Kamis (17/10) — Gim JRPG paling ditunggu di tahun 2024 ini akhirnya rilis juga dan berhasil mencapai penjualan 1 juta kopi dalam satu hari perilisan. Yap, inilah dia Metaphor ReFantazio dari Atlus!
Diulas oleh Martin Charis
Untuk versi PC
Simak trailer singkat dari gim ini di bawah!
Project Re Fantasy dan Lahirnya Metaphor ReFantazio!
Sebelumnya dikenal sebagai proyek ambisius dari ATLUS dengan nama Project Re Fantasy yang pertama kali diumumkan pada tahun 2016. Untuk proyek ini ATLUS bahkan membuka studio baru dengan nama Studio Zero dengan mengumpulkan sejumlah talenta besar di balik kesuksesan game-game Persona.
Penantian selama delapan tahun akhirnya berakhir, dan kini kita mendapatkan Metaphor ReFantazio. Game JRPG dengan latar dunia fantasi yang buat gua merupakan formula sangat umum, terutama dengan Square Enix yang sudah lebih dulu mempopulerkan genre ini lewat game mereka seperti Final Fantasy.
Jadi, apa yang membuat Metaphor ReFantazio ini spesial? Dengan menggandeng sejumlah nama besar seperti Katsura Hashino, Shigenori Soejima, dan Shoji Meguro yang sukses besar melalui seri Persona, apakah game ini mampu memenuhi ekspektasi yang seharusnya?
Kembali lagi di The Lazy Review bersama gue, Charis, dan ini adalah review gue untuk Metaphor ReFantazio.
Hadir dengan Cerita dan Latar Dunia Fantasi yang Kelam
Metaphor ReFantazio ini, secara keseluruhan, adalah JRPG yang terasa sangat solid, menarik, dan panjang, tapi juga sekaligus bikin mikir.
Kalian memulai cerita dengan protagonis yang kembali bisa kita beri nama dalam misi untuk menyelamatkan Sang Pangeran yang kini sedang koma karena kutukan.
Sang Raja sudah terbunuh, yang masyarakat tahu Sang Pangeran atau anak dari Sang Raja sudah tewas dan kini tidak ada penerus dari tahta kerajaan.
Kerajaannya juga kini berada di ambang kehancuran, dengan berbagai pihak yang bersaing untuk merebut tahta kosong tersebut. Pada awalnya, misi kalian adalah mencari informan dalam di militer kerajaan untuk memberitahu Sang Pangeran masih hidup, namun dalam keadaan koma karena kutukan.
Dengan segala penyelusuran, tibalah kalian pada konklusi bahwa orang yang telah membunuh Sang Raja dan yang mrbrtiksnkutukan kepada Sang Pangeran adalah orang yanga sama dan dia harus dibunuh supaya Sang Pangeran dapat lepas dari kutukannya.
Tetapi seiring waktu, semua hal malah menjadi terasa lebih rumit ketika terungkap bahwa Raja telah menggunakan sihirnya untuk membantu menentukan siapa yang akan menjadi penguasa berikutnya. Siapa saja dapat menjadi raja selama masyarakat menginginkannya. Tahta kerajaan tidak lagi menjadi milik anggota kerajaan semata.
Dan melalui inilah dibukanya turnamen untuk mencari siapa orang yang pantas untuk menjadi raja berikutnya. Kita sebagai protagonist jelas ikut andil dalam turnamen tersebut. Berpetualang ke berbagai tempat untuk mengikuti turnamen, mencari suara dan dukungan masyarakat untuk mengamankan tahta Sang Pangeran sembari mencari cara untuk membebaskannya dari kutukan.
Dengan sangat tegas mengusung tema dunia fantasi, kalian bisa mencentang semua aspek yang biasanya membentuk dunia fantasi: ada kerajaan, raja, naga, ksatria yang bertarung dengan pedang, serta sihir—semuanya ada di sini.
Namun, yang membuat Metaphor ReFantazio unik dan berbeda dari game-game fantasi lainnya adalah bagaimana dunia dalam game ini dibangun dan diperkenalkan kepada kita sebagai pemain.
Diperkaya dengan Masalah Sosial dan Politik yang Brutal
Dunia dalam game ini diperkenalkan dengan suasana yang sangat kelam. Ada begitu banyak masalah sosial dan politik yang terjadi: kemiskinan, kelaparan, pembunuhan, serta mayat di mana-mana.
Segmentasi kelas di masyarakat sangat jelas terlihat, di mana orang kaya tinggal di gedung-gedung megah dengan jalan-jalan besar yang menjadi wajah kota, sedangkan mereka yang miskin tinggal di kawasan kumuh di balik keindahan kota, seolah-olah ketimpangan sosial ini sengaja disembunyikan.
Isu rasial juga menjadi salah satu topik terpanas yang diangkat dalam Metaphor ReFantazio, dengan banyak masalah yang kalian temui terkait kehidupan masyarakat yang sangat rasis.
Dunia ini dihuni oleh banyak klan atau ras yang berbeda dengan berbagai insiden, tragedi, dan kematian yang terjadi hanya karena ras tertentu dianggap lebih rendah dari ras lainnya. Masyarakat di game ini sangat rasis. Beberapa kelompok toleran terhadap yang lain, namun ada juga yang melarang ras tertentu, seperti pedagang yang tidak melayani mereka dari ras tertentu.
Sebagai pemain, kalian juga akan merasakan langsung diskriminasi ini karena protagonis yang kalian mainkan adalah bagian dari ras yang dikucilkan, dianggap membawa sial bagi orang lain. Hal ini juga menjadi dasar bagi mimpi sang protagonis untuk membangun dunia di mana setiap ras memiliki kedudukan yang setara.
Dari situ, mungkin kalian sudah bisa membayangkan betapa kacau dunia dalam Metaphor ReFantazio. Masalah sosial dan politik yang begitu brutal dan mendalam menjadi tantangan utama yang akan kalian hadapi di luar segala perjalanan besar yang terjadi di game ini.
Terapkan Sistem Time Management ala Seri Gim Persona!
Rutinitas permainan kalian di Metaphor ReFantazio akan sangat familiar untuk kalian yang sudah memainkan seri game Persona. Time management kembali menjadi hal penting untuk menentukan bagaimana kalian melewati hari. Ada dungeon yang perlu diselesaikan dalam 10 hari lagi, apakah kalian ingin menyelesaikan dungeon tersebut? Atau malah menyelesaikan side quest lain dengan deadline yang lebih mepet? Tapi kalian juga perlu melatih kefasihan berbicara kalian, apa malah seharusnya kalian kampanye di podium?
Banyak hal yang bisa kalian lakukan dengan berbagai output yang jelas esensial untuk permainan. Selayaknya Persona, hanya satu aktivitas yang kalian lakukan dari segudang aktivitas untuk menghabiskan hari. Jadi perlu sangat bijak untuk bagaimana kalian menghabiskan waktu dan di mana kalian ingin levelling karakter serta melanjutkan cerita.
Dan ada banyak hal yang bisa dilakukan. Selain menjelajahi dan berbicara dengan orang-orang, jelas ada banyak sesi pertarungan yang akan kalian lewati.
Sistem Pertarungan dan Archetypes yang Unik
Sesi battle di game ini terbagi menjadi dua bagian. Kalian bisa melakukan battle biasa, combat real time dengan gaya combat dan control yang sangat sederhana: menyerang, lari, dan dodging. Atau kemudian melanjutkannya menjadi pertarungan turn based dengan sistem Press Turn yang eksis untuk seri game Shin Megami Tensei. Jadi secara permainan tidak semuanya mengadaptasi Persona. Tidak ada All Out Attack atau One More seperti Persona ketika kalian bisa menyerang weakness musuh.
Sistem turn based yang dihadirkan juga masih merupakan sistem yang umum untuk setiap game turn based. Menyerang, bertahan, pakai item.
Bahkan disini kalian bisa mengatur formasi front line dan back line tergantung role party yang kalian gunakan. Para tanker jelas bisa kalian taruh di lini depan dan mereka yang mengambil role support atau pengguna serangan jarak jauh dapat mengambil lini belakang.
Tetapi, hal seksi dari semua ini adalah Archetypes. Setiap karakter party kalian memiliki akses untuk memanfaatkan kekuatan kuno para pahlawan legendaris untuk digunakan dalam pertempuran. Archetypes ini bekerja selayaknya job class di game RPG umumnya.
Ada Mage yang superior dalam urusan skill magic, Warrior untuk urusan skill physical slash dengan pedang, hingga Thief yang berfokus pada skill mencuri mulai dari item hingga HP dan MP musuh.
Selain itu kalian juga bisa melakukan serangan Synergy atau serangan gabungan bila kalian memenuhi kondisi untuk membawa Archetypes yang sinkron dengan Archetype anggota party lainnya.
Dengan bayaran yang cukup mahal seperti penggunaan MP dari kedua karakter party yang bersinergi, namun output serang yang dihadirkan jelas sepadan dengan harga yang harus dibayar.
Game ini sangat mendorong kalian untuk bereksperimen dan mengombinasikan strategi. Setiap musuh memiliki kelemahan dan kekuatan elemen yang berbeda, dan mereka juga dapat bereaksi berbeda terhadap Archetypes tertentu, jadi sangat penting untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum pertempuran.
Desain Archetypes disini semuanya terlihat keren banget. Terasa semuanya sangat distinctive dengan Archetypes lainnya. Selalu ada rasa penasaran setiap kita berhasil membuka Archetypes baru hasil dari melakukan bonding dengan rekan rekan kita. Mengulik skillnya hingga menemukan sinergi baru dengan Archetypes lama dengan Archetypes yang baru kita unlock
Perubahan Archetypes yang digunakan juga mempengaruhi equipment yang kalian gunakan. Jika kalian menggunakan Mage kalian jelas akan menggunakan tongkat sihir untuk pertarungan dan ketika menggunakan Gunner kalian akan menggunakan crossbow sebagai senjata kalian.
Setiap sesi battle juga terasa sangat menyenangkan. Game ini berhasil menangkap ketegangan ketika berada dalam pertarungan penting atau melawan boss boss besar. Beberap monster juga memiliki desain yang sangat aneh tapi dalam konotasi yang sangat positif. Aneh tapi mengagumkan.
Dan jika kita bicara soal artstyle menyinggung desain monster dan musuh yang ada. Metaphor ReFantazio ini betul betul menghadirkan visual yang top notch.
Game ini menjadi sekali lagi bukti bahwa art direction haruslah diatas segala-galanya ketimbang mengejar aspek realistis dengan grafik dan fidelity serta detail yang tajam namun namun tanp identitas sama sekali.
Visual dan Art Direction yang Memukau
Jika kita berangkat dari Persona 5 untuk urusan artstyle dan art direction, Metaphor ReFantazio kembali melahirkan kemewahan yang kita temukan dulu di Persona 5, namun kini lebih aneh, lebih rame, lebih heboh, tapi tetap indah dipandang mata
Urusan UI dan HUD dari Persona 5 yang selalu dipuja-puja seakan menjadi standar ATLUS untuk selalu menghadirkan tampilan UI semewah itu untuk game-game mereka berikutnya. Dan setelah sukses dengan remake di Persona 3 Reload, Metaphor ReFantazio juga berhasil meng-capture kerumitan dan keindahan UI dari game ciptaan ATLUS.
Visual dan UI yang Bagus, Tapi Terkesan Terlalu Heboh
Walau semua keindahan tersebut, harus diakui ada beberapa flaws juga. Kehebohan tampilan UI ini seringkali terasa memusingkan juga kalua dilihat dari layer monitor besar, dimana dalam review ini gue main dan record di PC di monitor 4K. Ada beberapa kali juga gue menemukan screen tearing jadi ga semua nya indah ya.
Dan yah, masing banyak hal lagi yang terjadi di game ini. Banyak hal yang perlu dilakukan dan mengambil banyak waktu lainnya. Sesi sesi mengatur Archetypes dan equipment yang sesuai untuk party member kalian juga menjadi tantangan tersendiri.
Terlebih dengan seringkali kondisi menuntut kita mengganti ganti Archetypes yang sesuai untuk musuh-musuh yang variatif bentuk kelemahannya. Mengganti Archetypes berarti mengganti equipment party lagi.
Belum lagi kalau perlu membawa dua Archetypes yang sama kalian bakal rebutan kebutuhan equipment yang sama. Dan yah ketika party kalian semakin besar, kalian juga akan diributkan lagi dengan urusan siapa yang akan kalian pakai dan tidak.\
Royal Virtues dan Popularitas dalam Pemilihan Raja
Hal lain juga yang perlu disimak, urusan popularitas dan Royal Virtues, dimana Royal Virtues yah tl;dr adalah Social Stat kalau dari seri-seri game Persona.
Royal Virtues ini mencakup aspek aspek yang kalian butuhkan dalam berjibaku dalam kontestasi pemilu ini ya. Ada Courage atau Keberaninan, Wisdom atau Kebijaksanaan, Tolerance atau Rasa Toleransi, Eloquence atau Kefasihan dalam berbicara, dan Imagination.
Kelima aspektersebut perlu ditingkatkan dan dapat ditingkatkan melalui segudang aktivitas yang eksis dan bisa kalian lakukan setiap harinya.
Dan semua itu dilakukan dengan tujuan untuk mendulang suara untuk terpilihnya protagonist kita sebagai raja.
Jadi Royal Virtues dapat dinaikkan dengan kita membantu masyarakat, mendengarkan folklore hingga Sejarah dari ras mereka, hingga melakukan hal untuk meraih atensi orang-orang seperti meloncat dari tebing misalkan.
Melalui segudang aktivitas dan misi untuk menaikkna Royal Virtues tersebut kalian dapat menyaksikan sendiri bagaimana rasanya perubahan yang terjadi kepada sikap masyarakat terhadap protagonist.
Dia yang merupakan ras terkucilkan secara perlahan membangun reputasi dirinya untuk diterima oleh masyarakat dan tidak dilihat berbeda hanya karena perbedaan ras.
Final Verdict: Game of the Year Contender 2024
So, for the final verdict, terserah mau bilang gue bias karena memang gue main Persona atau gimana. Ini bener-bener masterpiece. Game yang bagus banget. Semuanya teras well build, compact, dan padet dijadikan dalam satu game utuh yang bisa langsung kalian mainkan.
Gue meyakini betul kalau banyak yang bilang bahwa ini adalah hasil dari semua research dan portofolio dari semua game ATLUS yang pernah ada untuk melahirkan game ini, Metaphor ReFantazio.
Di satu sesi interview dengan developer juga mereka mengatakan bahwa pengen membuat pemain merasakan betul-betul berada dalam petualangan melalui perjalanan di game ini, dan gue katakan mereka sangat berhasil menepati statement mereka itu.
Gue belum punya GOTY contender untuk tahun 2024 ini, tapi sekarang dengan sangat percaya diri gue katakan, bukan marketing bs. Metaphor ReFantazio adalah GOTY contender untuk tahun 2024.
Jadi go and play it. Kalian bisa mengekspetasikan pengalaman seluar biasa yang kalian jalani ketika main Persona 5 dulu. Ini adalah salah satu game yang gaboleh kalian lewatkan di 2024 ini.
Harus banget main, terlebih buat yang demen JRPG, terlebih buat yang memang main game game ATLUS, Persona, SMT, Devil Survivor, dan sangat terlebih lagi buat lo yang rindu setting dunia fantasi klasik buatan Square Enix dari seri seri Final Fantasy atau Dragon Quest lawas.
Dan sekian review gue dari game bagus banget ini, Metaphor ReFantazio. I’ll se you guys on another review kalau ga game Jepang, game SEGA, ya game ATLUS. OK, bye bye guys
Ikuti kabar-kabar terbaru dari The Lazy Monday melalui:
Youtube | Instagram | X | Tiktok