Oke memang tidak biasa muncul artikel seperti ini, tapi sejak artikel BTS kemarin gw cukup kecanduan untuk nulis hal yang gw sukain kayak ini. Kali ini adalah ulasan gw untuk mini album terbaru ‘Queendom’ milik Red Velvet yang berhasil meng-hook gw selama seminggu penuh dan 1 album full bukan hanya main track nya saja yang buat gw tertarik.
Disclaimer gw ini bukan orang yang memiliki pengetahuan musik hingga teori yang in-depth ulasan gw ini akan dipenuhi personal opinion dari gw orang yang mengikuti perkembangan industri ini aja.
Mini album ini gw akui sebagai album K-Pop terbaik yang pernah gw dengarkan, terserah kalian punya stan apa dan bias dengan grup apa tapi harus diakui mini album ‘Queendom’ ini adalah eksekusi terbaik SM Ent dan menjadikannya sebuah portofolio besar bagi mereka.
Namun memang perjalanan Red Velvet sendiri juga tidak kalah unik dan membuat gw mengikutinya dari awal hingga sekarang, Red Velvet sendiri dikenal dengan grup yang membawa 2 tema sekaligus yaitu ‘Red’ & ‘Velvet’.
Contoh saja dari lagu debut mereka ‘Happiness’, ‘Ice Cream Cake’, ‘Dumb dumb’, hingga ‘Umpah-Umpah’, tidak ada benang merah yang bisa kalian tarik disini karena lompatannya sangatlah dinamis antara kedua tema itu.
Terakhir kali gw bisa ke hook sama album K-Pop itu adalah ‘Made’ milik Bigbang yang di produseri oleh Teddy dan G-Dragon *CMIIW*. Eksekusi yang luar biasa matang mulai dari track pertamanya yang diisi dengan energik, track pertengahan yang memberikan emosi campur aduk dan di akhiri dengan track terakhir yang sangat santai dan mengayun.
Hal ini juga dapat kalian temukan di mini album ‘Queendom’ milik Red Velvet, Dibuka dengan track ‘Queendom’ yang terasa luar biasa energik dan mencerminkan karakter summer song banget. Track ini bisa dibilang reverse side dari lagu ‘Psycho’ yang memiliki lirik dan musik yang “frustating” dan membuat kita sebagai pendengarnya merasa adanya kehampaaan dalam lagu itu. Namun kembali lagi, sekarang emang lagi temanya ‘Red’ yang dimana biasanya itu diisi dengan lagu yang jauh lebih girly.
‘Queendom’ diisi dengan lirik yang sangat uplifting namun tidak membuat jantung berdebar karena dibeberapa bagian lagu ini ada ritardando yang bereaksi layaknya rem sekaligus pedal gas ke bagian verse selanjutnya lagu ini. Emosi dalam lagu ini sangatlah positif layaknya teman yang senantiasa bersama kalian selama perjalanan panjang.
Memberikan pesan ‘pede’ itu penting, dengan bagian lirik “We are Queens in the red castle Don’t need crown 타고났지 Dazzle”, “Kita adalah ratu di dalam kastil merah. Tidak perlu mahkota kita terlahir untuk mempesona.”, gw pribadi merasa sepotong lirik ini sudah menggambarkan sepenuhnya bagaimana lagu ini.
Lagu ini memiliki vibes yang terasa cool dan elegan dengan sentuhan piano yang samar namun powerfull di setiap pre-chorusnya membuat lagu ini tidak norak ketika mengantarkan kalian ke bagian chorus pertamanya, namun di chorus terakhir bisa dirasakan banyak sekali suara synth yang membuat lagu ini terasa semakin megah dan juga vokal Wendy yang sangat powerfull saat sedang overtune membuat lagu ini ditutup dengan rasa puas sesuai dengan liriknya yang mengingatkan kita akan adanya Climax.
Lagu ini dilanjutkan dengan lagu ‘Pose’ yang menjadi B-Side tracknya dan membawa vibes yang lebih up-tempo ketimbang ‘Queendom’ yang lebih condong ke arah refreshing. lalu ditengah kita bertemu dengan ‘Knock On Wood’ yang memiliki lirik yang terasa lebih puitis dan juga emosi yang lebih dalam dan terasa lebih personal.
Lagu ini bisa dibilang perjalanan cinta yang baru saja dimulai dimana kita dibawa dengan sudut pandang “menginginkan seseorang”. Dilagu ini terasa kental sekali genre electro punk di seluruh lagunya namun dengan beberapa bagian yang dibuat lebih “fairy tale” memberikan kesan isi lagu ini hanyalah sebuah isi pikiran saja.
Lanjut ada lagi track berjudul ‘Better Be’ yang memiliki rasa layaknya dengan ‘Knock On Wood’ namun dengan twist chorus yang cukup menarik dimana mereka melakukan shifting dari pembukaan yang dipenuhi dengan rap session namun mendadak menjadi sangat harmonious dan instrumentnya pun menjadi sangat simple sehingga vokal setiap individunya menjadi lebih saturated.
Pesan yang dibawa lagu ini juga sangat menarik, dimana akhirnya sudut pandang yang dibawa sudah berubah yang tadinya hanya “pandangan pertama” kepada seseorang namun sekarang adalah saatnya beraksi.
Lanjut ke ‘Pushin’ N Pullin’ yang menjadi track favorit gw, terasa sekali penurunan tensinya dengan dentingan jam sebagai pengiringnya yang membuat lagu ini layaknya perjalanan menuju penutupan sebuah konflik.
Hal ini bisa dicermati dibagian liriknya “그냥 좀 편해져 봐 Off your mind (hoo hoo) 마음을 다 주는 게 (get up, come on!)”, “(Buat dirimu nyaman, jangan dipikirkan berikan seluruh hatimu walaupun kutahu itu berat)” membuat lagu ini seperti menjadi jawaban dari lagu ‘Knock On Wood’ yang menggambarkan khayalan untuk mendapatkan seseorang saja namun disini hubungan mereka sudah ada titik terangnya namun masih “galau”.
Lagu ini memiliki vibes yang seksi dan juga uplifting di saat yang sama, namun ketika chorusnya masuk semua bagian rap nya didorong keluar dan diisi dengan harmonisasi dari vokal mereka layaknya ditengah paduan suara. Liriknya yang bertuliskan “Kissin’ and huggin’ 뭐가 더 필요해 밀고 당기지 말고”, “Ciuman dan pelukan, apa lagi yang kau perlukan? Berhenti menarik ulur.” menggambarkan kondisi kedua orang yang sedang ditengah kegalauan akan kelanjutan mereka, seperti lagu Armada “Mau Dibawa Kemana”.
Mini album ini ditutup dengan lagu ‘Hello, Sunset’ dimulai dengan suara synth yang benar-benar santai layaknya ditengah sunset pantai dan terasa seperti disepoi-sepoi oleh angin lalu dibuka dengan vokal tinggi khas oleh Joy, membuat sensasi lagu ini semakin calming dan masuk ke chorus yang diisi dengan harmoni khas Red Velvet yang sangatlah dreamy membuat lagu ini memiliki vibes yang santai sekali dan mendayu-dayu pantas memang disebut sebagai slow-tempo R&B Ballad.
Liriknya “다시 눈 마주친 순간 fall in love, 고마워 날 기다린 만큼” “Disaat mata kita bertemu lagi jatuh cinta, terima kasih telah menunggu ku.” menandakan konflik sebelumnya telah selesai dan semua perjalanan semasa musim panas ini tidak lah sia-sia dan berakhir baik.
Lirik simple tapi bermakna memenuhi lagu ini dan diakhiri juga dengan di fade out, yang membuat kesan kita meninggalkan mereka ditepi pantai namun dengan vokal yang masih terngiang di telinga seakan-akan semua ini berakhir baik dan hubungan mereka yang long-lasting.
Mini album ini disusun dengan sedemikian rupa membuat semua lagu yang berada didalamnya terasa penting dan juga terasa bermakna sehingga semua lagunya pun terasa seperti main track.
Mini album ini juga membawa cerita yang sangat simple namun perjalanannya yang membuatnya tidak mudah, mini album ini layak dinobatkan sebagai album terbaik di musim panas ini dengan campuran genre yang tidak jomplang jampling melainkan dijahit dengan sangat rapih dan juga dibawakan dengan flow yang sangat apik.
Distribusi vokal di album ini sangatlah balanced, penyesuaian karakter vokal di Red Velvet memang tidak perlu diragukan lagi, namun gw merasa penitik beratan emosi dari album ini berada pada Joy, Yeri, dan Wendy dimana ketiga itu memiliki karakter suara yang sangat mencolok ketika disesi harmoni.
Album ini secara overall membawa pesan yang cukup striking mengenai proses dalam sebuah perjalanan, namun dengan lagu-lagunya menggambarkan kondisi dan juga penyelesaiannya dengan detail dan manusiawi. Sehingga sekilas ketika kita mendengar lagunya terasa relateable dan membuat image anggota Red Velvet juga memiliki keresahan yang sama dengan kita penggemarnya.