pengantin iblis

Jakarta, 29 Januari — Pada hari Rabu (22/1) kemarin, kami diundang oleh Storytale Studio untuk menonton film Pengantin Iblis terlebih dahulu. Penasaran gimana filmnya? Baca ulasan selengkapnya di bawah!


Diulas oleh Teo Eris Ariesda

Oh ya, sebelum masuk ke ulasannya, disclaimer dulu bahwa ulasan ini mengandung SPOILER. Jadi, bagi teman-teman yang ingin menonton filmnya, sebaiknya tidak melanjutkan membaca ulasan di bawah.

Pengantin Iblis Angkat Konflik Rumah Tangga dengan Belokan yang Terlalu Tajam

pengantin iblis

Adegan pembuka dalam Pengantin Iblis kita langsung diperkenalkan dengan masalah internal keluarga, yaitu ketidaksukaan terhadap menantu dan ipar dalam satu keluarga besar.

Karakter utama dalam film ini bernama Ranti (Taskya Namya), istri dari Bowo (Wafda Saifan), seorang penjual ayam potong dan ungkep di pasar, bersama kedua iparnya, yaitu Siti (Givina Lukita Dewi) yang sedang hamil besar, dan Gita (Arla Aliani). Ranti memiliki anak berusia sekitar siswa Sekolah Dasar, yaitu Nina (Shaqueena Medina Lukman), lalu masih ada pula Bayu (Bukie B. Mansyur), suaminya Siti yang tidak bekerja dan gemar berjudi sabung ayam. Semua karakter ini tinggal dalam satu rumah yang sama dengan Ibu Dian (Ratna Riantiarno), orang tua dari Bowo, Bayu, dan Gita.

Konflik yang terjadi dalam rumah tangga tersebut berfokus pada Ranti yang selalu salah di mata mertuanya karena dirasa bekerja terlalu keras hingga dianggap menyepelekan anaknya. Padahal ia bekerja keras juga buat keluarganya juga, karena Bayu cuma bisa berjudi dan tidur-tiduran saja. Sedangkan Bowo juga tidak pernah membela Ranti karena lawan bicaranya adalah Ibunya sendiri, dan jgua seringkali meninggalkan rumah karena harus berlayar untuk mendapatkan uang.

Sebenarnya kalau saya tahu ini bukan film horor, saya bakal beranggapan bahwa ini adalah film drama biasa yang mengangkat cerita masalah rumah tangga antara mertua dan menantu, serta iparnya. Setidaknya sampai ada force majeur yang membuat ceritanya berubah 180 derajat.

Tiba-tiba kita dikejutkan bahwa Nina kecelakaan setelah Gita sedikit terlambat menjemputnya. Tidak diperlihatkan bagaimana kecelakaannya, singkat cerita Nina harus dioperasi supaya tidak kehilangan kakinya. Nah, keadaan menukik tajam setelah mengetahui bahwa biaya operasinya ternyata mencapai Rp 460 jutaan. Sebuah angka yang fantastis untuk keluarga menengah ke bawah ini.

Jujur, saya pribadi sangat jarang memperhatikan film-film horor buatan Indonesia. Jadi, mungkin saja premis cerita dengan belokan tajam seperti ini memang lazim dibawakan oleh film-film tersebut.

Keadaan ini membuat Ranti pusing tujuh keliling karena uang itu terlampau besar buat keluarganya. Tidak ada solusi konkrit yang bisa diberikan oleh keluarganya, bahkan solusi jual rumah pun sepertinya juga tidak masuk akal karena nilai rumahnya seharusnya tidak sebesar itu. Lebih tidak masuk akal lagi ketika sang Ibu menyarankan untuk menunggu Bowo, anak sulungnya, pulang ke rumah karena dia pasti juga tidak punya uang dan rumah sakit tidak sesabar itu untuk menunggu kepastian.

pengantin iblis

Ranti pun teringat akan pertemuannya dengan Ibu Utari (Elly Lutan) di rumah sakit yang kabarnya bisa menyelesaikan masalahnya. Karena sudah depresi, akhirnya Ranti sowan ke rumah ibu tersebut dan melakukan ritual Pengantin Iblis. Memang pada akhirnya Nina kembali sehat secara magis, tapi namanya juga kontrak dengan iblis, pasti ada juga balanya dan konflik-konflik rumah tangga yang saya jelaskan sebelumnya adalah pemicunya.

Sepertinya untuk premis saya sudah terlalu jauh menceritakan filmnya. Jadi, untuk selengkapnya silakan tonton di bioskop kesayangan kalian.

Oh ya, di sini ada referensi dari gim DreadOut dari Digital Happiness juga, lho! Ada yang bisa menebak kira-kira apa referensinya?

Lebih Cocok Menjadi Film Komedi

Saya pribadi merasa, selain belokan tajam yang sudah saya singgung di atas, banyak adegan yang terasa terlewati dan menimbulkan pertanyaan kenapa pembuat filmnya memutuskan buat tidak memasukkan adegan tertentu.

pengantin iblis

Salah satunya adalah tidak diperlihatkan proses syarat dan ketentuan saat bertemu dengan nenek dukun yang menjodohkan Ranti dengan iblis untuk menyelamatkan Nina. Adegan ini langsung memperlihatkan Ranti langsung setuju dengan prosesnya. Walaupun pada akhirnya ia bakal tetap lanjut demi kesehatan anaknya, tapi setidaknya bisa ditambahkan adegan penjelasan untuk memperlihatkan sedikit keraguan dari mimik wajah si Ranti. Kemalangan yang terjadi di akhir film malah terkesan jadi orang yang tidak membaca Terms and Condition atau End User License Agreement (EULA).

Ada pula beberapa detail yang tidak ditunjukkan sebagai sebuah keanehan. Misalnya ayam jantan untuk judi sabung ayam yang selalu hilang karena dipakai ritual, hanya sekali diperlihatkan bahwa Bayu mencari-cari ayam tersebut. Padahal seharusnya setiap ayamnya hilang bisa jadi highlight kalau ada yang tidak beres, sekaligus menambah ketegangan di antara Bayu dan Ranti agar konflik semakin memanas. Tapi pada akhirnya tetap jadi angin dan tidak dibahas lebih lanjut sampai akhir.

pengantin iblis

Hal aneh selanjutnya adalah dipanggilnya Pak Haji, seorang pedagang di pasar yang berlangganan ayam milik Ranti, sebagai sebuah solusi untuk memperbaiki keadaan Ranti. Padahal di sepanjang film kita tidak diperlihatkan bahwa dia memiliki kemampuan untuk melakukan hal itu. Jadi solusi yang ditawarkan terkesan remeh saja gitu. Terlebih saat dia gagal, tiba-tiba adegan dipotong dan memperlihatkan Pak Haji ini langsung pamit begitu saja. Sontak saya dan semua penonton langsung ketawa ngakak gara-gara adegan tersebut. Entah ini memang menjadi unsur komedik atau bisa saja memang karena ketiadaan pemuka agama juga, tapi menurut saya ini benar-benar sebuah adegan yang menghibur meskipun sepertinya tidak diarahkan ke situ.

Pokoknya, bakal lebih banyak kejadian yang bikin kalian tertawa (dan juga kesal) ketimbang takut waktu menonton film ini.

Aksi Teatrikal Taskya Namya yang Patut Diacungi Jempol

Oke, dari sekian banyak hal-hal aneh yang dihadirkan oleh Pengantin Iblis, setidaknya ada satu nilai positif yang menarik untuk diangkat, yaitu aksi teatrikal Ranti saat kesurupan iblis.

pengantin iblis

Meskipun sebelumnya saya singgung bahwa film ini lebih cocok jadi film komedi, nampaknya kesan seram yang dihadirkan lewat akting Taskya Namya berhasil membuat saya bergidik ngeri dan jijik ketika ia dirasuki iblis. Terlebih saat ia mulai mengganggu dan membantai orang-orang di dalam rumah dengan cara yang sadis. Sepertinya kalau saya bertemu dia di jalan bakal tetap ngibrit saking seramnya karakter yang dimainkannya.

Peralihan dari Ranti ke sosok iblis yang bersemayam di dalamnya juga menjadi transisi menarik, karena kita ditunjukkan sisi Ranti yang halus dan masih berasa bersalah, lalu bisa menjadi penuh emosi dan absurd di saat bersamaan saat dirasuki. Sepertinya ia harus diberi kesempatan untuk berperan dalam film besar lain supaya makin bersinar.

Elemen Gore yang Lumayan Bikin Ngilu

pengantin iblis

Saya malah lupa menambahkan pembahasan elemen ini di film Pengantin Iblis hahaha.

Ya, dalam film ini juga dihadirkan elemen gore di saat pembantaian keluarga berlangsung. Saya pribadi cukup kaget karena tidak mencari informasi apapun tentang film ini sebelumnya.

Aksi pembunuhan yang dilakukan Ranti, atau lebih tepatnya iblis yang merasukinya, memang lumayan gila dan membuat saya bergidik ngeri dan ngilu, khususnya apa yang terjadi pada karakter Bayu yang sebenarnya sudah ditampilkan sedikit dalam trailer.

Mungkin ini adalah salah satu elemen penyegar yang jadi ajang penunjukkan puncak kekesalan kita terhadap karakter-karakter yang ada di film ini. Sedikit banyak ada rasa puas yang muncul ketika karakter-karakternya menemui ajalnya.

Oke, itu agak terasa seperti psikopat, tapi kurang lebih itu yang saya rasakan saat menonton film ini.

Masalah Patriarki dan Takut Jadi Omongan Sana-sini

Selain karakter Ranti, sepertinya kita juga harus sedikit mengulik bahwa sebenarnya konflik rumah tangga yang terjadi dalam keluarga tersebut, terlepas masalah iblis-iblisan, masih terjadi hingga saat ini.

pengantin iblis

Patriarki masih dijunjung tinggi dalam Pengantin Iblis, misalnya sang Ibu yang selalu menunggu keputusan Bowo selaku kepala keluarga meskipun jarang sekali di rumah, lalu Bayu dengan karakter suami malas-malasan dan gemar berjudi, tapi selalu vokal dalam keluarga. Kedua karakter ini selalu menjadi poros utama dalam film, meskipun sebenarnya penopang utama keluarga tersebut saat Bowo tidak ada adalah si Ranti. Tidak dijelaskan secara pasti kenapa sang Ibu lebih memperhatikan Siti sebagai menantu selain karena dia sedang hamil tua.

pengantin iblis

Ketakutan aib yang tersebar sering digaungkan di sini melalui karakter sang Ibu. Ini adalah cerminan dari masyarakat sekarang yang cenderung menutupnya rapat-rapat daripada jadi omongan tetangga. Sepertinya ini masih terjadi di lingkungan padat penduduk yang jiwa bergosipnya masih tinggi sih. Jadi, aku pribadi suka dengan detail ini, meskipun disampaikan secara tidak menyenangkan.

Secara keseluruhan, film ini memang bukan film yang bagus. Tapi setidaknya memiliki elemen-elemen yang bisa diperbincangkan dan berbagai adegan komedi yang tidak diduga-duga walaupun dilabeli sebagai film horor.

Pengantin Iblis bisa disaksikan di bioskop kesayangan kalian mulai hari ini tanggal 29 Januari 2025.

Gimana pendapat kalian tentang film ini, guys?


Ikuti kabar-kabar terbaru dari The Lazy Monday melalui:
Youtube Instagram X | Tiktok