Ai WeiWei adalah seorang seniman kontemporer dari negeri Tiongkok yang aktif membuat karya-karya patung, instalasi, desain arsitektur, fotografi, kurasi seni, dan film. Ai WeiWei telah banyak menciptakan karya seni yang monumental. Kolaborasi dengan sejumlah seniman lokal maupun luar negeri kerap dilakukan pria berjenggot yang memiliki badan gemuk ini.
Pada 2008 ia pernah berkolaborasi dengan Arsitek asal Swiss, Herzog dan De Meuron sebagai konsultan artistik pada pembangunan Stadion Nasional Beijing yang digunakan untuk penyelenggaraan olimpiade. Aktivitas pria kelahiran 18 Mei 1957 ini tidak saja aktif menciptakan karya seni, tetapi juga sering terlibat dalam aksi politik dan budaya yang mengkritik Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok secara kritis dan terbuka tentang demokrasi dan hak asasi manusia (HAM). Akibat aksinya yang terhitung berani menentang pemerintah komunis Tiongkok ini, Ai Weiwei ditangkap polisi Tiongkok pada April dan mendekam selama 81 hari di dalam penjara tanpa adanya tuduhan resmi.
Ai yang merupakan putera dari seorang penyair Tionghoa Ai Qing ini kemudian dibebaskan dengan jaminan setelah masyarakat internasional mengecam penangkapannya. Namun, belakangan, Ai Weiwei kembali ditangkap karena tuduhan “kejahatan ekonomi” berupa penggelapan pajak, tetapi banyak pengamat mengatakan hukuman itu diberikan karena ia terlalu vokal terhadap pemerintah. “Tuduhan ini lebih bermotif politik, di dalam tempat rahasia mereka menuduh saya melakukan subversi atas kekuatan negara,” ujarnya pekan lalu seperti dikutip dari harian surat kabar Tiongkok South China Morning Post.
Pada Oktober lalu, sebuah majalah seni Artreview menganugerahkan penghargaan kepada Ai Weiwei sebagai seorang seniman yang paling berpengaruh di dunia tahun ini. Aksinya yang peduli terhadap perlindungan HAM, demokrasi, dan penciptaan seni kontemporer yang memukau membuat ia menempati posisi teratas. Disusul Seniman Hans Ulrich Obrist dari Swiss dan Julia Peyton-Jones dari Inggris pada posisi kedua, Gleen D Lowry dari Amerika Serikat pada posisi ketiga, Larry Gagosian yang juga dari Amerika Serikat posisi keempat dan posisi kelima ditempati seniman Anton Vidokle dari Rusia, Julieta Aranda dari Meksiko serta Brian Kuan Wood dari AS.
Sejumlah karya seni Ai telah dipamerkan di sejumlah galeri di beberapa negara seperti Australia, Eropa, Amerika Utara dan Selatan. Untuk pameran tunggal karyanya pernah ditampilkan pada Pameran tunggal DKM Stiftung, Duisburg pada tahun 2010, Museum Kontemporer Craft, Portland, AS pada tahun 2010, Arcadia University Galeri, Glenside , Mori Art Museum, Tokyo, Jepang, Haus der Kunst, Munich, Three Shadows fotografi Art Center, Beijing, Yayasan Seni Kontemporer Sherman, Cambelltown Arts Center, Sydney dan Groninger Museum, Groningen.
Selain menggelar karya seni, Ai yang juga menerima penghargaan Honorary Doctorate Degree dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dari Universitas Gent di Belgia ini juga kerap memberikan kurasi terhadap sejumlah pameran seni. Bersama dengan seniman Belgia, Luc Tuymans ia juga pernah mengkurasi pameran lukis “The State of Things” yang digelar di Centre for Fine Arts di Brussels dan Museum Seni Nasional di Beijing.
Pada pameran tunggalnya yang bertajuk So..Sorry di Galeri Haus der Kunst di Munich, Jerman Ai Weiwei menunjukkan retrospektif terbesarnya sampai saat ini yang mengacu pada ribuan permintaan maaf yang dinyatakan oleh pemerintah, industri, dan perusahaan keuangan di seluruh dunia. Permintaan maaf tersebut merupakan upayanya untuk menebus tragedi dan kesalahan.
Meskipun disadari sebenarnya permintaan maaf tersebut tanpa memikul konsekuensi atau keinginan untuk mengakui dan memperbaiki kesalahan. Dalam pameran yang dimuat menjadi berita utama di beberapa media lokal dan lur negeri tersebut, Ai Weiwei menciptakan instalasi yang terbuat dari 9.000 ransel anak-anak yang membentuk kalimat, “Dia hidup bahagia selama tujuh tahun di dunia ini” dalam karakter Tionghoa.
Kalimat tersebut merupakan kutipan dari seorang Ibu yang mengaku anaknya telah menjadi korban dalam gempa bumi yang menimpa Kota Sichuan, Tiongkok pada 2008. “Ide untuk menciptakan karya instalasi dengan menggunakan tas ransel anak-anak ini datang setelah saya berkunjung ke Sichuan setelah gempa mengguncang kota itu pada Mei 2008. Saya melihat banyak sekolah runtuh, siswa-siswi kehilangan nyawa mereka dan Anda dapat melihat tas, buku bertebaran di mana-mana. Lalu, Anda menyadari kehidupan individu, media, dan kehidupan siswa melayani tujuan yang berbeda-beda. Kehidupan para sisi menghilang dalam propaganda negara dan segera semua orang akan melupakan segalanya,” ujar Ai.
Pada Oktober 2010, Ai Weiwei menciptakan sebuah karya yang monumental. Karya yang disambut dengan sangat antusias oleh para pengunjung ini adalah dengan menyebarkan 100 juta bibit biji bunga matahari di seluruh ruang pameran. Pameran yang diselenggarakan di Tate Modern Turbin Hall, London ini merupakan karya yang memberikan pengalaman dan merenungkan esensi dari komentarnya terhadap konsumsi massa, industri Tiongkok, kelaparan, dan kerja kolektif.