bagi para penggemar genre ini. Namun, jika tidak mengusung gimik Pac-Man serta koneksi ke universe gim klasik Namco dengan berbagai referensi lawasnya, gim ini mungkin hanya akan terasa seperti gim yang generik saja. Referensi tersebut pun cenderung lebih mengena bagi para gamer veteran yang memang tumbuh bersama gim-gim klasik tersebut.

Minigames Ala-ala Pac-Man yang Menyenangkan, Tapi Bisa Juga Menyebalkan

shadow labyrinth

Dari segi kombat memang terkesan generik, namun untuk urusan gimik, mungkin inilah fitur yang justru bisa membuat gim ini menjadi menarik—atau sebaliknya, malah semakin tidak dilirik.

Selain dari sisi platforming, Pac-Man di gim ini juga dihadirkan dalam bentuk minigames yang mengusung mekanik dari gim klasiknya, namun dengan berbagai pembaruan yang membuatnya terasa lebih segar. Beberapa di antaranya benar-benar mirip dengan versi original, sementara yang lain di-revamp sedemikian rupa agar terasa lebih fast-paced. Mekanik mengalahkan boss dalam batasan waktu juga memberikan tantangan tersendiri, mendorong pemain untuk menyelesaikannya seefisien dan sebaik mungkin.

Di satu sisi, fitur ini benar-benar memberikan pengalaman yang menarik. Namun di sisi lain, sesi minigame ini terkadang terasa terlalu panjang, meskipun durasinya sebenarnya hanya sekitar lima menit. Hal ini tetap memberi kesan memperlambat tempo permainan yang pada dasarnya memiliki ritme cepat khas gim 2D Metroidvania.

Bagaimanapun, ini merupakan tambahan yang tepat dan tetap setia pada semangat dari gim versi originalnya dahulu.

Ini Pac-Man Bukan Sembarang Pac-Man

Buat kesimpulan bisa aku bilang Shadow Labyrinth memberikan pengalaman bermain 2D Metroidvania yang standar, tapi ter-elevate dengan gimik Pac-Man-nya yang seharusnya familiar di kalangan para gamer. Cara mereka menggabungkan lagi beberapa IP klasik dalam sebuah gim bergenre ini sih patut diapresiasi buat memperkenalkan luasnya universe gim-gim klasik mereka. 

Sebagai orang yang jarang main Metroidvania, jujur aku suka sama berbagai elemen kombat dan boss fight-nya. Mekanik eksplorasi dan platforming-nya yang simpel seharusnya bisa menjangkau lebih banyak orang. 

Untuk ulasan versi video, silakan tonton selengkapnya di bawah:

Shadow Labyrinth tersedia buat platform PS5, Xbox Series X, Nintendo Switch 1 & 2, dan juga Switch.

Gimana pendapat kalian tentang informasi ini?


Ikuti kabar-kabar terbaru dari The Lazy Monday melalui:
Youtube | Instagram | X | WebsiteTiktok

Share
Related Articles
asus rog
ASUS ROG Ramaikan Penghelatan HoYo FEST 2025 di Surabaya
hoyo fest 2025
HoYo FEST 2025 Telah Dibuka di Surabaya Convention Center 24-27 Juli!
borderlands 4
Borderlands 4 Akan Dirilis di Nintendo Switch 2 pada Oktober 2025
avatar frontiers of pandora
Avatar Frontiers of Pandora Bakal Dapat Update Perspektif Third-Person!
elgato
Elgato Luncurkan Lini Produk Terbarunya Bertajuk Elgato 4K S
two point museum
Two Point Museum Rilis DLC Terbaru Bertajuk “Fantasy Finds”
Metaphor ReFantazio Berhasil Terjual 2 Juta Kopi!
andalas
Andalas Hadir dengan Tampilan Baru Berkat Unreal Engine 5