Jakarta, 4 Februari — Kali ini kami diberi kesempatan oleh Warhorse Studios dan PLAION untuk mengulas gim terbaru mereka yang berjudul Kingdom Come Deliverance 2!
Rilis juga nih akhirnya! Eh, rilisapa belum ya? Ini review-nya udah keluar, atau beberapa hari ke depan baru release? Gua lupa. Tapi ini adalah Kingdom Come Deliverance 2 yang melanjutkan dari KCD pertama. Udah lewat 7 tahun, ya. Gila banget, cuk!
Selama 7 tahun mereka bener-bener memoles game ini jadi berkelas banget. Gua bener-bener nggak nyangka game ini sebagus ini. Ekspektasi gua awalnya bakal mirip sama yang pertama, tapi ternyata ini another level banget perkembangan kualitasnya.
Di sini kalian bareng gua, Soni, yang tentunya bakal review game ini. Banyak dari kalian yang nanya kenapa gua nggak masukin game ini ke daftar game yang ditunggu di 2025. Kenyataannya, gua kalau ngomongin game ini takut keceplosan, karena gua kebiasaan nyeplosin atau ngelanggar NDA, ya. Tapi ini adalah simulasi tahun 1403 yang bener-bener asik dan akurat. Kita naik kuda, kita mabok, kita pesta, kita bunuh orang, mabok lagi, naik kuda, jalan-jalan sambil mabok, kita judi, bantu orang, dan diulang lagi.
Oke, jadi Kingdom Come Deliverance 2 ini sebenernya udah sempet di-delay, ya. Bahkan waktu online preview aja gua sempet di-delay untuk bisa ngobrol sama tim devs-nya secara dadakan waktu itu. Tapi sekarang udah beneran gold release.
Nah, penasaran sama ulasannya kan pasti? Langsung aja baca selengkapnya di bawah!
Diulas oleh Soni Ardiyanto
Untuk versi PC
Kingdom Come Deliverance 2 Berhasil Lampaui Ekspektasi
Kingdom Come Deliverance 2 ini bener-bener melebihi ekspektasi gua terhadap suatu game RPG Barat. Ini bener-bener modern RPG banget yang memaksimalkan definisi Role Playing itu sendiri. Sabar aja, nanti bakal gua jelasin secara mendetail apa aja yang membuat game ini bener-bener kelas banget dalam genrenya, dan ngebuat banyak game RPG lain dari nama-nama besar terasa ketinggalan zaman atau outdated.
Disini gua me-review menggunakan AMD 5800X3D dan Gigabyte Aorus RTX 4080 Super. Gua main di 4K dengan DLSS di Quality dan masih mendapatkan 100 fps ke atas. Gua juga turunin power limit supaya maksimal hanya 200 watt, tapi tetap bisa mendapatkan 90 fps, yang menurut gua udah sangat-sangat cukup untuk game yang memang cukup slow pace di combat-nya.
Kalian bisa lihat di kiri atas kalau performanya bener-bener baik. Untuk penggunaan VRAM di 4K, semuanya dialokasikan, tapi nggak ada penurunan performa dalam fps, 1% low, maupun frametime, yang tetap sangat stabil tanpa lonjakan.
Penggunaan CryEngine di game ini bener-bener baik banget. Yang cukup bikin gua kaget adalah subsurface scattering di muka-muka orang atau NPC yang bener-bener gila banget, bikin facial animation terlihat sangat bagus.
Tapi tentunya, karena ini CryEngine, ada beberapa limitasi. Walaupun dari segi histori masih akurat, karena di zaman ini perang nggak massive (kecuali perang Sigismund yang mencapai 20 ribu pasukan), mayoritas sejarah menunjukkan bahwa pertempuran lebih banyak berupa skirmish kecil. Hal ini ditampilkan dengan sangat baik menggunakan CryEngine dalam game ini.
Angkat Cerita yang Tidak Terlalu Jauh, Ramah untuk Pemain Awam
Sistem quest di game ini benar-benar unik dan bercabang ke berbagai arah, bikin kita bisa menghabiskan berjam-jam—bahkan 3-5 jam—untuk menyelesaikan satu quest, dan itu bukan main storyline! Mayoritas quest di sini bukan sekadar fetch quest di mana kita cuma pergi ke titik A, kumpulin lima barang, lalu balik lagi. Sebaliknya, quest-quest-nya punya banyak variasi dan cerita yang menarik, bikin kita ingin tahu lebih dalam tentang karakter yang terlibat.
Menurut gua, untuk game seperti ini, masa depan AI dengan LLM dalam NPC bakal sangat menjanjikan karena masuk akal dalam dunia game yang imersif. Dengan sistem yang lebih dinamis, AI bisa bikin NPC terasa lebih hidup. Beda banget kalau diterapkan di game seperti Starfield, yang dari awal memang terasa dangkal dan nggak punya kedalaman narasi yang mendukung AI NPC.
Salah satu hal keren dari game ini adalah bagaimana quest bisa saling tumpang tindih. Kadang, main quest bisa keduluan oleh side quest, atau satu quest bisa terpengaruh oleh quest lain, sehingga tiba-tiba kita bisa langsung ngasih kabar ke NPC bahwa sesuatu sudah terjadi tanpa harus menjalankan langkah-langkah tertentu dulu. Ini bikin game terasa punya kontinuitas yang kuat dan dunia yang benar-benar hidup, di mana setiap tindakan kita memengaruhi keseluruhan cerita, bukan hanya satu instansi atau event tertentu.
Desain seperti ini adalah contoh quest system modern, di mana nggak ada forced choice—setiap keputusan yang kita ambil benar-benar berdampak dan nggak cuma berujung ke satu hasil yang sama. Selain itu, game ini juga memberi kita kebebasan untuk menikmati dunia dan bersantai dengan berbagai aktivitas sampingan, menambah kedalaman pengalaman bermain.
Beragam Aktivitas Sampingan yang Variatif
Gua merasa aktivitas di game ini cukup variatif, meskipun bukan jadi fokus utama. Ada permainan dice dan berburu, yang sebenarnya nggak wajib kita lakukan. Selain itu, ada juga blacksmithing dan alchemy, yang menurut gua jauh lebih penting dan berguna dalam gameplay.
Mayoritas aktivitas ini berkaitan dengan ekonomi dalam game. Tentunya, sebagai Soni, gua paling suka main dice—karena ya, JUDIIII! Hahaha. Tapi kegiatan lainnya juga punya keseimbangan yang baik dalam memberikan penghasilan yang sesuai. Dengan memiliki skill set yang tepat, barang-barang yang kita ciptakan bakal punya kualitas lebih tinggi dan otomatis dijual dengan harga lebih mahal. Sama seperti sistem reputasi, kita juga bisa mendapatkan harga jual yang lebih baik tergantung hubungan kita dengan pedagang di suatu wilayah.
Beberapa barang yang kita buat bahkan nggak bisa dibeli di tempat lain dengan level yang sama, jadi ada keuntungan tersendiri kalau kita memilih untuk crafting atau blacksmithing sendiri. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan di luar quest, dan game ini memang dirancang dengan baik untuk itu.
Main story atau main mission justru jadi hal terakhir yang bakal kita kejar, karena developernya benar-benar paham dengan perilaku para pecinta genre RPG. Gua jamin, 90% dari kita yang main game RPG nggak akan langsung fokus ke main mission dari awal. Pasti kita bakal eksplorasi dulu, muter-muter, dan bersenang-senang sesuai dengan pacing yang kita mau, kan? Ini yang gua rasa hilang dari studio-studio besar dengan sejarah panjang. Seakan mereka lupa dengan para pecinta genre ini—lupa bagaimana memberikan rasa peduli terhadap pengalaman pemain. Tapi Kingdom Come Deliverance 2 berhasil menyampaikan itu dengan sangat-sangat baik.
Ini Baru Game WESTERN RPG!
Game ini bener-bener mudah banget buat jadi salah satu RPG modern favorit gua sejauh ini. Sekarang, ada tiga game RPG yang jadi favorit gua: Cyberpunk, Stalker 2, dan Kingdom Come Deliverance 2. Ketiganya punya keunikan masing-masing dan berhasil menjadi penerus RPG modern yang lebih inovatif dibanding game-game dari studio besar yang gua sebut tadi.
Gua yakin, kalau kalian suka Skyrim, kalian bakal suka banget dengan sistem yang ada di KCD2. Atmosfer dunianya benar-benar terasa hidup, ditambah dengan voice acting yang luar biasa bagus dan mendukung imersi dalam game ini.
Warhorse sekali lagi berhasil merilis game yang fresh, tetap akurat secara sejarah, dan mengingatkan gua pada bagaimana Ubisoft dulu sangat menjaga keakuratan sejarah di Assassin’s Creed. Awalnya gua nggak punya ekspektasi tinggi terhadap game ini, dan mungkin itu justru lebih baik—karena jadinya gua benar-benar kaget dengan kualitasnya yang luar biasa dan betapa polished gamenya saat rilis.
Kalau kalian pernah bertanya, “Seperti apa sih Skyrim kalau didesain dengan kemajuan teknologi saat ini?”—jawabannya ya game seperti ini. Warhorse Studios membuktikan bahwa teknologi bukan sekadar alat untuk membuat grafis yang lebih bagus, tapi juga bisa digunakan untuk mengevolusi dan merancang mekanik yang lebih ekspansif serta mendalam.
Game ini adalah statement, sekaligus penguburan untuk IP-IP RPG dari studio besar lama. Begitu kalian main KCD2, kalian bakal sadar betapa tertinggalnya developer-developer ternama yang masih bergantung pada sejarah dan nama besar mereka. Dari sekarang, gua udah bisa pastikan kalau game ini bakal masuk top 10 gua tahun ini—bahkan mungkin top 3!
Untuk ulasan versi video silakan tonton selengkapnya di bawah:
Gimana pendapat kalian tentang gim ini, guys?
Ikuti kabar-kabar terbaru dari The Lazy Monday melalui:
Youtube | Instagram | X | Tiktok