Valthirian Arc: Hero School Story 2

Memasuki hampir tahun ketiga dikembangkannya Valthirian Arc: Hero School Story 2 (VA:HSS2), Agate telah mempublikasikan game tersebut dalam bentuk early access yang bisa dimainkan lewat Steam sejak bulan Maret lalu.

Setelah sebelumnya sempat ditayangkan di Steam Next Fest Februari 2022, game ini mendapatkan sambutan positif dari dalam maupun luar negeri. Salah satunya adalah berkesempatan untuk dipamerkan secara laring dan memenangkan 2 penghargaan “Writer’s Choice di PAX East 2022.

Dengan anggota tim kurang lebih 20 orang, termasuk dari tenaga magang dan outsourcing, developer game ini mampu menghasilkan sebuah game yang mempunyai standard tinggi.

Oleh karena itu, pada artikel kali ini, telah dirangkum oleh kami hasil diskusi bersama beberapa perwakilan crew dari masing-masing sub-tim untuk memberikan pandangan baru mengenai game ini. 

Penasaran dengan proses dan cerita di balik game Valthirian Arc: Highschool Story 2?
Yuk, simak hasil wawancara bersama Geoffary Arka, product manager, Kristian Adi, kepala tim QA, Satriyo Utomoaudio composer/engineer, Dhewa Achmad Hartono, programmer, Rigel Rivaldo, game designer, dan M. Insan Fadhil, narrative designer, dari game VA:HSS2 ini!

Alasan dan Inspirasi Valthirian Arc: Hero School Story 2

Ketika ditanya alasan mengapa tertarik untuk membuat sekuel, Geoffary menjelaskan bahwa Valthirian Arc: Highschool Story merupakan game yang menghadirkan aspek unik sebagai permainan yang berbasis RPG.

Selain itu, banyaknya reaksi positif yang mereka terima dari prekuel yang telah dibuat, serta faktor “hutang” ke keluarga besar penggemar VA yang telah mengikuti perkembangan game ini dari tahun ke tahun.

Vathirian Arc: Hero School Story 2
Tampilan sementara game VA:HSS 2

Untuk inspirasi game ini sendiri, Satriyo menjelaskan bahwa dunia dalam game VA:HSS2 secara garis besar disusun berdasarkan budaya-budaya Asia Tenggara dan bangsa Slavia.

Jadi, mereka harus menyesuaikan iringan musik yang mampu mengambil esensi budaya tersebut sambil tetap mempertahankan identitas VA:HSS yang berorientasi pada melodi JRPG. Mereka pun juga mengambil inspirasi musik dari game Genshin Impact dan The Witcher.

Insan pun menambahkan karakter di game dibuat lebih sederhana supaya para pemain mampu membangun hubungan emosional dengan para murid di akademi. Prosesnya menitikberatkan pada menentukan sifat dasar masing-masing karakter NPC agar bisa berjalan beriringan dengan karakter pemain.

Pembeda dari Game Sebelumnya

Sebagai sequel, pertanyaan yang muncul di benak para gamers pastinya berhubungan tentang “Apakah harus memainkan game pertama sebelum bisa memainkan game ini?”

Menurut Geoffary, sebenarnya tidak harus, karena hanya aspek-aspek kecil saja yang berhubungan dengan game sebelumnya. Sehingga tidak akan masalah untuk langsung main yang kedua, tambah Adi.

Pembeda terbesar dari sequel ini adalah tim developer memberikan lebih banyak pilihan dalam mengatur para murid yang ada di akademi. Genre-nya pun akan berubah menjadi sistem turn-based RPG. Jadi, para pemain bisa memiliki kontrol penuh terhadap setiap anggota party dan alhasil, dapat melihat perkembangan dari masing-masing murid dengan lebih mudah.

Tambahan dari sisi combat adalah mekanisme penggunaan Shield yang dapat digunakan untuk menyerang dan menghentikan pergerakan musuh untuk sementara. Sehingga para pemain dituntut untuk lebih kreatif dalam mengutak-atik komposisi tim.

Sedangkan dari sisi audio, VA:HSS2 diklaim akan memberikan pengalaman audio selayaknya game triple A yang lebih mulus dengan menggunakan audio middleware. 

Contohnya seperti transisi musik yang lebih lembut antar scene, serta pembangunan suasana yang lebih hidup dan variatif dengan menggabungkan banyak elemen suara dibandingkan hanya satu lagu statis yang berulang-ulang.

Vathirian Arc: Hero School Story 2
Battle phase Valthirian Arc: Hero School Story 2 yang berganti menjadi Turn-Based RPG

Ketika ditanya apa yang paling membuat para developer-nya bangga terhadap game ini, Insan pun menjawab para champions dan masing-masing ceritanya. Khususnya dari cara mereka akan berinteraksi dengan para pemain lainnya. Geoffary pun menyetujui tentang sistem champion ini, ditambah dengan penambahan mini games yang menjadi salah satu fitur game ini.

Sedikit berbeda dengan keduanya, Dhewa cenderung lebih tertarik terhadap arc-nya, terutama variasi struktur visual (e.g. animasi serangan atau pergerakan karakter) secara 2D ataupun 3D. Rigel sendiri menjawab bahwa ia lebih bangga akan skill-skill yang bisa digunakan, semua stats, dan pola serangan musuh dalam game.

Sedangkan Satriyo, ia lebih berfokus dengan hubungan kerja sama atau proses yang telah dibangun selama mengerjakan VA:HSS2.

Ketiga kru developer game ini, yaitu Geoffary, Adi, dan Satriyo, sama-sama sepakat bahwa alasan di balik peluncuran game ini secara early access adalah supaya para pemain dapat merasakan gameplay-nya terlebih dahulu, memberikan pengalaman bermain, serta memberi masukkan terkait dengan game-nya. 

Hal yang Patut Ditunggu dari Valthiria Arc: Hero School Story 2

Valthirian Arc: Hero School 2
Potongan gambar gameplay game Valthirian Arc: Hero School 2

Menurut pendapat Rigel, tentunya yang ia tunggu-tunggu adalah update bos musuh terbaru, karena dialah yang merancang pola serangan dan stats-nya. Ia pun menambahkan bahwa ia sudah tidak sabar untuk melihat respons dan bagaimana para pemain mengalahkan bos tersebut.

Sedangkan masing-masing narasumber memberikan alasannya masing-masing, yaitu Insan yang lebih menantikan cerita lengkap yang akan diimplementasikan; Geoffary yang lebih berfokus pada mini games dan jenis-jenis quest yang baru; Dhewa pada fitur champion dan juga map-nya; sedangkan Adi lebih kepada peta/bioma baru karena suasananya yang oke banget

Harapan untuk VA:HSS2 Kedepannya 

Harapan tim ini untuk game VA:HSS2 adalah tentunya mereka ingin game ini bisa sukses, diterima dengan respons positif dari para pemain, sehingga bisa dibuat sequel lagi dengan mekanisme atau fitur baru yang belum bisa diimplementasikan di game.

Satriyo menambahkan bahwa ia berkeinginan untuk kedepannya bisa lebih fokus ke software multiplayer agar bisa diaplikasikan di seri game yang ia dikerjakan.

Sedangkan Insan memiliki harapan yang cukup berbeda dengan harapan di awal. Daripada sequel, sebenarnya dia lebih tertarik untuk memperluas apa yang sudah ada di game yang sedang mereka kerjakan ini.

Nah, bagaimana? Masih penasaran dan ingin ikut berkontribusi dalam proses pengembangan Valthirian Arc: Hero School Story 2? Silakan mengikuti link ini: http://s.agate.id/vahss2