Rabu (13/11) — Romancing SaGa 2 Revenge of the Seven kembali lagi lewat versi Remake dan menghadirkan berbagai peningkatan untuk gim JRPG klasik satu ini. Simak ulasan selengkapnya di bawah!
Diulas oleh Teo Ariesda
Untuk versi PS 5
Pertahankan Berbagai Mekanik dan Fitur untuk Berikan Kesan Nostalgia
Remake dari versi originalnya yang rilis tahun 1992 dulu di Super Famicom. Aku sempet nonton gameplay dari versi originalnya dan merasa kalo versi remake ini masih mempertahankan sebagian besar mekanik dan fitur.
Jadi, mungkin kalian bakal ngerasa nostalgia banget buat yang udah memainkan versi original, atau kalo semisal belum sempet main tapi sempat memainkan dan ngefans JRPG klasik, bakal ngerasa kalo gim ini tuh punya feel JRPG klasik yang kental.
Cerita yang Lebih Menitikberatkan Peran Antagonis Ketimbang Protagonis
Buat premisnya sendiri, Romancing SaGa 2 Revenge of the Seven menceritakan tentang Seven Heroes yang berubah menjadi antagonis utama dari gim ini dan meneror warga bersama para monster. Untuk melawan kekuatan mereka, Emperor Leon diajarkan sebuah magic yang memungkinkan dirinya mewariskan kekuatan yang dimilikinya ke keturunan atau Emperor selanjutnya, mulai dari putranya yang bernama Gerard. Mekanik yang menarik buat sebuah gim yang rilis di konsol klasik Super Famicom.
Secara storytelling, Romancing SaGa 2 Revenge of the Seven membawa konsep yang mirip sama gim The Legend of Zelda Tears of the Kingdom. Asal muasal The Seven Heroes ini bakal diceritakan lewat Memory of the Seven Heroes yang bisa ditemukan di berbagai dungeon. Aku sangat menyarankan buat menemukan semuanya karena latar belakang tiap karakter dan pengembangan ceritanya sangat menarik buat diikuti.
Tidak cuma Main Story-nya aja, di sini kalian juga wajib menyelesaikan berbagai side quest karena selain membuka berbagai macam karakter, bakal tersedia berbagai skenario unik yang sayang banget buat dilewatkan. Khususnya karena side quest ini bakal membuka berbagai macam Class yang bisa kalian rekrut di setiap cycle. Elemen Role-Play di sini juga dikasih lewat pilihan dialog yang mempengaruhi jalannya cerita atau karakter yang kalian rekrut. Terdapat beberapa missable semisal kalian ga memilih pilihan yang pas. Jadi, secara ga langsung juga ngasih replayability yang lumayan karena untuk class-class tertentu ada yang bertabrakan dengan class lainnya saat perekrutannya. Atau semisal kalian pengen tau apa yang terjadi semisal mengambil pilihan lainnya.
Hadir dengan Sistem Inheritance yang Unik, Tapi Logikanya Perlu Dipertanyakan
Sistem inheritance ini adalah mekanik yang bikin Romancing SaGa 2 Revenge of the Seven unik kalo dibandingkan gim-gim JRPG dulu dan juga sekarang. Setiap menyelesaikan Main Quest tertentu, akan terjadi sebuah time skip dan kalian bakal “dipaksa” untuk memilih keturunan baru dengan class yang baru pula. Setiap level skills yang udah ditempa di karakter sebelumnya bakal diturunkan ke karakter keturunan selanjutnya. Ini ga cuma terjadi buat karakter utama aja, tapi juga anggota party kalian. Meskipun kalian masih bisa memilih class yang sama supaya ga harus grinding lagi.
Walaupun unik, menurutku fitur inheritance ini juga bikin ga ada kedekatan khusus sama karakter-karakter yang kita mainkan. Di sini kita terkesan cuma jadi NPC aja dan Seven Heroes, meskipun mereka main villain, malah terasa aura MC-nya karena lebih banyak dibahas kisahnya daripada karakter-karakter kita. Karakter-karakter yang kita rekrut pun pada akhirnya akan menghilang saat memasuki cycle baru dan diganti karakter baru yang cuma beda palet warna doang. Sistem inheritance yang agak kentang karena pada akhirnya kalo milih class yang sama lagi untuk retinue kalian, stats mereka sebelumnya juga akan diturunkan ke class itu lagi buat next cycle.
Fitur ini juga terasa ga make senses karena tiap cycle ga ada perubahan yang berarti di sekeliling. Karakter-karakter NPC-nya pun masih ada di situ dan ga bertambah umur. Jadi kurang imersif dan ga perlu ada narasi nambah waktu ratusan tahun buat ke next Emperor/Empress. Memang sebagai core loop konsepnya unik, tapi by logic emang terasa terlalu aneh dan kurang impactful. Meskipun ditawarkan berbagai class baru, aku lebih sering pakai class lama karena udah nyaman banget sama build-nya dan ga harus grinding lagi buat menyesuaikan sama karakter baru.