Pada kesempatan 2 jam kemarin di media preview Sekiro, ada 2 fase yang diberikan untuk dicoba, yang pertama adalah fase awal-awal dimana karakter kita masih dalam stats paling bawah, juga sebagai fase pengenalan akan lore dari Sekiro: Shadows Die Twice, dan fase yang kedua ada fase dimana karakter kita sudah mulai lebih advanced dan sudah dilengkapi oleh beberapa prosthetic arms. Yang menurut gue kedua level yang diberikan untuk dicoba ini memiliki tujuannya masing-masing.
Pada level yang pertama gue diberikan satu jam untuk berkelana dalam map nya, dan menurut gue map pada game Sekiro: Shadows Die Twice ini memang betul-betul terasa luas untuk sebuah game linear seperti ini, bahkan bisa dibilang pendekatan kita atau cara kita menyelesaikan game ini bisa dikatakan dapat beragam dan bisa berbeda-beda hasilnya tergantung cara kita bermain. Karena pada level ini kalian bisa dengan bebas melewatkan seluruh musuh yang ada dengan cara berloncat kesana dan kemari, dan langsung to the point ke boss fight, atau kalian bisa melakukan metode stealth kill terhadap para musuh dengan cara mengobservasi gerakan dan arah mereka yang tentunya akan memakan waktu sangat banyak karena jumlah dari musuh pada game ini bisa gue katakan cukup banyak, atau yang paling ekstrim kalian bisa lawan semua musuh disini yang rasanya kalo lu masih manusia biasa rasanya akan sangat sulit untuk bisa melawan semua musuh secara bersamaan tanpa terkena damage sama sekali. Tentunya semua playstyle yang gue katakan diatas bisa kalian kombinasikan satu sama lain sesuai dengan keputusan kalian masing-masing, tapi satu yang gue pastikan kepada kalian, jika kalian memilih untuk tidak pernah membunuh para infantry ini atau mini boss fight, bisa dipastikan kalian bakal kekurangan gold dan beberapa komponen lainnya yang bisa digunakan untuk membeli potion, dan juga beberapa alat untuk upgrading combat abilities kalian seperti Prosthetic Arms, dampak dari kekurangan ini akan tentunya akan sangat menyulitkan kalian nantinya di Boss Fight yang pasti kalian tahu dong betapa susahnya menaklukan Boss Fight di game ala Dark Souls ini.
Jadi menurut gue keseimbangan dalam bermain amat sangat diperlukan, kalian tetap perlu bereksplorasi, kalian perlu melakukan observasi, kalian bisa melakukan battle, atau tau kapan harus kabur, setidaknya itu semua dibutuhkan untuk bisa merasakan Sekiro: Shadows Die Twice secara utuh dan sepenuhnya, karena game ini memang menggabungkan seluruh elemen yang menarik seperti loncat dari satu titik ke titik lain menggunakan grapple hook, lalu ada stealth cover juga di tanaman tinggi, lalu juga kalian diberikan fleksibilitas untuk melakukan stealth kill melalui lompatan dan lainnya, sehingga dengan seluruh komponen yang sangat mendukung stealth mode ini, gue yakin Sekiro: Shadows Die Twice tidak seharusnya diselesaikan dengan cara barbar, karena gue sih merasa sangat tidak mungkin untuk melawan musuh secara bersamaan lebih dari 3, selain susah sekali untuk fokus terhadap setiap serangan mereka tapi juga damage dari setiap musuh bahkan infantry sekalipun punya damage yang luar biasa besar atau hampir setengah bar pada level awal, jadi gue yakin observasi dan pelan-pelan adalah cara bermain yang tepat dalam game ini, membunuh semua dengan diam-diam lalu dapatkan seluruh gold dan kebutuhan yang kita perlukan untuk melakukan enhancement terhadap karakter kita. Setidaknya itu yang gue dapatkan dari level pertama pada media preview kemarin.
Pada level kedua yang diberikan, rasanya mereka memberikan Map yang jauh lebih linear karena betul-betul hanya lurus saja, tapi dipenuhi oleh sangat banyak musuh. Bedanya kini kita sudah mendapatkan banyak upgrade, khususnya dari health bar kita yang lebih panjang. Yang pasti level kedua yang diberikan oleh media preview Sekiro kemarin ini menunjukan bahwa nantinya level design dari game ini ga akan monoton dan berkutat pada tema ninja-ninjaan saja, tapi juga akan memberikan banyak kesegaran terhadap level designnya, karena pada level kedua yang diberikan, kita dihadapkan dengan lokasi hutan dan arsitektur biara buddha dan para biksu yang jiwanya sudah rusak sehingga mereka menjadi jahat. Elemen ini meyakinkan gue bahwa nantinya Sekiro: Shadows Die Twice bakal memberikan banyak kesegaran bukan hanya dari area dan level design tapi juga akan memberikan kesegaran melalui bentuk-bentuk musuhnya yang unik-unik, karena pada media preview yang cukup singkat seperti kemarin saja gue sudah mendapatkan cukup banyak variasi musuh yang hadir yang punya gaya serangan yang berbeda-beda dan cukup tricky untuk dipelajari, mulai dari infantry biasa, adanya kadal yang bisa mengeluarkan racun, lalu raksasa yang kita sekali banting mati, biksu-biksu ahli kungfu, sampai kepada samurai-samurai yang bisa muter-muter layaknya helikopter, itu baru musuh level bawahnya, tentunya kalian bisa bayangkan dong bagaimana tingkat kesulitan Boss Fightnya jika musuh-musuh level bawahnya saja sudah semacam boss fight di game lain.
Tentunya melihat kenyataan bahwa Sekiro: Shadows Die Twice dengan seluruh kesulitannya yang terlihat, banyak yang menganggap bahwa player casual seperti kita ini khususnya gue, ga bakal bisa menikmati game ini dan merasa bahwa game ini memang tidak ditujukan untuk kalian. Pada beberapa sisi mungkin anggapan kalian mungkin benar jika dilihat dari tingkat kesulitannya, tapi pada sisi yang lainnya ternyata game ini bisa dinikmati juga untuk para gamer casual seperti kita, bahkan bisa dibilang game ini adalah game yang bisa membuat kita secara nyaman beradaptasi dengan gameplaynya, secara gue yang juga bukan gamer hardcore yang suka menyiksa diri sendiri dengan game-game ala souls tapi tetap bisa menikmati game ini, bahkan sangat menikmati. Setiap tantangan di game ini membuat kita bertumbuh secara playstyle dan kemampuan membaca gerakan dan serangan musuh, dan bisa dibilang jauh lebih accessible sih dibanding demo yang ada di Tokyo Game Show 2018 kemarin, gue tidak tahu apakah mereka mengubah difficultynya atau gue yang semakin beradapatasi dengan gamenya, tapi yang pasti sekarang game ini jauh lebih doable aja menurut gue untuk diselesaikan, apalagi dengan seluruh kebebasan dan stelath gameplaynya, game ini seakan-akan berhasil mengakomodir gamer-gamer rusuh kayak kita yang ga suka baca pattern serangan musuh.
Setidaknya game ini mampu memberikan rasa enjoy kepada gue seorang gamer newbie untuk genre ini, karena yah yang seperti gue katakan, gameplaynya lebih fleksibel dibanding game-game sejenis, sehingga secara gameplay ya game ini jadi jauh lebih bisa diterima dikalangan gamer seperti gue. Tapi walaupun memberikan banyak fleksibilitas dalam playstyle, game ini tetap menjunjung tinggi tingkat kesulitannya dan essensi dari genrenya. Karena mungkin saja kita bisa selamat dengan cukup mudah dalam melewati para infantry, tapi tentunya akan tetap menjadi kesulitan yang luar biasa pastinya untuk bisa mengalahkan para Boss Fight yang pattern serangannya luar biasa susah untuk dibaca, sehingga tentunya mati berkali-kali akan menjadi sebuah hal yang lumrah jika kalian ingin mengalahkan Boss Fight dalam game ini, nah tentunya Prosthetic Arms dan berbagai item yang bisa kalian dapatkan dari eksplorasi sangat berguna pada setiap Boss Fight di game ini, karena Prosthetic Arms dan berbagai item yang kalian bawa dapat membantu kalian meningkatkan peluang kalian untuk menang. Jadi pastikan kalian harus mengumpulkan sebanyak-banyaknya item seperti potion dan jangan lupa juga untuk upgrade Prosthetic Arms kalian sebelum kalian menuju Boss Fight.
Tentunya karena rawan mati dalam game ini, pada level kemarin Sekiro memberikan cukup banyak titik checkpoint yang bisa kalian temukan diberbagai titik di map yang tentunya titik checkpoint ini yang pada game ini dinamakan Sculptor’s Idol ini akan memudahkan kalian dalam perjalanan karena bisa menjadi titik fast travel juga, yang menurut gue sebuah implementasi yang baik supaya kita ga perlu jalan jauh-jauh lagi setelah mati, atau mungkin kita ingin kembali ke beberapa titik untuk mendapatkan item-item yang mungkin kita lewatkan. Tapi tentunya mati di game ini bukan berarti tanpa ada hukuman yah, karena mati dalam game ini sama dengan menghukum diri kalian sendiri karena akan kehilangan setengah exp kalian dan juga sebagian dari gold yang kalian dapatkan, sehingga mekanisme ini dijadikan sebuah tanda bahwa Sekiro: Shadows Die Twice tidak bisa dimainkan secara ceroboh, jika kalian ga mau semakin depresi mainin game ini, tapi kalian bisa menghindari kehilangan setengah dari skill exp dan gold karena mati, yaitu dengan cara mendapatkan unseen aid yang ditunjukan dengan angka presentase yang cara mendapatkannya masih agak sedikit blur buat gue, karena gue ga mengulik dalam soal fitur ini saat preview kemarin. Jadi rasanya asumsi bahwa death punishment Sekiro itu lebih enteng dibanding Souls mungkin saja terbantahkan dengan fakta ini, bahkan katanya akan ada debuff secara temporer jika kita mati terlalu sering, tapi lagi-lagi ini belum bisa gue pastikan informasinya.
Selanjutnya yang menarik pada Sekiro: Shadows Die Twice adalah variasi itemnya yang gue temukan dan menurut gue cukup fungsional dan menarik pada preview kemarin mulai dari Healing Gourd sebuah item yang sangat penting untuk mereplenish darah, lalu ada Pellet yaitu sebuah healer yang lebih mudah ditemukan karena cara healnya itu secara berkala, sehingga menjadi item yang tepat untuk digunakan after battle dan bukan during battle, lalu ada Dousing Powder yang akan mengobati luka bakar atau burn status kalian yang disebabkan oleh musuh bersenjata elemen api, lalu ada Ceramic Shard yang adalah sebuah item yang bisa kalian gunakan untuk mendistraksi musuh sekitar untuk kebutuhan stealth mode sih lebih tepatnya, lalu gue menemukan Fistful of Ash juga yang berguna layaknya bom asap yang akan merusak jarak pandang musuh kalian yang bisa kalian manfaatkan untuk menyerang musuh tersebut atau kabur dari musuh tersebut, lalu ada coin purse juga yang bisa menyimpan gold kalian agar tidak hilang saat kalian mati, dan terakhir yang gue temukan adalah Homeward Idol yang bisa kalian gunakan untuk teleport ke sculptor terakhir atau ke temple. Tentunya masih banyak item yang akan kita temukan sejalan dengan game ini nantinya saat full release, dan item-item yang gue sebutkan hanyalan sedikit item yang bisa kalian temukan di game, dan menurut gue item-item teresebut cukup efektif dalam membantu kita dalam setiap keperluan dan tentunya playstyle kita, sehingga membawa item-item tersebut sangat diperlukan untuk memudahkan petualangan serta pertarungan kita pada game ini.
Sekarang gue ingin membicarakan soal combat system dalam game ini, sebetulnya kalau membicarakan soal combat mechanics dari game ini sebetulnya sih gampang, mencoba parry di waktu yang tepat lalu serang sampai execution thresholdnya penuh lalu eksekusi deh, nah tapi sayangnya pada kenyataannya semuanya tidak segampang itu, karena lagi-lagi kunci dalam pertarungan di game ini adalah observasi kita terhadap setiap pattern serangan dari masing-masing musuh, dan tahap observasi inilah yang akan memakan nyawa dan juga waktu kalian dalam memainkan game ini, maka itu gue katakan bahwa resurrection saja tidak cukup untuk menyelamatkan kalian para casual gamer untuk bisa cepat dan selamat dalam menyelesaikan setiap battle di game ini. Tapi setidaknya movement karakter di game ini menurut gue cukup fluid saat kita harus menghindar, lalu meloncat, semuanya cukup responsif dan lancar. Sehingga kalau setiap timingnya semua tepat, yah kalian bakal bisa mengalahkan musuh dari game ini dengan cukup nyaman dan cepat, apalagi jika kalian bisa memanfaatkan abilities dari masing-masing prosthetic arms kalian yang berbeda-beda skillnya, tentunya kalian bakal lebih mudah dalam mengalahkan para musuh kalian, tapi tentunya semua penggunaan Prosthetic arms kalian harus diukur setiap seragannya, karena setiap serangan menggunakan Prosthetic Arms akan memakan satu ammo atau dinamakan White Spirit Emblem pada game ini yang secara general bisa kalian temukan setiap kalian membunuh musuh.
Kesimpulan untuk preview gue untuk 2 Jam memainkan Sekiro: Shadows Die Twice, game ini adalah sebuah game yang layak untuk menjadi sebuah game pertama kalian di genre Guilty Pleasure ini, karena gamenya ga maksa kalian buat selalu battle, tapi juga memberikan kebebasan dengan Stealth Modenya, variasi Prosthetic Arms pada game ini juga amat sangat membantu dalam setiap pertempuran, dan variannya cukup signifikan pada setiap battle, gue juga suka storylinenya yang cukup dark dan engaging dan pastinya musuh-musuh yang bervariasi dan level design yang ga monoton, semua elemen ini membawa Sekiro: Shadows Die Twice menjadi game yang sangat layak untuk menjadi game pertama gue di genre ini pada generasi PS4 ini. Ditambah lagi tema jepang-jepang gini sudah gue rindukan dari jaman Tenchu dulu dan sulit sekali untuk ditemukan lagi, sehingga hadirnya Sekiro ini bisa menjadi buah segar ditengah-tengah game yang mekanismenya monoton dan terlalu familiar. Sekiro gue rasa berhasil memberikan menu fusion yang menarik dengan seluruh komponen yang digabungkan menjadi sebuah game yang ga maksa, tapi malah menjadi game yang free dan menantang untuk dimainkan oleh gamer manapun yang mau mencoba genre ini dan merasakan seberapa nikmatnya membunuh boss fight. Sejauh ini gue ga ada keluhan yang berarti untuk Sekiro, gue hanya berharap nantinya pada Full Version game ini bisa memberikan performance yang lebih baik dari preview ini.